Chapter 28 (End)

147 4 1
                                    

Karena terkadang hidup perlu merasakan lelahnya berjuang, agar kita dapat lebih menghargai arti kemenangan…”




#ENDING

Setiap akhir selalu memiliki arti…
Hidup penuh keajaiban tanpa pernah kusadari…
Segalnya yang telah terjadi, biarkan ini menjadi memoriku…
Akan kutulis segalanya dalam selembar kertas…
Dan ku kenang dalam hati kecilku…
Segala hal yang  terindah, yang cukup kurasakan hingga saat ini…
Yang selalu menemani setiap hari-hariku…
Menjadi pelangi di setiap hujanku…
Menjadi bintang-bintang dimalam gelapku…
Aku merasa sempurna karena hal itu…
Aku merasa…
Aku takkan melupakan segalanya…
Hari ini, esok dan mungkin selamanya…

20 May 2029, Seoul, South Korean
Spring, 08.56 am, JNC Park

Suzy memandang sekelilinya. Menghirup udara segar di taman yang begitu luas dan indah. Sementara Chanyeol hanya terdiam sambil memegangi kursi roda milik Suzy.

Pagi yang cerah, cuaca yang begitu mendukung mereka untuk sekedar berjalan-jalan di taman sekitar rumah sakit. Chanyeol mendorong kursi roda itu perlahan, dan senyum terpancar jelas dari wajah Suzy.

"Apa yang kau lakukan?", tanya Suzy menanggapi Chanyeol yang sedari tadi sibuk dengan handphone miliknya. "Apa fans fanatikmu waktu itu masih menghubungimu terus menerus sampai saat ini?"

"Tidak, manajer sudah mengurus masalah itu", jawab Chanyeol meredakan kekhawatiran Suzy.
"Apa kau pernah membaca buku 'Screet Love 1989'?"

"Hm?", Suzy membalikkan tubuhnya ke arah Chanyeol, lalu pria bertubuh tinggi itu memberikan sebuah buku berjudul seperti yang baru saja ia katakan. "Apa ini bercerita tentang cinta?"

Chanyeol hanya mengangguk samar, seperti mengatakan 'iya', namun tak begitu jelas.

Suzy mengembalikan buku itu pada Chanyeol. Ia tahu ia belum membuka halaman buku itu, apalagi membacanya. "Cinta bukanlah sesuatu hal yang dapat kau temukan jawabannya dengan membaca"

"Hm?", tanya Chanyeol menyirit kebingungan.

"Yang harus kau lakukan adalah mengejarnya, bukan terdiam dan membaca sesutu hal yang tidak berguna. Mungkin sedikit terlambat, maafkan aku. Menikahlah dengan orang yang kau cintai. Dengan begitu kau akan menemukan jawabannya"

"Maksudmu?"

"Wanita gila yang kau tinggalkan saat kau pergi ke Amerika. Dan yang menunggumu kembali saat kau pulang dari Amerika. Seseorang yang masih mencintaimu, dan juga masih kau cintai. Menikahlah dengan adikku, Irene", ucaap Suzy dengan air mata menetes di wajahnya. Mungkin ini berat untuknya, memgingat apa yang selama ini telah ia lakukan untuk membuat Chanyeol menjadi miliknya.

"Kau akan baik-baik saja?", tanya Chanyeol khawatir, pertanyaan bodoh yang ia sendiri tahu bagaimana jawabannya.

"Bahkan jika tidak,  kau tidak akan mencintaiku, bukan? Aku tidak ingin menjadi seseorang yang menyedihkan. Aku pikir, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk kembali ke dunia nyata ku. Aku akan kembali pada pria yang mencintaiku tanpa henti, tanpa alasan, dan yang sampai saat ini masih mengharapkan kebahagiaan untukku meskipun aku menghianatinya. Kuharap, kau juga bisa kembali ke dunia nyatamu sebelumnya. Itu harapan terakhirku"

***

Seusai pernikahan Chanyeol dan Irene digelar, Suzy memutuskan untuk pergi bersama Luhan. Ia ingin menebus semua kesalahan yang telah ia lakukan selama ini kepada Luhan. Ia tersadar bahwa ia salah memperjuangkan cintanya, ia terlalu fokus dengan takdir milik orang lain sampai melupakan tentang takdir yang sudah ditetapkan tuhan untuknya.

