7. Hati yang terluka

273 30 17
                                    

Warning!
Gaje, Ooc, typo, masih bertebaran! DLDR!

Happy reading minna-san!
.
.
.
.
.

Akashi menatap sinis kearah Ino dan Kuroko, ia tak sengaja melihat keduanya yang tampak akrab satu sama lain dan yang lebih mengejutkan lagi, mereka saling bergandengan tangan. Dalam hati Akashi bertanya-tanya, sebenarnya apa hubungan mereka berdua? Kenapa mereka terlihat begitu dekat.

Baru saja Akashi ingin beranjak dari tempatnya berdiri, Sara muncul dari arah belakangnya.

Akashi menatap datar Sara, ia sangat yakin bahwa sahabatnya juga melihat Ino dan Kuroko tadi. Ingin ia berucap sesuatu, namun entah kenapa lidahnya terasa kelu.

"Ayo kita pulang Sei-kun" ajak Sara pelan.

"Hm"

Akashi hanya menggumam, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana? Ini pertama kalinya Akashi tak bisa berbuat apapun.

"Sei-kun?" panggil Sara, yang dipanggil tersentak meski samar.

"Ya" hanya kata itu yang keluar dari bibirnya.

"Kau melihat nya kan?" tanya Sara lirih, awalnya Akashi bingung. Kemudian ia paham, lalu mengangguk membenarkan.

"Ya, memangnya kenapa?"

"Kenapa kau tak menghalangi mereka? Kenapa kau hanya diam? Apa kau tidak mencintai Ino?" tanya Sara beruntun. Matanya menatap tajam pada Akashi, ia tak perduli jika kini ia telah melanggar batas kesopanan yang selalu ia jaga.

Akashi termangu mendengar ungkapan Sara, 'apa kau tidak mencintai Ino?' kalimat tersebut terus terulang di kepalanya.

'Cinta?' Akashi terkekeh tiba-tiba, membuat Sara menoleh dan menatap Akashi bingung.

"Dari awal aku memang tidak mencintai nya, kami berstatus tunangan pun karena perjodohan. Selebihnya, tidak ada yang spesial dari hubungan kami, hanya sebatas bisnis tidak lebih" jawab Akashi mantap.

Sara mematung mendengar jawaban Akashi, tanpa sadar air matanya menetes. Sekarang ia tahu, ia paham apa yang dirasakan Ino. Selama ini ia menutup mata dan hatinya untuk membela sang Sahabat, tapi ternyata Akashi jauh dari kata layak untuk mendapatkan Ino.

"Sei-kun, ku kira kau-" kalimatnya terpotong.

"Mencintai Ino? kheh, jangan bercanda! Aku tak suka gadis sepertinya, aku lebih suka gadis yang bermartabat bukan gadis kecentilan macam dia" tandas Akashi. Matanya berkilat murka, dan menatap dingin pada Sara.

Cukup, telinganya terasa berdengung saat mendengar penuturan Akashi yang menyakitkan.

"Cukup Sei-kun, harus nya kau menghargai perasaan Ino, aku kecewa padamu"

Setelah mengatakan kalimat tersebut Sara meninggalkan Akashi yang kini menatapnya sendu.

Tanpa mereka sadari, bahwa sedari tadi ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Dasar iblis" desisnya lirih kemudian meninggalkan tempat persembunyiannya.

***

"Tetsuya?" panggil Ino pelan.

"Ya Ino-san?" jawab Kuroko tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang ia baca.

Entah kenapa, Ino kesal ketika Kuroko memanggil nya dengan akhiran suffix san?

"Ino, cukup panggil aku Ino!" ucap Ino dengan wajah kesalnya.

"Tapi Ino-" kalimatnya terpotong.

Love or NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang