Chapter 32

23.4K 1.4K 158
                                    

Prilly berlari kecil keluar dari kamar, menghampiri Tia yang sudah bersiap menuruni tangga. "Tia," panggil Prilly membuat Tia menghentikan langkahnya.

"Ya Kak?"

"Kamu kapan pulang?" tanya Prilly saat sudah berada di dekat Tia.

"Belom tau Kak. Besok acaranya, kalau bisa paling malem. Atau gak ya lusa." Tia nyengir menampilkan gigi rapinya.

Prilly tertawa kecil. "Yaudah hati-hati ya, salam buat keluarga Fino."

"Iya Kak. Abang mana Kak?"

"Di kolam sama Zei," jawab Prilly.

"Oh, Tia langsung ya Kak," pamit Tia mencium punggung tangan Prilly.

"Iya, kalau udah sampai kasi kabar," pesan Prilly langsung di angguki oleh Tia.

"Sip. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tia berlalu menuruni tangga sedangkan Prilly kembali ke kamar untuk mengganti bajunya. Tak sampai sepuluh menit Prilly kembali keluar kamar, menuruni tangga menuju lantai bawah, lalu melangkah ke halaman belakang.

Prilly tersenyum melihat Ali yang tengah menggendong Zei di tengah kolam, tawa riang Zei terdengar nyaring. Tak ada lagi tangisan Zei yang merindukan papanya, sekarang hanya ada tawa bahagia Zei dan Prilly berharap tak ada lagi masalah seperti kemarin yang menghampiri rumah tangga mereka.

Prilly duduk di tepi kolam, memasukan kedua kakinya ke air. Ali yang mendengar suara air menoleh ke asal suara, senyum jahat tercetak jelas di wajahnya saat melihat Prilly yang hanya memakai bikini berwarna putih.

Perlahan Ali membawa Zei ke arah Prilly. Senyum manis yang tadi mengembang di wajah Prilly kini berubah was-was. Ia menggigit bibir bawahnya menanti kehadiran suami dan anaknya.

"Ngeselin mukanya," celutuk Ali sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari wajah Prilly.

"Ah masa? Ngeselin apa ngangenin?" goda Prilly sambil mengedipkan matanya sebelah.

"Ngeselin sumpah," sahut Ali dengan wajah yang di buat geram pada Prilly.

"Yaudah gak jadi ikut," ketus Prilly bersiap beranjak dari duduknya.

"Eh eh gak boleh gitu. Sayang loh bajunya udah di pakek tapi gak renang." Ali menarik tangan Prilly dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan satunya masih bertahan menggendong tubuh mungil Zei.

"Bilang aja sih ngiler dari tadi," sahut Prilly tertawa mengejek. Ia menjulurkan lidahnya pada Ali yang langsung tertawa lepas.

Zei yang melihat wajah Prilly di tambah mendengar suara tawa Ali ikut tertawa riang. Ia mengangkat tangannya, meminta agar Prilly menggendongnya.

"Zei masuk pelampung aja ya," ujar Prilly mengambil pelampung yang memang khusus untuk bayi seumuran Zei.

Ali mengangkat tubuh Zei, mendirikannya di tepi kolam. Prilly dengan cekatan memasangkan pelampung pada Zei agar anaknya itu tak tenggelam saat di masukkan ke kolam.

Selesai dengan Zei, Ali kembali memasukan tubuh Zei ke dalam air. Zei yang merasakan dinginnya air kolam langsung memekik, tawanya terdengar sangat keras.

"Yeeaayyy mandi," seru Prilly ikut masuk ke dalam kolam.

Ali menarik tangan Prilly lembut. "Mama pegang Zei," pinta Ali yang langsung di angguki oleh Prilly.

Prilly memegang pelampung Zei, sedangkan Ali langsung mengambil posisi di belakang Prilly, ia memeluk tubuh istrinya dari belakang.

"Modus ternyata," kekeh Prilly menolehkan kepalanya ke belakang, menatap Ali yang tersenyum manis.

My Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang