#13. Last (2)

217 23 4
                                    

.
.
.
.

Bandara Narita

"Yeay!!! Akhirnyaaaaaaa.." seru Ino ketika sampai di bandara.

Semua orang memandangnya aneh sambil bisik-bisik. Tapi Ino mengendikan bahunya cuek,  siapa yang perduli?

"Ssst, jangan berisik."

Ino menoleh dan menatap tajam pada Nijimura. Yang di tatap bungkam dan mengalihkan pandangan.

Tatapan Nijimura terjatuh pada sepasang er ralat, tiga manusia yang berbeda warna rambut yang sedang duduk di bangku tunggu.
Nijimura mendorong troli yang berisi tas dan koper mereka. Ino mengikutinya di belakang.

"Kankuro-nii!" Teriak Ino sambil berlari menuju pria berpostur tinggi dan bersurai coklat.

Grebh

Kankuro tersenyum canggung pada Nijimura. Ia memeluk balik Ino yang mendekapnya erat.

"Jadi cuma Kankuro yang kau peluk?"

Ino tersadar, dengan cepat ia melepaskan Kankuro lalu memeluk Gaara.

"Aku baru tau  kalau kau tipe pencemburu." Ujar Ino sambil tersenyum mengejek.

Gaara mencubit hidung mancung Ino. Dari ketiga Sabaku bersaudara. Hanya Gaara yang tidak pandai mengekspresikan dirinya.

Temari memutar bola matanya sebal, rupanya  ia terlupakan.

Mereka memutuskan untuk pulang.

"Bagaimana dengan persiapan pestanya?" Tanya Ino yang masih bergelayut manja pada lengan Gaara.

"Hem? 80% sudah kami atasi.. tinggal kalian yang menanganinya." Jawab Gaara santai.

Ino mengangguk paham sebelum pandangannya teralih menatap Nijimura yang tengah sibuk dengan smartphone nya.

**

Tenten menghela nafasnya lega. Akhirnya ia sampai di Jepang setelah melewati beberapa jam berada di pesawat.

Sebenarnya ia sengaja datang lebih awal, Tenten ingin menghabiskan waktunya lebih lama di Jepang. Mengingat jadwalnya yang selalu padat. Dan tak bisa di ganggu gugat.

Ia melangkah menuju pintu keluar untuk mencari Taxi.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat pria bersurai kelabu yang tengah menatapnya datar.

Oh! Tenten mendadak lupa ingatan. Tenten lupa bahwa dirinya sudah mengabari tunangannya untuk menjemput di bandara.

Mayuzumi Chihiro, novelis terkenal yang kini menjadi tunangan Xiou Tenten.

Mayuzumi mendekat dan mengambil alih koper yang lumayan besar . Dahinya berkerut menatap heran pada koper tersebut. Kira-kira apa isinya? Begitulah yang ada di benak Mayuzumi.

Tenten menggaruk kepalanya yang tidak gatal setelah tau pandangan Mayuzumi pada kopernya.

"Aku akan sedikit lebih lama tinggal disini, jadi ya.. wajar kalau aku membawa koper yang lebih besar." Ujar Tenten menjelaskan tanpa perlu di minta.

Mayuzumi mengangguk samar kemudian ia memimpin jalan. Tak lupa ia menggandeng tangan calon istrinya.

"Apa kau sudah menunggu lama?"

"Tidak juga."

"Souka."

**

Sara lelah setelah bolak balik kamar ganti lebih dari lima kali.
Dan ternyata baju yang Sara coba tidak ada yang muat di badannya.

Love or NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang