"Aku pulang," seru Taehyung setelah melepas sepatu mungilnya, berlari dengan kaos kaki basahnya ke dalam rumah, meninggalkan jejak-jejak kecil di atas lantai kayu yang belum disapu. Si kecil itu meninggalkan Namjoon yang membawa tas belanja yang terbilang amat sedikit dan tidak biasa untuk penggila shopping seperti keluarga Kim.
Kursi tempat Namjoon biasa makan kini diduduki tas belanjaan. Dia merogoh isi tas belanjaan itu, mencari suatu barang seakan-akan itulah hal terpenting baginya.
"Aku gak maksa, loh," ketus Ravi, melihat Hoseok cs yang basah kuyup. "Itu juga ada anak kecil, loh."
"Kasian."
"Jangan ikutan bela Ravi-hyung dong," keluh Hoseok pada Leo yang tengah menikmati milkshakenya. "Bilang aja Leo-hyung mau main bareng Taetae!" Taehyung yang kedapatan namanya dipanggil bersembunyi di belakang ayahnya, disusul dengan sentuhan merah muda di wajah Leo dan tawaan kecil dari lingkaran penuh idol di tengah ramainya restoran sundaeguk asal Daegu itu.
"Kukira kita mau jalan ke mana, ternyata ke sini, toh," ucap Namjoon. "Baru kemarin datang ke sini."
"Eh, ayo duduk," ucap anggota tertua dalam lingkaran itu, Hakyeon. Mereka menempati meja besar yang berada di sudut restoran, yang sekiranya muat untuk diduduki 7 pria dewasa dan satu lelaki kecil. Sambil menikmati hidangan yang lezat, mereka bertukar cerita, saling melepas tawa dan keluh kesah, berbarengan dengan Yoongi yang saat itu ingin part-time di restoran ibunya. Tangan Taehyung yang nakal menggapai tiket-tiket yang diikat, lantas membuat Ravi terkejut dan spontan merebutnya dari si anak kecil.
"Apa itu?!" tanya si kecil, seakan-akan menginterogasi yang lebih tua. Namjoon mengangguk, menandakan bahwa ia juga sadar akan adanya barang yang bersembunyi di balik tas Ravi.
Orang yang ditanya hanya menghela nafas panjang. "Ketangkep deh."
"Kenapa, hyung?" tanya Hyuk.
"Kami bawa ini." Hakyeon menunjukkan sebundel tiket VIP sebuah acara musik televisi terkenal. "Bukan kami yang kasih ya! Ini titipan."
Sebenarnya Namjoon ingin menolak halus tiket itu, karena jujur, dia mudah mengantuk dengan lagu-lagu girlgroup. Tapi...
"Tae!" Namjoon berteriak. "Mana tiket yang dikasih om Hakyeon tadi?"
Tak ada balasan.
"Tae?"
Ah, mungkin Taetae ada di kamar, pikirnya. Rumah terasa sepi tanpa musik, jadi dia menyetel radio. Mendengar lagu yang begitu asik dari radio membuat kakinya gatal. Kini di tangannya ada sapu dan sekop, siap untuk membuat rumah kecil ini bersih kembali!
Of all the things you could do, you just had to say those words
How do you perfectly understand me
My heart keeps melting
(Bittersweet honey) I didn't even imagine it
(Private party) Us, who remain
I'll start, when you hug me you can be a little roughSatu hal yang membuat Namjoon bersyukur dia menyukai musik: memutar banyak lagu mengalihkan perhatiannya pada waktu seketika. Dalam waktu 30 menit, seluruh isi rumah sudah bersih, bahkan sampai perabotan rumahpun tak ada debu. Tapi dia heran, menghabiskan waktu sebanyak itu di sekeliling rumah dan ia masih belum menemukan bocah jahil satu itu. Oh ya, dan tiketnya juga!
Mandi dulu, ah.
Bunyi tetesan air dalam bak mandi mengisi keheningan di kamar mandinya. Namjoon tak pernah tahan dengan keheningan dalam rumah, jadi ia memasang baik-baik kedua telinganya pada bunyi tetesan air yang mengibas air hujan pada tubuhnya. Bermacam-macam hal tetap mengisi pikiran Namjoon meski ia memfokuskan dirinya untuk membersihkan ujung kepalanya.
Tiket itu sangat penting. Tak mau tau, ia harus mendapatkannya setelah mandi. Dia ingat, dalam tiket itu ada jejeran girlgroup ternama Korea, seperti Red Velvet, TWICE, GFriend, bahkan Girls Generation. Namjoon datang bukan untuk girlgroup-girlgroup itu. Dia hanya datang demi MAMAMOO. Ah, ya, barusan dia mendengar lagu MAMAMOO juga, ketika bersih-bersih.
Gak gak gak, gumamnya. Aku harus belajar melupakan.
Dia ingat sekali ketika suara dia menemaninya membersihkan rumah. Dia berhenti, mendengarkan suaranya yang amat lembut dan menenangkan. Alunan suaranya sering sekali ia dengar ketika Taehyung masih menggenggam erat tangan ayah dan ibunya dengan tangan mungilnya.
Di masa lalu, dia akan mengisi keheningan dalam rumah dengan senandungnya, mengusap kepala Namjoon yang bersandar di pahanya. Mereka akan memeluk satu sama lain, menyanyikan banyak lagu sembari merasakan kehangatan di tengah dinginnya suhu dalam rumah. Tapi ketika mereka berpisah, Namjoon tak pernah dapat menyampaikan perasaannya dengan baik. Ini mungkin satu-satunya kesempatan bagi dia untuk meluruskan semuanya.
Ini mungkin satu-satunya kesempatan bagi Namjoon untuk menunjukkan dia tentang anak mereka satu-satunya.
- - - - - - - - -
Hiks.. ;;
Sudah 2 bulan cerita ini gak diapdet... MIANHAEEEE TT Fierden bukan males, selalu kelupaan sama cerita ini. Setelah diberi pencerahan Bon Voyage Fierden siap lanjutin ini! :D
Sebenarnya irl banyak banget hal yang harus Fierden urus. Ini lagi stres karena hilang HP TT Rasanya Fierden bener2 mau cari uang tapi nggak tau nyarinya gimana dan kayak mana.... Ada saran nggak ya, untuk cari kerjaan meski stay di rumah? Meski ane sekarang udah kelas 12 ;; //kokcurhat
Ah btw YA. DUNN BE ANGRY WITH MEH I SHIP BTS X MAMAMOO :v Namjoon ini susah banget dicariin ceweknya tbh :v silahkan ditebak siapa ya yang sama Namjoon di masa lalu~
Jumat ini Fierden apdet, janji dehhh~ see you next Friday!
YOU ARE READING
dads meet | namjin (slow update)
Fanfictionketika dua duda bertemu dan perlahan melengkapi satu sama lain. . . . (28/04/2017)