Chapter 24

19.9K 1.3K 84
                                    

Setelah mendapat telpon dari Nio yang mengatakan mereka sudah di rumah. Ali, Prilly, dan Tia tak lupa Zei langsung turun dari rumah mereka menuju rumah Devia.

Begitu sampai di halaman rumah Nio, sudah ada mobil Arka disana. "Tu anak satu perasaan gak pernah telat deh," gumam Prilly.

"Siapa Kak?" tanya Tia yang mendengar gumaman Prilly.

"Arka," sahut Prilly sebelum ia keluar dari mobil di ikuti Tia dan Ali.

"Paling si Azel dari pagi udah maksa buat ke sini," sahut Ali tertawa kecil.

"Mungkin," sahut Prilly ikut tertawa.

Sedangkan Tia tengah tersenyum tak jelas sambil memandang handphone-nya. Ia terus melangkah tanpa melihat jalan. Hampir saja ia terjatuh saat menabrak tangga di depan pintu rumah, jika Ali tak segera menarik tangannya.

"Ngeyeeel....," seru Ali menjitak kepala Tia pelan.

Tia nyengir kuda, ia mengusap kepalanya yang Ali jitak, walaupun tak terlalu sakit, tetep saja harus di usap, refleks tangan.

"Lagi Auty jalannya gitu," ujar Prilly saat melewati Tia yang menghentikan langkahnya.

Baru saja Ali berniat memencet bel, pintu rumah terbuka, menampilkan wajah tengil Arka. Prilly yang berdiri tepat di depan pintu terlonjak kaget.

"Biasa aja sih, Pril. Kayak liat setan respon lo." Arka memutar tubuhnya kembali masuk ke dalam rumah tanpa mau mendengar jawaban Prilly.

"Om sadar kalau dia setan, Zei," ucap Prilly pada Zei.

"Gue dengerrrr....," seru Arka berteriak kesal.

Prilly terkikik, tak menjawab teriakan Arka. Mereka langsung masuk ke dalam rumah.

"Om...," sapa Prilly saat melihat papa Devia tengah bersantai di ruang tengah.

"Prilly, baru dateng?"

"Iya Om." Prilly menyalami papa Devia di ikuti Ali dan Tia.

"Apa kabar kalian?" tanyanya saat menyambut uluran tangan Ali.

"Alhamdulillah baik, Om. Kalau Om sendiri gimana?" tanya Ali yang memang sudah cukup dekat dengan orangtua Devia dan yang lain.

"Baik, Li. Gimana perusahaan kamu?"

Tia dan Prilly saling pandang. Sepertinya kedua pria beda generasi di dekat mereka itu akan membahas soal bisnis dan itu sangat memakan waktu.

"Om, Prilly sama Tia nyamperin Devia dulu ya," pamit Prilly langsung berdiri dari duduknya.

"Oh iya iya. Mereka lagi di kamar."

"Iya Om. Mama ke sana dulu ya, Pa." Prilly beralih pada Ali.

"Iya." Ali tersenyum, ia tau istrinya tak kan betah menunggunya mengobrol.

Tia dan Prilly langsung menaiki tangga menuju kamar Devia yang berada di lantai dua. Pintu kamar yang berada tak jauh dari tangga itu terbuka lebar, terdengar suara Arka dan Nio di sana.

"Assalamualaikum." Prilly mengucap salam saat ia berada di depan pintu kamar.

Semua yang ada di sana menoleh ke arahnya. Kecuali bayi mungil yang berada dalam dekapan Devia, Zia.

"Waalaikumsalam."

Prilly menyalami orang tua Nio dan mama Devia yang juga berada di dalam kamar, begitu pun dengan Tia.

"Suami kamu mana, Pril?" tanya mama Devia saat menyadari tak ada Ali.

"Di bawah sama Om, Tante. Biasa bahas bisnis," jawab Prilly sambil duduk di sofa yang kosong, sedangkan Tia langsung mendekati Devia.

My Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang