Awalnya aku ragu saat kau menawarkan bantuan untuk mengangkat beberapa berkasku. Berat sih memang.
Tapi mau tak mau, aku harus menerima bantuanmu. Kim Taehyung masih libur dari sekolah karena diarenya. Dan aku tidak mau mengangkat semua berkas itu sendirian.
Di sepanjang jalan, kau terus mengoceh, bahkan terkadang hal-hal yang tidak penting sama sekali. Kau tahu kan aku hanya tersenyum ringan menanggapi leluconmu itu.
Aku harus bagaimana?
Karena nyatanya aku sedang menyembunyikan kegugupanku sendiri saat aku sedang tertawa kaku ataupun saat aku menundukkan kepalaku.
Hey, Jimin
Aku tak mengira kau akan mengkhawatirkanku, dan menanyaiku berbagai hal yang berkaitan denganku. Seperti tentang keadaanku, jadwal makanku, sampai jam tidurku.
Apa kau juga se-peduli itu pada orang lain?
Apa kau juga se-perhatian itu saat bersama orang lain?
Kuharap tidak.
Satu hal yang akan terus ku ingat, saat kau berbalik dari gerbang rumahku dan melambaikan tanganmu padaku sambil tersenyum.
Aku merasakan seperti aku memiliki seorang kekasih yang penyayang.
Sepertimu.
Ah tidak! Itu memang kau, Jimin.
Terima Kasih untuk bantuan mu hari ini, Jimin. Aku sangat menghargainya.
______________________________
Yg penasaran sama mas Yoongi di story ini. Sebagai anak Dewan Siswa ya harus rapih dong ya.
Tapi di moodboard rambutnya pirang, soalnya gk nemu yg pas. Tapi aslinya hitam.
Itu ekspresi muka dia pas terpana sama Jimin pertama kali di depan gerbang sekolah, pas pendaftaran siswa baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, Jimin ㅡMy✔
FanfictionYoongi seorang tsundere. Mengungkapkan perasaannya pada orang lain adalah hal yang paling sulit ia lakukan. Lalu bagaimana ia akan menyatakan perasaannya pada orang yang dia suka? Self-problem seorang Min Yoongi dan curahan hatinya di buku hariann...