".... Deni, kamu ingat apa kata Anne?
"'Asyik rasanya membaca tentang penderitaan dan membayangkan dirimu menghadapinya secara heroik, tapi sama sekali tidak asyik kalau kamu benar-benar mengalaminya.'
"Anne benar. Aku banyak membaca dan sering membayangkan menjadi tokoh utama, berhasil mengatasi kesulitan dan penderitaan. Tapi begitu mengalaminya sendiri, mana heroisme dalam diri ini?
"Sering aku bertanya-tanya, kapan buku kehidupanku tamat? Aku ingin segera tahu akhirnya. Kadang aku begitu lelah membaca, dan ingin meletakkannya sekarang juga. Tapi itu tidak mungkin. Aku juga tidak mau. Buku yang sulit diletakkan mestinya buku bagus, kan?
"Aldrin sangat percaya itu. Katanya, aku harus sabar mengikuti alurnya yang lambat. Katanya, lambat laun aku akan menemukan keistimewaan kisahku.
"Lalu aku melihatmu dibawa kemari. Dalam balutan perban dan aneka selang keluar masuk tubuhmu. Aku langsung tertarik kepadamu. Karena tampaknya kamu bosan hidup, sementara aku mati-matian ingin hidup. Aku menggali semua informasi tentang kamu.
"Ternyata kisahku tak ada apa-apanya dibandingkan kisahmu. Tiba-tiba saja aku merasa lebih ringan menjalani peranku. Bahkan kutemukan tujuan baru.
"Aku ada di sini untukmu. Aku tidak bisa heroik untuk diriku sendiri, tapi aku bisa heroik untukmu. Dan kalau kamu bangun nanti, kamu bisa heroik untuk orang lain lagi. Sederhana kan?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Koma (Complete)
Teen FictionMenabrak jembatan, mengambang sepersekian detik di udara, lalu terempas masuk sungai, dan menjadi berita kecil di koran-koran. Kupikir, tamat sudah riwayatku. Tapi dua suara itu menarikku kembali. Untuk apa? Ilustrasi cover oleh Yoshinori Kobayashi