- énteka: sebelas -

792 86 3
                                    

HERMIONE TERBELALAK KETIKA MELIHAT SIAPA ORANG YANG MENAIKI TANGGA MENUJU MENARA ITU.

Merlin, kenapa harus dia?!. Ucap Hermione dalam hati.

“Mau apa kau, Malfoy?” tanya Cormac.

Seseorang yang baru saja tiba di Menara, Draco, berdecih lalu meninggalkan Menara.

“Aneh,” ucap Cormac lalu menoleh ke Hermione yang sekarang menatapnya sinis.

“Ada apa, manis?” lalu Cormac tersenyum kecil.

“McLaggen! Kau menjijikan! Enyahlah!” ucap Hermione hampir berteriak karena kesal, lalu pergi meninggalkan Cormac di Menara.

Hermione ingin sendiri. Karena Cormac dan Draco, ia menjadi tak bisa menyendiri.

Kenapa harus ada McLaggen dan Ferret itu? Si Ferret itu benar-benar– Apa?! Ferret?! Bagaimana?

Hermione membuat pertanyaan-pertanyaan baru di dalam otaknya. Ia sedari tadi bingung kemana perginya Draco, namun tadi dengan ketidak sengajaan mereka bertemu. Betapa bodohnya.

Hermione membutuhkan ketenangan. Hermione akhirnya lebih memilih menuju Asrama Ketua murid dibandingkan bersama sahabat-sahabatnya karena hal itu tidak dapat membuatnya tenang, tetapi membuat dirinya bertambah tak tenang, menurut Hermione.

Hermione terus menyusuri anak tangga turun dari Menara. Setelah sampai di koridor masing-masing Asrama, Hermione mulai merasa sedikit sesak karena berdesak-desakkan dengan murid lainnya.

Akhirnya, ia pun sampai di depan lukisan Nyonya Gemuk. Hermione mengucapkan kata sandi- yang ia rutuki dalam hati berkali-kali. "Dramione" dan pintu terbuka, lalu ia masuk.

Hermione sangat ingin berendam sembari merenung.

Percayalah, tanpa Hermione sadari, ada seseorang di kamarnya sedang meratapi takdir dirinya sendiri sekaligus merutuk dirinya sendiri.

Draco terus meringis dan terisak di dalam kamarnya. Sedangkan Hermione dengan tenang masih berendam di dalam kamar mandi Asrama.

Draco tahu. Ia tahu semuanya. Sebentar lagi, semuanya akan hancur. Orang yang ia sayangi, akan meninggalkannya. Draco benci mengetahuinya. Dan ia benci, menjadi yang terpilih karena tak mempunyai pilihan.

Draco berniat pulang ke Manornya. Tanpa berpamitan terlebih dahulu, Draco langsung menaiki sapu terbang miliknya, lalu melesat jauh begitu saja menuju Manornya.

Mom? Dad?”

Hening. Hanya ada suara Draco yang menggema di ruang tengah milik Manornya.

“Siapapun?” ucap Draco sedikit gemetar. Ia takut bertemu dengan Raja Kegelapan.

“Oh, Drake, itukah dirimu?”

Terdengar suara yang menyebut namanya. Draco kebingungan.

Mom?” tanya Draco ketika ia mendengar suara yang sama dengan suara milik ibunya.

“Ini aku.”

Draco terbelalak dengan kehadiran adik dari ibunya, Bellatrix.

Aunty?!” tanya Draco dengan panik.

Of course, Drake. Come here,” ucap Bellatrix sembari membentangkan kedua tangannya lebar dan tersenyum menyeramkan.

Draco dengan ragu melangkahkan kakinya menuju Bellatrix.

Hermione sudah selesai berendam. Ia merasa tenang dan damai kembali.

Sore ini, semua pelajaran yang diambil Hermione untuk hari ini sedang kosong.

Karena tak ada kegiatan lain, Hermione memilih mengajak Ginny pergi ke Danau Hitam bersama.

Sesampainya di pintu Asrama Gryffindor, asramanya dahulu yang ia rindukan, Hermione tanpa segan-segan langsung memasuki asrama.

Di Ruang rekreasi sangat penuh dengan murid-murid Asrama yang berlalu-lalang. Hermione berniat mencari ketiga sahabatnya, Harry, Ron serta Ginny, tapi ia kesulitan menemukan mereka.

“Harry!” teriak Hermione berusaha memanggil sahabatnya. “Ginny!” teriaknya lagi.


“Ada apa, 'Mione?”

"Oh, Harry! Kau mengejutkanku! Mana Ginny?” tanya Hermione.

“Hai,” ucap Ginny dari belakang punggung Hermione sembari tersenyum tipis.

“Kalian sama saja. Dasar lovebirds,” ujar Hermione sembari berbalik badan.

“Hei, aku tidak dicari?” ujar Ron yang tiba-tiba saja menampakkan dirinya.

“Oh, hai, Ron. Kemana Lavender-mu?”

“Oh, hai 'Mione! Apa maksudmu?” tanya Ron.

“Oh, tidak,” jawab Hermione sembari tersenyum tipis.

“Oh ya, Gin. Kau mau ke Danau Hitam?” ajak Hermione kepada Ginny untuk mengalihkan pembicaraan.

“Okay,” jawab Ginny.

Para lelaki hanya dapat mematung di tempat mereka masing-masing.

Hermione dan Ginny segera keluar dari Asrama lalu menuju ke Danau Hitam bersama. 『』

After all this time? | DraMioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang