Satu

10.7K 128 11
                                    

Pradhinka Oktavindi terburu-buru menaiki anak tangga menuju kelasnya. Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, 06.45 maka 15 menit lagi upacara bendera akan segera dimulai. Ah! Sungguh Senin yang "menyenangkan", batinnya. Mengingat ia hampir saja terlambat karena mendadak pagi ini ban sepedanya bocor, dan ia harus naik bus ke sekolah. Sialnya! bus yang ditunggunya di depan rumah itu juga ikut-ikutan datang sedikit terlambat.

"Pradhinka!"ia menghentikan langkahnya yang terburu-buru saat mendengar hal tersebut. Menolehkan wajahnya dan menemukan Isti, teman sekelasnya itu tengah melambaikan tangan di hadapannya.

Aduh! Kenapa lagi ini? Ia mengeluh dalam hati. Namun masih tetap memasang senyum tanggungya, karena Isti merupakan salah satu dari murid-murid cerdas yang disegani di sekolah ini.

"Eh iya, ada apa ya?"

"Em..., jadi gini Ka,"ia memperhatikan Isti yang mulai pembicaraan, "Kemarin Sabtu pas latihan upacara itu seharusnya yang bacain susunan upacaranya itu Tika 'kan? Tapi hari ini mendadak dia kirim surat izin, katanya nggak masuk karena sakit."

"Terus?"Pradhinka tampak menyela omongan Isti yang terburu-buru tersebut, yang disela tampak mendengus kesal,"Ya udah deh aku to the point aja! Miss Linda, wali kelas kita itu minta kamu buat gantiin posisi dia."

"Eh! Aku?!"Pradhinka masih bertanya saat Isti menyeret tangannya dengan paksa,"Buruan Ka sepuluh menit lagi upacaranya dimulai tuh! Nanti kamu tinggal baca doang kok, slow aja!"

Pradhinka hanya pasrah. Ia mengambil sisi positifnya saja, toh! Nanti dia bisa ngadem. Soalnya semua petugas upacara, kecuali para pengibar bendera tempatnya persis di depan kantor sekolah yang menghadap langsung lapangan upacara dan..., tentu saja masih ada atap kantor yang akan membuatnya teduh.
Tapi yang masih menjadi pertanyaan adalah, "Dari sekian banyak murid kenapa harus Pradhinka?"

Mereka sampai di depan kantor sekolah saat semua murid berseragam putih-putih telah memenuhi lapangan upacara. Memperhatikan ketua kelas yang mulai mengatur kelasnya masing-masing. Miss Linda telah menunggu, ia memandangi Pradhinka yang masih mengenakan tasnya dengan tatapan mengintrogasi. Pradhinka seperti seorang murid yang terlambat mengikuti upacara, lalu terburu-buru ke lapangan tanpa menaruh tasnya ke dalam kelas terlebih dahulu.

"Maaf Miss, soalnya tadi Isti langsung buru-buru menarik saya waktu masih di tangga. Jadinya, saya tanpa sempat menaruh tas saya dulu,"Pradhinka yang seolah mengerti tatapan tajam wali kelasnya itu segera menjelaskan. Sementara itu Isti hanya nyengir, tangannya menggaruk jilbabnya.

"Nggak pa-pa bukan itu maksud Miss. Malah Miss yang ngga enak karena udah nyuruh kamu gantiin si Tika."

"Kenapa saya Miss?

"Bukan apa-apa sih 'kan kamu temen deketnya Tika sih,"Miss Linda tersenyum.

Upacara itu dimulai. Pradhinka mulai membacakan urutan tata upacaranya, saat sepasang matanya tak sengaja menangkap seseorang yang kini mungkin berdiri hanya dengan jarak sekitar 2 meter di depannya itu. Salah satu dari sosok formasi sembilan dalam paskibra.

Ia mengingat-ingat sejenak, seperti pernah melihat cowok tersebut. Dengan sigap cowok itu membentangkan benderanya, "Bendera siap!"
Ingatannya harus buyar ketika mendengar aba-aba, "Kepada sang Merah Putih hormat grak!". Tangan kanannya terangkat untuk ikut hormat, sementara itu tangan kirinya mengapit teks tata cara upacara diantara lengannya.

Lalu nyanyian Indonesia Raya pun berkumandang dengan diiringi piano. Regu koor itu pasti sudah berlatih keras kemarin Sabtu. Dengarlah! Mereka begitu kompak, kompak juga dengan bendera Merah Putih yang mencapai puncak pada lirik..., Hiduplah..., Indonesia Raya.
Saat upacara selesai sebagian murid langsung ngedumel karena hari ini akan diumumkan hasil perlombaan FLS2N tingkat Kabupaten. Mungkin hanya beberapa murid yang antusias untuk mendengarkan hal itu, yang pasti mereka adalah yang mewakili lomba tersebut dan..., salah satu dari murid yang antusias untuk mendengarkan itu adalah Pradhinka, walaupun dia tidak mewakili sekolah soal lomba apapun dalam pelaksanaan FLS2N ini. Ia menyukai kesenian yang dilombakan, seperti lagu-lagu daerah yang dimainkan sekolah atau tari-tarian tradisional yang menurut Pradhinka sangat unik.

Ketika Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang