Serat V

500 14 0
                                    



Pesanggrahan tak pernah pernah semencekam ini sebelum kedatangan Karto Marmo. Laki-laki tinggi besar itu itu seperti hantu yang selalu membayangi kehidupan hutan Pesanggrahan. Wanita-wanita muda dan keluarga yang mempunyai anak perawan dibuat resah sepanjang hari.Begal keji dan doyan wanita muda itu terus mengganas dan meneror keluarga-keluarga yang hidup di tepi hutan Pesanggrahan. Siapa yang melawan dan menentangnya akan mendapat perlakuan keji .

 Siapakah sebenarnya Karto Marmo dan apa latar belakang yang membuat dia begitu lengis dan keji. Ada cerita selentingan dari orang-orang yang sudah pernah ditahan oleh para begal anak buah Karto Marmo dan berhasil lolos dari tindakan keji para begal tersebut. Nama Karto Marmo itu sebetulnya hanya nama samaran. Kata orang-orang Karto Marmo masih kerabat Kraton Pajang. Semasa mudanya Karto Marmo adalah orang yang senang berpetualang dan berburu Ilmu. Dia pernah mengembara dari ujung Timur sampai Ujung Barat Pulau Jawa.

Sebagai orang yang masih keturunan keraton,  Karto Marmo mempunyai bekal pengetahuan tentang falsafah hidup, kebijaksanaan dan pengetahuan agama. Dari pengembaraan itu dia sempat berguru pada kyai-kyai terkenal yang ada di tanah Jawa. Semua kyai yang pernah mengajarnya tidak menyangka dia akan berubah menjadi sangat jahat. Terakhir sebelum berubah dia sempat belajar dari Kyai Prabandaru. Prabandaru yang sakti dan lembah manah itu kepincut dengan tutur sapa halus Mas Aji Purwaji(Nama Asli Karto Marmo). Tanpa berpikir panjang dia memberinya ilmu kanuragan dan olah bathin. Ilmu kanuragan dari Kyai Prabandaru bisa dipelajarinya dengan baik. Oleh Kyai Prabandaru Mas Aji Perwaji diutus untuk melakukan laku olah bathin dengan puasa ngrame.

Dalam perjalanan ujian tapa ngrame tersebut Mas Aji dapat menjalaninya dengan baik dan ketika hampir tiba waktunya ujian selesai,  secara kebetulan tanpa sengaja dia melihat gadis manis sedang asyik mandi di sungai. Getar kelelakiannya muncul sesaat melihat tubuh mulus tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh kuning langsat gadis itu. Dia mencoba melawan hawa nafsu dan pikiran kotornya dan fokus pada tujuan semula. Tapi rupanya setan lebih berpihak padanya. Dan kebetulan wanita itu rupanya tahu gelagat bahwa ada yang memperhatikannya dari jauh. Sekilas dia melihat pria tampan, menahan ludah melihat dirinya. Dengan sengaja wanita muda itu berlama-lama mandi dan membasahi tubuhnya dengan air pancuran. Lalu wanita itu mengelus-elus lekuk-lekuk tubuhnya dengan bergairah. Kesiur jantung Mas Aji berdegup kencang, pelahan-lahan dia mendekat.

Saat Mas Aji hampir mendekat ke pancuran, tiba-tiba perempuan itu meraih jarik lalu membebatkannya ke tubuh hingga tubuhnya tertutup oleh lilitan kain batik tersebut, sambil berlarian kecil dia menyusuri tebing menuju rumahnya yang berada dibalik gerumbul bambu tersebut. Matanya sekilas menggoda dan gadis itu hilang dibalik gerumbul bambu tersebut.

Degup jantungnya mereda setelah gadis itu hilang dari pandang matanya. Dengan rasa penasaran tinggi mas Aji kemudian mengikuti jejak kaki basah gadis muda itu. Rasa penasaran itu didorong oleh bisikan-bisikan kecil dalam pikirannya. Di tengah ujian berat tapa ngramenya ternyata ada godaan berat yang membuatnya seperti lupa tujuan semula.

"Siapakah wanita itu?"Bathin Mas Aji.

Sebuah rumah dengan halaman yang dipenuhi oleh bunga melati, mawar dan kembang sepatu nampak dari balik gerumbul bambu. Rumahnya cukup besar untuk ukuran desa. Halaman tertata rapi dan bersih dari sampah-sampah yang berserakan. Padahal hampir dipastikan halamannya pasti kotor bila sehari saja tidak dibersihkan. Daun bambu kering dan ranting-rantingnya setiap hari  jatuh tertiup angin.

 Di balik suara kerisik bambu yang bergesekan dan suara burung tekukur serta bersahutan dengan lengkingan ranting-ranting ranting bambu muncul suara merdu di balik rumah yang beratapkan ijuk pohon aren.

Sisi depan rumah itu terlihat pilar dari kayu kelapa utuh. Pintu besar dengan kusen-kusen kokoh dan berwarna coklat tua. Di sisi pintu nampak meja kecil yang ditengahnya ada serangkaian bunga yang dirangkai sangat indah. Daun dan bunga sengaja dirangkai menarik hingga menjadi setangkai bunga yang elok, enak dipandang.

Bara Asmara di Kaki Pegunungan MenorehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang