- triódeka: tiga belas -

709 71 4
                                    

PROFESSOR DUMBLEDORE MELANJUTKAN, "Aku disini hanya ingin memberikan sebuah peringatan," dan Aula besar sekarang ramai dengan bisikan di setiap sudut ruangan.

"Dementor sekarang sudah mulai berkeliaran, lebih baik tak ada dari kalian yang pergi keluar Kastil. Dan satu lagi," jeda Dumbledore.

"Kegelapan sudah meluas, sebaiknya kalian semua behati-hati atas segala perbuatan jahat yang terjadi. Sekian dariku, selamat makan," ucap Dumbledore lalu setiap meja panjang milik asrama masing-masing sudah penuh dengan susunan makanan yang bertingkat-tingkat.

Di meja di mana Harry, Ron serta Lavender duduk, Ron membuka pembicaraan, "Harry, apa kau yakin kau akan aman sekarang ini? Aku khawatir padamu, Harry,"

"Aku tak apa-apa, Ron. Dan aku akan tetap mengejarnya setelah ia merubah kehidupanku," ucap Harry pasti. Ron hanya mengangguk pelan lalu mengambil sepotong ayam dan melahapnya.

"Oh, aku juga mengkhawatirkanmu, Harry. Kuharap kau dapat segera menemukan semua jiwanya. Dan kau Ron, semoga kalian akan tetap baik-baik saja, aku mencintaimu," ucap Lavender.

Ron yang mendengarnya memasang mimik wajah jijik, "Terima kasih, Lav. Kami pasti akan menemukannya lalu hidup tentram," ucap Ron. Harry hanya mengangguk setuju, lalu Lavender tersenyum senang.

Di saat yang sama, di meja lain di mana Hermione serta Ginny duduk, Ginny membuka percakapan, "Bagaimana menurutmu, 'Mione? Apa kau yakin kalian bertiga dapat sesegera mungkin mendapatkan jiwa miliknya yang lain?" tanya Ginny sembari mengambil beberapa potong buah.

Hermione diam sejenak. "Oh, entahlah, Gin. Aku hanya percaya ketika ada sahabat-sahabatku dimanapun aku berada, aku pasti aman bersamanya," jawab Hermione. Ginny mengangguk mengerti.

Hermione mengambil beberapa potongan apel hijau, lalu memakannya dalam keheningan. Namun, di balik punggungnya, ada pemilik mata abu-abu yang tidak terlihat nyaman dengan pemberitahuan yang diucapakan oleh Dumbledore sedari tadi.

Sahabatnya, Blaise, yang melihatnya perubahan Draco bertanya, "Hey, Mate, kenapa piringmu masih kosong? Kau tak apa-apa?" Draco hanya diam mematung. "Tak biasanya kau tidak mengambil apel hijau di depanmu itu. Kalau ada masalah bicaralah, aku mendengarkan,"

Draco menggeleng pelan lalu mengambil sepotong apel hijau yang berada didepannya lalu memakannya.

Setelah makan malam usai, Hermione dan Ginny berjalan kembali ke asrama mereka masing-masing.

Hermione dan Ginny berpisah di tangga menuju asrama masing-masing, sebab Hermione masih tak ingin bertemu dengan sahabatnya beserta pacar barunya tersebut.

Setelah sampai di depan pintu lengkung asrama Ketua Murid, Hermione mengucapkan sederet kalimat lalu pintu lengkung di depannya terbuka.

"Hei".

Sontak Hermione terkejut. Lalu ia menoleh ke asal suara.

"Oh, kau mulai lagi. Sudah kubilang jangan mengejutkanku seperti itu," ujar Hermione.

"Maaf," ucap Draco. "Ada apa denganmu? Baru kali ini aku mendengarmu meminta maaf," ujar Hermione.

"Apakah memaafkanku sangatlah sulit, Hermione?" tanya Draco datar. Tanpa sihir apapun, Hermione membeku di tempat seperti terkena mantra. Tak pernah sebelumnya seorang Malfoy mengucapkan namanya. Nama depannya.

"Kenapa? Apa aku salah berbicara?" tanya Draco mengerutkan dahinya. "Oh- tentu saja- tentu saja tidak," jawab Hermione terbata.

"Aku ingin semua kekacauan ini tak terulang lagi. Itupun jika kau setuju," ucap Draco.

"Maksudmu?"

"Kau mengerti maksudku. Dan maaf telah mengejutkanmu seperti tadi. Selamat malam," lalu Albino tersebut pergi ke kamarnya tak tahu apakah ia terlelap atau akan terus terjaga. Hermione pun pergi beranjak menuju kamarnya. Sebelum pergi tidur dan terlelap, ia membalas, "Selamat malam juga, Draco". 『』


After all this time? | DraMioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang