Her Voice of Wake-Up Call

3.6K 815 35
                                    

".... Deni, kamu tahu kecantikanmu mulai kembali? Luka-luka di wajahmu sudah kering. Rambut di kepalamu sudah tumbuh lagi di bekas operasi.

"Sayangnya baru beberapa senti sudah dipangkas lagi oleh Suster Hana. Protesku sia-sia. Katanya, mestinya aku senang karena kita berdua bisa gabung di klub cepak.

"Komentarnya tentang kerontokan rambutku menyebalkan. Tapi suster juga manusia, keramahan dan kesabarannya bisa lenyap seketika. Aku tidak mempermasalahkan rambutmu lagi. Kamu tetap cantik.

"Aldrin sependapat. Tadi di luar kamarmu, dia bilang kamu seperti boneka dalam kotak kaca.

"Jangan tersinggung. Sudah kubilang, kakakku itu lempeng kayak penggaris. Dia baru saja membaca artikel-artikel tentang koma di Internet.

"Kesimpulannya, tubuhmu sekarang bagaikan kotak kaca tertutup yang kedap suara dan tak tembus pandang. Kamu ada di dalam sana, hidup tentu saja. Kamu mungkin berpikir, berbicara, dan melakukan sesuatu, tapi kami tak bisa mendengar dan melihatmu. Alat-alat kedokteran yang canggih itu juga tak mampu mendeteksimu. Satu-satunya celah pada kotak kaca itu adalah telingamu.

"Dalam kecelakaan itu, telingamu sama sekali tidak cedera. Dan telinga yang normal tak pernah beristirahat, tidak ikut tidur, walaupun kita terlelap.

"Bunyi-bunyian tetap terdengar di bawah sadar kita. Menjelaskan kenapa azan subuh selalu membangunkan kita, kan?

"Nah, melalui telingamu, kami berusaha menjangkaumu. Denias, bangunlah. Hancurkan kotak kaca itu ...."



***


Setelah Koma (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang