Gelap, aku masih terduduk di lantai besandar di pinggir tempat tidur ku.
Entah berapa jam sudah aku berada dalam posisi yang sama. Dan sesekali mengelap air mata yg terus saja terjatuh tak terkendali.Aku terus menangisi kebodohan ku. Bodoh karena terlalu mencintainya, Bodoh karena tak bisa melepaskannya, Bodoh tak bisa melupakannya, dan Bodoh karena tak bisa membencinya.
Kata- katanya masih terngiang di telinga ku. Dia mengatakan jika dia dekat dengan Laki-laki aku akan merasa sakit..?
Lalu selama ini aku bagaimana menurut mu Keana..?
Kamu mengenalkan beberapa Laki-laki kepada ku. Kamu mengatakan mereka sepertinya ingin mengenalmu lebih dekat. Dan bukannya aku selalu merespon positif,..? aku bahkan bertanya bagaimana perasaan mu kepada Laki-laki itu. Mereka itu seperti apa, sifatnya bagaimana, latar belakangnya dan yang terpenting dia benar- benar menerima apa adanya dirimu dengan segala kekurangan dan kelebihan mu.
Aku bertanya itu semua, karena aku peduli , aku hanya tak ingin kamu di sakiti oleh laki-laki atau siapapun. Aku hanya ingin melihat mu bahagia, merelakan mu kepada orang yang benar-benar tepat.
Itu semua ku lakukan karena aku sayang, sangat sayang pada mu Keana. Dan itu lah kebodohan ku, Yang terlalu menyayangi mu.
Aku sadar, dari awal akulah yang menyayangi mu, aku lah yang terlebih dahulu menyatakan cinta pada mu. Aku bahkan seperti pengemis yang mengharapkan Cinta darimu. Takut kehilangan mu, bahkan sampai detik ini rasa Sayang ku pada mu masih sama seperti dulu ketika pertama kali aku jatuh cinta pada mu.
Apa kamu tau itu Keana..?
Tapi sekarang rasa Sayang ku kamu tambah dengan rasa sakit yang teramat menyakitkan.
Apa tidak bisa dengan cara lain ..? Seperti berkencan atau menjalin hubungan dengan Lelaki, mungkin..? itu jauh lebih baik Keana, setidaknya aku tau cara menata hati ku.Bahkan aku sangat rela. jika itu yang terbaik untuk mu, aku sangat mendukung. Bukan dengan cara seperti ini, yang sama sekali aku tak mengerti apa yang terjadi dengan mu.
Sudah berapa tisu habis ku gunakan untuk mengeringkan air mata ku, bahkan lengan baju dan sprei ku pun ikut basah.
Inikah yang dinamakan patah hati? Kenapa begitu menyakitkan?
Aku tersenyum getir mengingat bagaimana dulu aku menertawakan teman-teman ku, meremehkan mereka ketika curhat pada ku tentang kegalauan hati mereka saat patah hati, saat bertengkar dengan kekasihnya.
"Sudahlah, laki bukan dia doang, ngapain nangis sih.. "
"Cengeng, menangisi satu orang, kalau jodoh gak akan kemana deh.. "
"Nangis cuma gara-gara satu orang yang belum tentu nangisin kamu, buat apa.. ? Buang-buang waktu tau.. "
Masih banyak lagi kata-kata yang aku ucapkan ke mereka. Bahkan ada yang menyumpahi aku agar aku merasakan sakitnya patah hati, dan aku hanya tersenyum "gak mungkin"
Sebenarnya itu caraku untuk menyemangati mereka, karena aku bukan tipe orang yang ikut mellow ketika temanku lagi terpuruk masalah Cinta. Aneh memang, tapi inilah aku.
"Hahaha, li-lihat Mil,.. hikss.. lihat aku, sekarang sumpah yang kamu ucapkan pada ku sudah terjadi.. hikss..hiks.. Su-sudah aku rasakan Mil"
Sruutt..
"Ini benar-benar sa-sakit Dir, aku merasakan ap-apa yang dulu kamu rasakan.. hiks..hikss.. "
"V-vi, apa kamu akan tertawa? Si-silahkan tertawa Vi.. silahkan kalian tertawa.. A-aku pantas mendapatkan nya "
Sruuutt..
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU FOREVER (gxg)
RandomApakah ini benar-benar berakhir ? Apa hubungan kita benar-benar tidak bisa diperbaiki Keana..? Apa kamu sadar, kamu telah membuat lubang dihati ku. Ku tak tau ini akan berakhir secepat ini. Aku tak ingin semua ini berakhir ,.. Berakhir dengan rasa...