Firasat?
Bukan.
Aku seperti mengharapkannya terjadi.
Aku telah membayangkannya.
Menabrak jembatan, mengambang sepersekian detik di udara, lalu terempas masuk sungai, dan menjadi berita kecil di koran-koran.
Aku berpikir sambil masuk ke mobil, "Wow, ajaib kalau aku bisa selamat."
Yang menyetir si Kenny. Berapa kaleng bir yang ditenggaknya sepanjang pesta?
Tapi kalau bukan dia, siapa lagi? Ceweknya lebih teler.
Aku sendiri belum punya SIM, walaupun kondisiku jelas lebih baik. Ramuan antimerana dari Kenny cukup ampuh. Tak pernah aku merasa sehidup dan segembira ini.
Akhirnya, aku pernah merasa bahagia juga.
Jadi kalau terjadi apa-apa denganku, kupikir tak masalah.
Mungkin malah ada baiknya aku kenapa-kenapa, hukuman buat Papi, pelajaran buat Mami.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Koma (Complete)
Teen FictionMenabrak jembatan, mengambang sepersekian detik di udara, lalu terempas masuk sungai, dan menjadi berita kecil di koran-koran. Kupikir, tamat sudah riwayatku. Tapi dua suara itu menarikku kembali. Untuk apa? Ilustrasi cover oleh Yoshinori Kobayashi