RaB. 14 : Di Ambang Batas

28 3 0
                                    

Ia tidak menyangka hantu perempuan yang nyaris membunuhnya beberapa minggu lalu akan kembali lagi. Rupanya mahluk itu telah lama mengincarnya, tetapi tidak bisa mendekat karena ada Ezra yang melindungi dirinya. Gawat, Syerin rasa Ezra merasa kasihan pada hantu itu sehingga tidak melenyapkannya begitu saja.

Dan kini hasilnya telah ia lihat, hantu itu kembali untuk balas dendam.

"Menjauh dariku!" jerit Syerin sembari melayang limbung menjauhi mahluk halus itu.

Entah sudah berapa lama ia bermain kejar-kejaran seperti ini. Hantu itu benar-benar mempermainkannya. Ketika Syerin mencoba menjauh, hantu itu diam saja. Akan tetapi, saat jarak mereka sudah terlampau jauh, mahluk itu akan tertawa aneh dan kembali melesat ke arahnya dengan cepat.

"Teruslah menjauh dariku, hingga nanti aku menjadi bosan dan langsung membunuhmu dengan cepat!"

"Aku tidak akan sudi mati di tanganmu!" desis Syerin sambil berusaha menjauh lebih cepat.

Sial, di saat-saat seperti ini, ia malah tidak bisa kembali ke wujud kasarnya dengan cepat. Syerin tidak bisa membayangkan wujud kasarnya dan kembali ke sana, otaknya benar-benar menjadi blank karena panik. Yang ia bisa saat ini hanyalah lari sejauh mungkin.

Seandainya saja Syerin memiliki belati perak yang dipakai Ezra saat menyelamatkannya, pasti dirinya tidak perlu melarikan diri lagi.

Seandainya Ezra ada di sini....

Syerin berdecak keras, Hentikan pikiran konyolmu, Syerin!

"Ayo ... larilah. Larilah sejauh mungkin!"

Tiba-tiba Syerin tak bisa melayang lebih jauh lagi, langkahnya seolah tertahan oleh sesuatu. Syerin menunduk, mencari-cari benda atau 'sesuatu' apakah yang telah menghalanginya. Hingga akhirnya ia melihat hal itu.

Ada lilitan benang berwarna merah di kakinya. Benang itulah satu-satunya yang menghubungkan dirinya dengan tubuh kasarnya. Syerin tidak bisa lebih jauh lagi, atau benang itu akan terputus dan mahluk halus lain bisa mengambil alih tubuhnya.

Sebenarnya, sudah seberapa jauh aku pergi?

"Oh, jadi benang merah itu yang menghalangi langkahmu?" hantu berwajah menyeramkan itu terkekeh meremehkan. "Apa mau kupotong saja supaya kau bisa pergi lebih jauh lagi?"

Syerin terbelalak, bagaimana bisa hantu itu melihat benang merahnya? Bukankah seharusnya hanya ia yang bisa melihat lilitan ini? Dan lagi, hantu itu mengenggam sebuah belati perak dengan sebuah ukiran, mirip seperti milik Ezra!

"Tenang saja, belati ini cukup kuat untuk memotong benangmu itu," ucap hantu itu dengan seringai lebar.

Syerin mendelik, ia belum kehabisan akal. Gadis itu belum terkepung, jadi ia langsung memutar arah dan melewati hantu itu dengan cepat, menyusuri benang merahnya kembali

Suara tawa yang menyeramkan terdengar, membuat bulu roma Syerin meremang.

"Ya! Larilah sejauh mungkin, gadis kecil!"

Syerin terus menyusuri benang merahnya tanpa terpengaruh dengan tawa yang mengintimidasi dari hantu pendendam itu. Namun perlahan-lahan tubuh astralnya tidak lagi segesit sebelumnya. Gadis itu melayang limbung hingga akhirnya terjatuh ke atas tanah.

Syerin mencoba mengangkat tubuhnya dengan kedua tangan, hingga akhirnya gadis itu sadar bahwa wujudnya lebih transparan dari sebelumnya.

Syerin berdecak, ini akibatnya jika dia terlalu banyak menghabiskan energinya untuk bergerak dengan wujud ini. Ia tidak bisa melangkah lebih jauh lagi, atau energinya habis dan ia akan lenyap.

Rain and BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang