Chapter 25

18K 1.3K 130
                                    

Numpang promosi bentar yaaaa hihi...Baca cerita aku yaa judulnya 'HIJRAH' 😊😊😊

'Aku hanya gadis lemah yang Kau Ciptakan dengan segumpal tanah lalu kau tiupkan roh dalam jiwaku. Aku bukanlah apa-apa. Namun bodohnya aku, malah dengan lancangnya melanggar larangan-Mu, ku abaikan Hidayah yang Kau berikan padaku. Betapa rugi diri ini yang mengabaikan kasih sayang-Mu hingga aku larut dengan kenikmatan dunia yang hanya sementara.

Hingga Kau hadirkan dia. Dia yang mampu menggetarkan hatiku dengan lantunan ayat suci Al-qur'an .

Mampukah aku berHijrah di jalan-Mu?
Mampukah aku melawan godaan setan yang setiap detik menggodaku dengan kenimatan-kenikmatan?'

Semoga sukaaa hihi jangan lupa vote sama coment-nya yaaa. Aku tunggu, kalau emang banyak peminat bakal di lanjut 😉

*********

Azel dengan penuh semangat melangkahkan kakinya masuk ke kantor Arka. Senyum terus saja merekah di wajahnya, karyawan yang melihat istri bos mereka tersenyum ramah pada Azel. Sikap Azel yang memang ramah membuat mereka tak terlalu takut.

"Pagi Bu...," sapa salah satu karyawan yang Azel lewati.

"Pagi..."

Memasuki lift Azel langsung menuju lantai paling atas dimana ruangan Arka berada. Rasanya sudah tak sabar untuk  bertemu suami tampannya itu. Azel bersiap mendorong pintu yang tidak tertutup rapat, namun urung saat ia mendengar suara wanita.

"Aku kangen banget sama kamu, Ka. Udah lama gak ketemu." Jantung Azel rasanya sudah tidak mampu berfungsi dengan baik.

"Iya aku juga. Kamu apa kabar?" Bisa Azel liat suami yang sangat di cintainya itu memeluk wanita lain yang sialnya tidak bisa Azel liat bagaimana bentuk wajahnya.

Air mata Azel keluar dengan begitu derasnya, dadanya sesak tak tertahankan. Niatnya yang ingin memberi kejutan pada Arka, tapi malah ia yang mendapat kejutan lebih dulu.

Tak ingin melihat lebih lanjut, Azel langsung berlari kembali menuju lift, jantungnya terpacu sangat kencang, air matanya sama sekali tak berhenti mengalir. Menjelaskan apa yang ia rasakan pun rasanya ia sama sekali tak sanggup. Satu kata yang bisa Azel katakan tentang hatinya saat ini 'sakit'.

Tanpa pikir panjang Azel berlari keluar kantor, sama sekali tidak memikirkan pandangan para karyawan yang ia lewati. Azel terus berlari sampai suara benturan terdengar dan tubuhnya melayang tanpa bisa ia mengerti apa yang terjadi.

Tubuh lemah Azel terhempas begitu kencang ke aspal dan semuanya gelap. Azel tak sadarkan diri dengan darah yang keluar di bagian-bagian tubuhnya yang terluka. Hampir semua karyawan berhamburan keluar saat ada yang meneriakan nama Azel dengan sangat lantang.

Satpam yang menyaksikan itu tanpa kata langsung berlari masuk ke dalam kantor. Ia menggunakan lift untuk sampai di ruangan Arka. Tanpa mengetuk pintu ia langsung mendorong pintu itu kasar.

Arka yang mendengar pintu ruangannya di banting bersiap marah namun wajahnya berubah tegang saat satpam itu perkata dengan napas ngos-ngosan.

"Bu Azel kecelakaan."

Rasanya persendian di tubuh Arka lepas tak tersisa. Langit seolah menimpa tubuhnya. Tanpa mampu berkata apapun Arka berlari secepat kilat keluar dari ruangannya. Tak sabar menunggu lift bergerak turun. Arka berkali-kali memukul kepalanya sendiri.

Keluar dari lift Arka melihat sudah ramai orang di depan kantornya. "Mana Azel?" tanya Arka langsung saat ia sampai di dekat karyawannya.

"Bu Azel baru saja di bawa ke rumah sakit terdekat Pak."

My Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang