Delapan

3K 50 7
                                    

Sabtu, 21 Juni 2014
Dear diary,
Hari ini pembagian rapor nih. Aduhhhh jadi deg-degan
Si Lebay,
Pradhinka

"Nulis diary mlulu, udah mau masuk tuh!"

Pradhinka buru-buru menutup buku bergambar doraemon-nya tersebut saat merasakan Tika menegurnya. Saat ini ia sedang duduk di depan kelasnya, Pradhinka juga segera memasukkan benda tersebut ke tasnya setelah ia melirik jam tangannya. 06.45.

"Loe masuk Tik?"

"Masuk lah, orang hari ini pembagian rapor. Eh tuh! Miss Linda udah jalan ke kelas kita."

Pradhinka mengikuti arah telunjuk Tika, mendapati guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelasnya itu, tengah berjalan dengan setumpuk buku bersampul abu-abu yang dibawa dengan kedua tangannya. Beberapa siswa yang tadi masih nongkrong di depan kelas bergegas untuk masuk begitu menyadari kehadiran Miss Linda.

"Good Morning,"beliau mengucap salam yang langsung dijawab oleh semua murid xi ipa 1.

"Baiklah sekarang saya akan membagikan rapor kalian di semester terakhir ini,"beliau memulai pembicaraannya. Membuat seisi kelas itu langsung menampilkan raut tegangnya.

"Tika!"

Nama yang pertama kali disebut oleh Miss Linda. Pradhinka yang mendengar nama sahabatnya itu disebut ikut menjadi gugup-gugup kaget, apa iya Tika dapet juara 1?

"Eh i-i-ya Miss."

"Kamu ini ngga masuknya paling banyak. Izin 7 kali, sakit 10 kali dan Alpa 2 kali,"Miss Linda menatap tajam ke arah Tika,"Dan juga, nilai kamu ada yang di bawah KKM. Untung aja, kamu ngga sampai tinggal kelas."

Jeda beberapa saat sebelum akhirnya Miss Linda berkata, "Sini kamu! maju."

***

Nando mengamati rapornya. Cukup lumayan! Batinnya dalam hati, meskipun ia harus merosot dari peringkat 5 ke peringkat 7. Setidaknya, ia masih mendapat 10 besar.

"Hoi! Anak Ipa serius betul ngamatin rapor!"

Ia menoleh saat mendengar sebuah teriakkan yang seperti ditujukan padanya tersebut. Melihat orang yang tadi berteriak berjalan ke arahnya. Mau ngapain lagi nih Gino?

"Kenapa emangnya?"

"Sehabis sekolah, gue boleh ya main ke rumah loe? Ya main PS atau apa gitu kek, besok 'kan udah mulai libur panjang,"Nando hanya diam mendengarkan Gino yang terus nyerocos. Dia mulai paham ke mana arah pembicaraan Gino selanjutnya, "Btw Kakak loe kok lama bener ya liburannya. Tadi pagi gue ngeliat dia nganterin loe ke sekolah, dia makin anggun ya sekarang berhijab gitu. Kenapa? Motor loe rusak?"

Iya sih, Nando mengakui hal itu. Kakaknya memang menjadi lebih religius akhir-akhir ini. Sejak kakaknya menggodanya soal "Putus Cinta" itu, Nando mengamati Kak Ranti selalu menggunakan hijab jika keluar rumah. Pakaiannya juga selalu rok panjang atau gamis. Kecuali jika di dalam rumah Kak Ranti masih mengenakan baju santainya.

Dasar alesan! Bilang aja mau modus biar bisa ketemu kak Ranti. Pakai nanyain motor pula! Nando menggerutu dalam hati.

"Motor gue baik-baik aja kok. Kak Ranti masih ada urusan penting sih, itu tadi pagi sekalian dia mau nyari keperluan buat urusannya itu. Jadinya ya gitu deh, sekalian aja dia ngajak bareng gue."

"Yaudah pulangnya loe gue anterin deh, sekalian nanti gue main tempat loe."

Nando langsung aja memakai helm dan membonceng di belakang. Lumayan, dapat tumpangan gratis. Batinnya mengabaikan soal modus terselubung Gino.

Ketika Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang