Berdua saja dengan Yoongi seperti ini sudah cukup membuat Jimin cengengesan sepanjang detik selama diruang Dewan Siswa.
Entah kenapa, memperhatikan sunbae manis itu dari jarak sedekat ini semakin menambah kadar kemanisannya. Walaupun dia hanya diam, selalu seperti biasanya yang cuek dan cool, tapi Jimin tidak bisa menampik bahwa sunbae nya ini adalah orang termanis di seluruh sekolah. Tak peduli apapun yang siswa lain katakan, mereka bilang Kihyun sunbae atau Jungkook sunbae lebih tampan lah. Persetan. Ia lebih suka melihat Yoongi daripada orang lain yang lebih manis darinya.
"Jangan melihatiku seperti itu terus Jimin, lanjutkan pekerjaanmu. Kau dihukum untuk membantu kami, bukan untuk diam dan hanya melihatku bekerja seperti itu. Kau bukan kritikus."
Jimin hanya tersenyum memelas mendengar omelan pedas dari sunbaenya itu. Ya, semua orang di sekolah tahu kalau sunbae manis ini judes dan galaknya minta ampun. Tapi Jimin rasa, itu biasa saja. Malah dia akan lebih manis kalau ngomel-ngomel seperti itu.
"Apa kau punya pacar, sunbae?" Entah apa yang Jimin pikirkan, tiba-tiba saja ia bertanya seperti itu. Ah, kenapa ia jadi tidak bisa menahan diri begini? Mungkin karena ia terlalu senang.
Yoongi yang saat itu sedang mengerjakan proposal, seketika menghentikan aktivitasnya dari mengetik. "Kenapa kau menanyakan itu?" Atensinya kini teralihkan sempurna pada hoobae yang berwajah seperti kue beras itu.
"Ah maaf kalau itu mengganggu privasimu, sunbae. Aku hanya ingin tahu saja.." Jimin merasa bersalah karena telah menanyakan hal bodoh pada Yoongi.
Yoongi merenggangkan badannya sekedar mengusir rasa pegal. "Oh.. Tak masalah. Tidak ada, tidak punya, dan aku belum pernah punya pacar."
Mata Jimin terbelalak kaget. "Kenapa belum pernah, sunbae?"
"Hahaha! Aku tidak punya waktu untuk hal seperti itu. Aku harus mempertahankan nilaiku agar aku bisa terus mendapatkan beasiswa." Yoongi tertawa getir, didalam tawanya Jimin seperti mendengar ada nada sendu.
"Wah, sayang sekali.." Jimin kembali memposisikan dirinya untuk tidak bertingkah bodoh lagi.
"Kenapa?" Sebuah pertanyaan yang ia nantikan sedari tadi.
"Padahal aku ingin mendaftarkan diriku menjadi calon pacarmu, sunbae.. Hehehe.." Jimin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mengatasi kegugupannya juga agar ia terkesan hanya bercanda saja. Padahal ia sama sekali tidak bercanda, ia jujur dengan apa yang dikatakannya.
.
.
.Rasanya Jimin ingin berlari ke atap sekolah dan berteriak dengan keras disana. Ia kesal, marah, egois mungkin.
Bagaimana tidak, baru beberapa hari yang lalu ia bisa akrab dengan sunbae manis nan judes itu, mereka sudah harus berpisah lagi. Tentu saja karena Kim Taehyung, yang sudah didaulat sebagai sahabat terbaiknya, kini telah sembuh dari diare karena makan ramen beberapa hari yang lalu.
Ah, betapa iri dirinya pada sahabatnya itu. Setelah ini, Taehyung bisa terus bersama dengan Yoongi di seksi yang sama.
Bukannya ia benci jika harus berkewajiban membantu Jeon Jungkook, tapi..
Apa boleh kalau Jimin egois sekali saja? Ia tidak menginginkan hal lain, hanya ingin diberikan sedikit waktu lagi untuk mengenal lebih jauh sunbae termanis sepanjang masa itu.
.
.
.Seluruh siswa yang ada di ruangan Dewan Siswa masih saja tertawa dan tersenyum memandangi tingkah lucu Jimin yang sedari tadi kegirangan karena mendapat kue kesukaannya.
Mochi
Bukan hanya mochi nya saja yang membuatnya terlalu senang, melainkan siapa yang memberikannya. Min Yoongi, tentu saja. Tidak ada hal lain yang lebih membuatnya senang selain apa yang berhubungan dengan sunbae manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, Jimin ㅡMy✔
FanfictionYoongi seorang tsundere. Mengungkapkan perasaannya pada orang lain adalah hal yang paling sulit ia lakukan. Lalu bagaimana ia akan menyatakan perasaannya pada orang yang dia suka? Self-problem seorang Min Yoongi dan curahan hatinya di buku hariann...