"Hya, Luhan! Dengarkan aku baik-baik. Kakakku itu bukan game yang perusahaanmu cetak selama ini, jadi jangan mempermainkannya. Kau mengerti?!", seru Irene pada Luhan yang sedangerangkul Suzy dalam dekapan tubuhnya. Ia hanya terkekeh pelan.

"Ehm? Bagaimana ya? Masalahnya dia terlalu cantik untuk menjadi robot mainanku", jawab Luhan bercanda, kemudian pergi membawa Suzy ke luar negri untuk waktu yang cukup lama.

***

"Chanyeol-ah!", teriak Suho yang tiba-tiba saja datang.

"Heol!!! Sepertinya kau bergerak lebih cepat dari perkiraanku", ucap Chanyeol tak menyangka jika Suho sudah menikah dengan Crystal dan memiliki seorang putra kecil yang sangat tampan. "Semoga saja dia tidak mirip sepertimu"

"Hei, memangnya kenapa? Bukankah aku sangat tampan?", tanya Suho dengan tingkat kepercayaan diri yang melebihi batas maksimum.

"Lihatlah dirimu, kau sangat playboy! Dan sikap ke-holkayanmu itu mengesalkan"

"Bukankah orang kaya memang bebas? Akhh, kau tau dia bermandikan berlian setiap hari. Berangkat sekolah dengan jets pribadi, makan malam dengan desert coklat berlapis emas, dan membakar tumpukan dolar di akhir pekan", jelas Suho yang membuat Chanyeol merasa geli mendengar itu semua. "Bukankan aku terlalu sempurna menjadi seorang ayah?"

"Crystal, sepertinya kau makhluk terkuat yang pernah kukenal. Mendengarkan ucapan playboy holkay satu ini, benar-benar membuatku ingin muntah", ucap Chanyeol dengan masang wajah tampak jijik melihat Suho.
Sedangkah Cystal hanya terkekeh pelan.

"Oh ya, besok kudengar Jungkook akan melaksanakan pernikahannya dengan Kim Soo Hyun. Apa kalian sudah mendapatkan undangannya?", tanya Irene.

"Iya aku tahu, mereka akan menikah di Jepang, benar-benar merepotkan. Apa dia tidak tahu betapa sibuknya aku?"

"Tidak apa-apa, ini akan menjadi liburan yang seru di Jepang. Ehm?"

***

Pesta pernikahan Jungkook dengan Kim Soo Hyun, lebih ramai dari yang dibayangkan oleh Irene. Semua alumni Starlight Class tampak hadir dengan balutan gaun dan jas elegan.

Sederet artis juga turut hadir dalam pesta, mengingat bahwa Song Hye Kyo juga merupakan seorang artis yang fenomenal. Dan beberapa pejabat, serta para mahasiswi  Jungkook yang patah hati melihatnya menikahi Kim Soo Hyun.

Semua menikmati acara ini, termasuk Chanyeol dan Irene. Baginya ini adalah awal baru bagi kisah cinta mereka yanh sebelumnya sempat hancur karena badai menerpanya. Kini dan selamanya mereka saling berjanji.

"Bahkan jika suatu saat semuanya telah berubah, satu hal yang takkan pernah berubah. Kenyataan bahwa takdir akan mempersatukan kita dengan berbagai cara yang menjadi rahasianya", bisik Irene tepat ditelinga Chanyeol. Suara keramaian yang bising sama sekali tak menghalangi pembicaraan mereka.

"Bahkan setelah aku kehilangan ingatanku dan bahkan setelah menghapusmu, aku kembali mencintaimu lagi"

***

WHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang