One

4.9K 697 39
                                        

"Dan sejak itu. Kerajaan Emeraldia hanyalah menjadi sebuah sejarah dunia," jelas Guru itu lalu menutup bukunya.

Entah sudah berapa kali Blaise menguap tanda mengantuk. Ia memang tidak suka dengan pelajaran Sejarah disekolahnya, menurutnya pelajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan.

Theo selalu bersemangat dengan hal yang berhubungan dengan sihir.

Saat ini hanya kerajaan Greyssia yang memiliki inti sihir di dunia. Maka dari itu Draco tidak pernah menyebutkan nama keluarganya didepan banyak orang.

"Waw. Aku tidak pernah tau jika Emeraldia adalah kerajaan terkuat!" pekik Theo pelan dengan kedua mata yang berbinar.

Draco memutar kedua bola matanya malas.

"Sudah kubilang. Greyssialah yang memiliki kekuatan terkuat!" balas Pans pelan.

"Tidak. Emeraldia adalah kerjaan terkuat! Dan aku ingin sekali bertemu dengan pangeran itu. Apakah benar dia sudah mati?" lirih Theo pelan.

Pans mengangkat bahunya tidak peduli.

"Sejarah mengatakannya tidak pasti. Ada beberapa sumber yang mengatakan jika pangeran telah menghilang, diculik lalu meninggal mengenaskan di hutan terlarang," ujar Pans.

Theo mengangguk setuju.

"Emeraldia. Mereka mengatakan jika pangeran memiliki warna mata yang indah!" seru Blaise dengan teriakan tertahan.

Pans mengangguk setuju kali ini.

"Kira-kira, apa ya warnanya?" gumam Theo pelan sambil melirik kearah Draco.

"Emerald bercampur Zamrud indah," lirih Draco tanpa sadar.

"Ya. Anda benar Mr. Draco. Warna mata dari sang pangeran Emeraldia adalah Emerald bercampur Zamrud," balas Guru itu sambil tersenyum bangga.

Disampingnya Pans dan Theo tertawa pelan saat melihat Draco yang tersentak kecil. Mereka berdua tau jika Draco mengucapkannya secara tidak sadar karna mengingat pangeran itu.

"Tidak ada yang bisa membohongi perasaan di sini~" ujar Pans dengan nada sing a song.

"Kau benar Pans. Seorang pangeran yang kehilangan pujaan hatinya, dan selalu berpikir jika pujaan hatinya masihlah hidup," tambah Theo lalu bersiul pelan.

Draco memutar kedua bola matanya malas.

Hanya Theo, Blaise dan Pans saja yang mengetahui identitasnya.

"Jangan menggodanya! Pans. Lihat! ia akan malu nanti," ledek Theo pelan dengan kekehan khasnya.

"Aw. Dia manis Theo," balas Pans dengan kedua mata yang berbinar.

Blaise bangun lalu menguap sebentar. Menatap kearah dua temannya dengan tatapan tajam.

"Kalian berdua sangat berisik! Bahkan aku dapat terbangun saat ini," ujarnya kesal.

"Kau selalu tertidur. Blaise," balas Pans malas.

"Masalah? Aku tidur karna bosan dengan pelajaran sejarah," Ujar Blaise tenang.

Theo memutar kedua bola matanya malas.

"Ayolah. Aku bukanlah seorang yang selalu mendengarkan penjelasan tentang sejarah lalu mengingat seseorang yang ada datang diimajinasiku," balas Blaise pelan.

Draco menatap tajam kearah Blaise saat dirinya tersindir jelas.

"Ups... Sorry. Mr. Malfoy," ujarnya berbisik.

Draco menghela napasnya pelan.

Blaise mengangkat bahunya tidak peduli lalu kembali tidur.

~Emeraldia~

Emeraldia ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang