Bagi sebagian orang Kyai Guntur Madu diyakini adalah penerus dari Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah Sunan merakyat yang sangat mencintai kebudayaan setempat. Ia yang menciptakan tembang-tembang yang sangat dikenal seperti Ilir- Ilir. Rumekso ing wengi, Lingsir Wengi. Sunan yang bernama asli Raden Said adalah keturunan Ranggalawe. Ajaran-ajaran Sunan Kalijaga yang dekat dengan rakyat dan menciptakan tontonan-tontonan seperti wayang kulit, selawatan. Kyai Guntur Madu diyakini mewarisi beberapa pusaka Sunan Seperti Keris Kyai Carubuk,Rompi Ontokusumo. Dalam kehidupan Jawa cerita dari mulut ke mulut atau yang disebut dongeng selalu menjadi bumbu dari kehidupan yang akan selalu diyakini sebagai sebuah ajaran hidup. Sunan Kalijaga itu sudah seperti legenda yang hampir setiap orang tua paham dengan ceritanya. Jejak ajaran Sunan Kalijaga tampaknya hidup dan berkembang dalam masyarakat Bagelen yang menganggap Kyai Guntur Madu adalah reinkarnasi Sunan Kalijaga.
Kyai Guntur Madu sering melakukan tapa brata di Pegunungan Menoreh. Meski ia adalah seorang muslim seperti halnya Sunan Kalijaga ia tetap menjaga tradisi dari leluhur. Tapa brata adalah upaya manusia menemukan sangkan paraning dumadi. Dengan bertapa kesaktian yang berkembang bukan hanya pada olah kanuragan, tetapi juga oleh rasa dan bisa membelah diri. Kyai Guntur Madu bisa membawa rohnya mengembara ke Mekkah. Dalam meditasinya rohnya bisa bepergian sesuai dengan yang dimauinya. Ilmu itu antara lain ragasukmo. Laku raga sukma itu butuh ilmu yang dinamakan ilmu ikhlas, sebuah ilmu yang tidak mudah dilakukan kecuali oleh orang yang benar-benar punya ilmu setingkat sufi. Dan Kyai Guntur Madu yang mewarisi Keris Kyai Carubuk dan Rompi Ontokusumo bisa dengan seenaknya melepas rohnya dan mengembara sampai ke ujung dunia.
Mengapa Kyai Guntur Madu sering dikaitkan dengan Sunan Kalijaga yang juga terkenal karena bisa membangun masjid agung Demak dengan menggunakan tatal kayu. Bisa mengaji dan terdengar sangat jauh karena kuatnya ilmu yang ada dalam dirinya.
Kesaktian dan istimewanya Kyai Guntur Madu itu sudah terdengar sampai ke telinga Joko Nunggal. Ia memang berjanji ingin berguru pada kyai yang tidak mudah ditemui saat ini. Kyai itu seringkali menghilang dan seperti sudah diceritakan sebelumnya keberadaan Kyai Guntur Madu itu susah di temui. Hanya mereka yang beruntung yang bisa melihat dan ketemu Kyai karismatik tersebut.
Sejarah mencatat Kyai Guntur Madu keturunan dari Penembahan Senapati. Cerita itu muncul dari obrolan para penduduk saat ronda, selepas shalat di Mushola. Jika Sunan Kalijaga adalah salah satu keturunan dari Nabi Muhammad, begitu juga Kyai Guntur Madu. Tapi apakah dongeng itu benar tidak ada bukti tertulis sebab cerita itu muncul dari obrolan-obrolan dari mulut ke mulut. Tapi melihat kesaktiannya, Barangkali benar yang dikatakan orang-orang.
***
Sawitri, sudah bangun pagi pagi. Ia sangat gembira ketika orang tuanya tidak keberatan ia menjalin hubungan dengan Joko Nunggal, Wajahnya tampak merona meskipun ia belum mandi pagi itu. Iapun kemudian siap-siap mandi sambil mencuci baju di sungai.
Di sungai ia pandangi tubuhnya. Ia melamun membayangkan apa yang terjadi kemarin. Semilir udara pagi dan matahari yang masih mengintip dari balik gerumbul pohon membuatnya hanyut dalam lamunan. Ia ingin segera dengan kekasih pujaan hatinya, ia ingin selalu ketemu dan ketemu. Tapi bagaimanapun Sawitri sadar, Joko Nunggal itu adalah pengembara, jika ia sering ditinggalkan ia harus merelakan bila ia sering ditinggalkan dalam waktu lama. Iapun kawatir dan merasa cemburu dengan sosok Joko Nunggal yang tampan pasti banyak wanita yang naksir. Api cemburunya yang menggelegak telah mendorongnya memelintir dan memeras cuciannya kuat-kuat hingga robek.
"Ah, Aku tidak boleh cemburu," Bathin Sawitri.
Sawitri tidak sadar bahwa ada sesosok pemuda yang tengah memperhatikannya dari Jauh. Ketika Sawitri melamun pemuda itu tersenyum. Ia menduga pasti Sawitri tengah melamunkannya. Sosok pemuda itu tidak lain adalah Joko Nunggal. Sebetulnya ia bukan orang yang suka mengintip perempuan mandi. Tapi pagi itu ia kebetulan lewat di sungai dan ternyata Sawitri sedang mandi dan mencuci baju di pinggir Sungai.
Dari jauh ia lemparkan kerikil. Berharap Sawitri kaget. Tapi ternyata lamunan Sawitri tidak membuatnya kaget. Mata Sawitri menerawang mengingat pengalaman kemarin dari yang menegangkan sampai peristiwa yang tak akan ia lupakan seumur hidup. Cerita asmara yang membuat bara cintanya bergelora. Saat ingat hal itu ia tersenyum.
Dari jauh Joko Nunggal memancing Sawitri bangun dari lamunannya. Mungkin Sawitri masih terbawa perasaannya yang sedang bahagia.
Setelah Selesai mandi di Sungai, Sawitri beranjak pulang. Ia tidak sadar Joko Nunggal ada di belakangnya. Dengan sekali gerak tangan Joko Nunggal sudah bisa meraih wajah Sawitri. Mata Sawitri sudah tertutup oleh tangan Joko Nunggal. Spontan Sawitri menjerit keras.
Dengan sekali rengkuh tubuh Sawitri sudah berada dalam gendongan pemuda gagah tersebut.
"Sssssssttth, ini aku tidak usah panik!"
"Ah, Kau Mas, bikin aku kaget saja...."
"Maaf, bila kau kaget...Tapi aku tidak ingin suaramu membuat kaget orang-orang di sini. "
"Ya... sudah... "
"dari wajahmu aku melihat binar-binar bahagia... ingat kemarin ya...?"
Segera muka Sawitri berubah. Wajahnya memerah... ia malu padahal rindu juga jika pengalaman kemarin diulang lagi...Maklum darah muda...gairah cintanya sedang bergelora. Ada perasaan aneh menjalar di tubuhnya. Rasanya ia menjadi lemah dan tidak berdaya melihat sorot mata Joko Nunggal yang tajam. Mata itu seperti membangunkan getaran - getaran halus yang menyusur dari seluruh pembuluh dalam tubuhnya. Dari mata itu ia seperti tersesap, masuk dalam kayalan. Tak terasa tangan nakal Joko Nunggal sudah meraih dua gunung yang menyembul di sebalik balutan kain Sawitri. Dunia kembali milik mereka berdua. Api asmara yang membara dalam diri dua sejoli, telah membuat mereka kembali bergelut dan berpagutan. Kaki pegunungan Menoreh dibuat membara oleh gairah dua sejoli tersebut.
Begitulah mereka melepas rindu. Tidak ada sejengkal dari mereka yang tersisa. Tubuh mereka telah menyatu menjadi kesatuan irama. Gairah, rindu, cinta, asmara saling berpadu.
"Sawitri."
"Ya, mas..."
" Bagaimana kalau aku melamarmu..."
"Maksudmu..."
" Kita menikah...?"
"Benarkah...apa yang kau ucapkan itu Mas..."
"Benar, aku pikir, alangkah baiknya jika kita resmikan hubungan kita...Kita akan lebih nyaman melakukan apa yang kita mau dengan tubuh kita jika sudah menikah."
" Benar mas..."
"Tapi sebelumnya aku mau jujur padamu. Setelah menikah aku masih akan melanjutkan perjalanan pengembaraanku. Kuharap nanti kau sabar menungguku pulang."
Sawitri tampak sedih ketika Joko Nunggal berkata hendak melanjutkan perjalanan. Tapi ia tahu resikonya hidup bersama pendekar yang sedang dalam pengembaraan. Ia janji akan menunggunya dengan sabar.
" Jika kau mengembara nanti, jangan nakal dengan perempuan lho, awas...,"Mata Sawitri memandang Joko Nunggal dengan genit.
"Oh iya, diajeng ..."
"Ih, ngomong apa itu mas..."
Mereka kembali bercanda tertawa dan saling berangkulan mesra.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Asmara di Kaki Pegunungan Menoreh
Ficción históricaBercerita seputar sejarah kehidupan penduduk Mataram, cerita tentang dunia persilatan, asmara, mistik, kepercayaan dan kehidupan pendekar dan sejarah perjuangannya melawan kejahatan. diselingi dengan cerita hangat tentang asmara, cinta pemuda dan...