- dódeka: dua belas -

762 78 6
                                    

SESAMPAINYA MEREKA BERDUA DI DANAU HITAM, Hermione dan Ginny duduk di pinggir danau.

"Aku tak pernah memikirkan bahwa tempat ini sungguh indah," ucap Ginny memulai percakapan.

"Memang indah, Gin," jelas Hermione. "Oh, ya, bagaimana hubungan Ron dengan Lavender?" tanya Ginny.

Hermione terdiam sejenak mendengarnya. "Kukira kau, adiknya, tau,"

"Kukira kau sahabatnya lebih tau," balas Ginny. "Biasalah, ia marah denganku sepertinya. Ia tak menceritakan apa-apa".

"Ada masalah apa?" tanya Hermione.

"Entahlah. Sepertinya karena Cormac menyukaimu dan aku menceritakan hal itu kepadanya," jelas Ginny. Hermione yang mendengarnya memutarkan kedua bola matanya. "Oh, itu, aku juga tidak tahu kenapa Cormac bisa menyukaiku. Bertemu saja tak pernah, kau tahu," ucap Hermione.

"Bagaimana dengan Draco, 'Mione? Apa dia baik-baik saja? Aku jarang melihatnya datang sarapan ataupun makan malam di Kastil," tanya Ginny.

"Si Ferret? Demi Janggut Merlin! Aku juga mencarinya, sampai-sampai di otakku hanya mencari dimana dia-" ucapan Hermione terhenti karena ia sudah tidak sengaja mengucapkan sesuatu hal yang tak harus diketahui.

"Ayolah, Aku tahu sebenarnya kau menyukai teman seasramamu itu. Kau hanya dikalahkan oleh rasa benci, tapi kau mempunyai rasa juga, bukankah begitu?" tanya Ginny yang berhasil membuat pipi Hermione panas.

"Eh- Gin, se-sepertinya sudah terlalu lama kita disini. Sebaiknya kita balik ke Kastil," ucap Hermione menutupi rasa gugupnya. Ginny hanya tersenyum jahil lalu mengikuti Hermione yang mulai beranjak berdiri lalu berbalik.

Sesampainya di dalam Kastil, Ginny mengajak Hermione ke Aula besar yang sedang ramai oleh para siswa-siswi yang ingin segera menempati tempat duduk asrama mereka masing-masing karena waktu makan malam akan segera dimulai.

“Harry dan Ron ada di sana, 'Mione. Tapi kurasa Ron membawa 'teman baru' untuk kita,” ucap Ginny.

“Yasudah, lebih baik kita mencari tempat lain saja yang lebih layak, Gin,” gerutu Hermione. Ginny mengerti lalu mengangguk.

Mereka mendapat tempat duduk yang jauh dari tempat Harry, Ron, dan Lavender. Tapi tak disangka, mereka salah memilih tempat. Sayangnya, Hermione sedang membelakangi penglihatan sang Pangeran Slytherin- Draco.

Ginny yang melihatnya seolah-olah hanya kebetulan, tertawa geli. Hermione mengernyitkan dahinya melihat Ginny tertawa seperti menertawakannya.

“Ada apa denganmu, Gin? Ada yang lucu?” tanya Hermione heran.

“Oh, bukan apa-apa. Hanya saja muka kalian sangat menggemaskan,” lalu Ginny kembali tertawa pelan.

Hermione semakin heran, lalu ia memutar kepalanya kearah mata Ginny melihat. Hermione melihat kearah belakang, dan dengan segera memasang mimik wajah kesal setelah berpapasan dengan mata abu-abu sang Malfoy.

“Kau bercanda?! Kenapa dia disitu?!” tanya Hermione kesal. “Mungkin kalian memang ditakdirkan selalu bersama, 'Mione,” ucap Ginny sembari menenangkan diri dari tawanya.

“Demi Janggut Merlin! Ayo kita pergi saja dari sini,” ucap Hermione.

“Tidak bisa, 'Mione. Hanya ini yang tersisa,” ucap Ginny. Mata Hermione menjelajahi seluruh tempat duduk di meja Asrama Gryffindor. Memang hanya tempat duduk mereka yang tersisa.

“Sudahlah, sebentar lagi makan malam dimulai. Kalau kau tak suka dengannya, anggap saja ia tidak ada,” ucap Ginny. Hermione hanya merenggut kesal.

Di balik tubuh Hermione, seseorang dengan mata abu-abu indah miliknya sedang mengamati dirinya.

“Ini semua sulit, kau tau?”

Di tempat dimana Harry, Ron serta Lavender duduk, mereka tak ada yang menyadari ketidakhadiran Hermione dan Ginny, kecuali Harry.

“Aku tak melihat Hermione dan Ginny,” ucap Harry.

“Aku juga,” timpal Ron. “Sebentar lagi makan malam akan dimulai, dan mereka malah menghilang".

Suara dentingan kaca bergema di seluruh bagian Aula. Di atas mimbar terdapat Professor Dumbledore sedang berbicara, “Harap tenang semuanya,” dan seketika Aula menjadi hening. 『』

After all this time? | DraMioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang