Chapter 14

18.8K 1.3K 66
                                    

"Prilly...."

Prilly yang tengah mengendong Zei sambil memilih buah menoleh saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Eh Dev...," seru Prilly tersenyum sangat manis.

Devia dengan perut besarnya semakin mendekat ke arah Prilly. Ia datang bersama Nio yang dengan setia menjaganya dari belakang.

"Lagi ngapain?" tanya Devia saat ia sudah berdiri tepat di samping Prilly.

"Ini mau beli keperluan dapur. Tadi pulang dari kantor Ali sekalian mampir ke sini. Lo?" jawab Prilly karena memang tadi ia dan Zei ikut pergi bersama Ali ke kantor.

"Gue lagi beli susu hamil sekalian beli bahan dapur juga."

"Oh....Nio gak kerja?" tanya Prilly memperhatikan penampilan Nio.

"Kerja. Tapi tadi gue ngajak ke sini. Laki gue kan siap siaga." Devia mengedip-ngedipkan matanya centil sambil memeluk lengan Nio mesra.

Prilly yang melihat itu mencibir tapi dalam hati ia tersenyum bahagia karena rumah tangga sahabatnya terlihat harmonis.

"Zei sama Om yuk. Biarin Tante sama Mama belanja. Kita nunggu di sana aja." Nio tersenyum pada Zei yang langsung meraih tangannya.

"Nah bener tu. Jagain ya Sayang Zei-nya." ujar Devia yang langsung diangguki oleh Nio.

"Eh Zei sama gue aja. Lo capek entar gendong dia," seru Prilly yang tak enak hati menitipkan Zei pada Nio.

"Udah gak papa, Pril. Lo temenin istri gue belanja. Gue jagain anak lo. Adilkan?" sahut Nio.

"Bener gak papa?"

"Iya gak papa, tenang aja."

"Oke deh. Makasih ya."

Nio mengangguk. Ia berlalu membawa Zei pergi. Sedangkan Prilly dan Devia lanjut belanja.

"Mau beli apa?" tanya Prilly saat mereka melangkah beriringan.

"Cari susu hamil dulu kali ya."

"Ya udah. Tu disitu." Prilly melangkan menuju tempat berbagai jenis susu. Devia mengikutinya dari belakang.

Devia sibuk memilih susu untuknya sedangkan Prilly memilih diam sambil memainkan handphone-nya. Ia mengirim pesan untuk Ali.

Pa, Mama ketemu Devia sama Nio. Sekarang Zei lagi sama Nio. Mama nemenin Devia cari susu hamil :*

Baru saja Prilly menyimpan handphone-nya ke dalam tas. Seseorang menepuk pundaknya membuat Prilly langsung menoleh ke sampingnya.

"Kamu?" mata Prilly membulat sempurna melihat wajah pria dihadapannya. Pria itu tersenyum sangat manis.

"Kita ketemu lagi cantik," ucapnya menyeringai.

Devia yang melihat kehadiran pria itu sama kagetnya dengan Prilly. Bahkan ia mengedip-gedipkan matanya berusaha menfokuskan penglihatannya.

Prilly langsung menarik tangan Devia agar pergi dari hadapan pria itu namun belum juga kaki Prilly melangkah tangannya sudah ditahan oleh pria itu.

"Mau kemana?" tanyanya terdengar sangat menjijikkan dipendengaran Prilly.

Prilly menghempaskan tangan itu kasar. Wajahnya berubah datar. "Jangan ganggu saya!" ketus Prilly.

Prilly langsung menarik tangan Devia dan berjalan cepat, ia tak ingin mengajak Devia berlari mengingat kondisi wanita itu yang tak memungkinkan untuk bertingkah seperti dulu lagi.

"Hei..." pria itu berlari dan berdiri tepat didepan Prilly membuat langkah kedua wanita itu terhenti.

Prilly mengatupkan mulutnya rapat, menahan emosi. Sedangkan Devia yang tak tau apa-apa hanya bisa diam.

My Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang