LIMA

14.8K 814 27
                                    

Melihat hal itu, Derick mencoba merebutnya dari tangan Maggie. Dia terpaksa membungkuk karena Maggie bersikukuh mempertahankan coklat itu. Derick berhasil meraih tangan kiri Maggie dan mengambil sebatang coklat dari tangannya yang langsung di lemparnya asal. Sekarang Derick   mencoba meraih tangan  kanan Maggie yang menggenggam  potongan   coklat. Kali ini sangat sulit, Maggie tak mau menyerah. Akibatnya tubuh Derick terjatuh duduk  di lantai. Derick tak mau kalah, dia masih terus berusaha mengambil potongan coklat itu. Ternyata semakin Maggie di desak, semakin kuat genggaman tangannya. Derick benar-benar kewalahan di buatnya. Selama beberapa saat mereka masih saling berebut coklat.   Kemudian  tanpa mereka sadari tubuh mereka saling menempel dengan posisi tubuh Maggie berada  dalam pangkuan Derick.  Hingga akhirnya keduanya tersadar akan posisi mereka.  Lalu sejenak tubuh mereka diam tak bergerak.

Jantung kedua  mahluk hidup berbeda gender  ini berdetak dengan sangat keras. Napas keduanya memburu. Dalam kegelapan mereka merasakan udara terasa panas. Tubuh Maggie  mendadak terasa kaku tak bisa di gerakkan. Di tambah lagi pergelangan tangan kanannya masih di cengkram erat oleh Derick. Ini membuat Maggie tidak dapat bergerak dan menjauh dari pria seksi ini, kecuali jatuh terduduk di atas pangkuannya.

Namun bukan Maggie namanya kalau ia tak mencoba berontak. Sekali lagi ia berusaha  sekuat tenaga melepaskan diri dari Derick. Semakin Maggie berontak, semakin kencang cengkraman tangan Derick di pergelangan tangan Maggie. Akibatnya tubuh mereka  saling menempel dengan ketatnya. Dada Maggie yang indah dan padat terasa lembut di dada bidang Derick. Keharuman tubuh Maggie bercampur dengan aroama coklat, membuat Derick tenggelam dalam pusaran gairah yang bergelora. Tapi ia berusaha mengendalikan diri dengan bersungguh-sungguh.

"Tenanglah, Maggie..." bisik Derick parau.

"Tidak, lepaskan aku Derick..." bisik Maggie bergetar. 

Suara getaran Maggie makin membuatnya mabuk dalam gairah sensual.  Satu-satunya cara agar membuat Maggie tak berontak adalah melepaskan cengkraman di pergelangan tangannya dan kedua tangan Derick beralih meraih punggung Maggie dan di dekapnya  erat  ke tubuhnya.

Dan berhasil. Sekarang  keduanya diam tak bergerak kembali.  Derick menurunkan kedua tangannya  yang mendekap erat  punggung   perempuan cantik bertubuh besar ini,  namun tidak berusaha menjauhkan tubuhnya, akibatnya  kedua tubuh  mereka masih saling merekat satu sama lain,  diiringi paduan suara napas sengal mereka.

Dan  Derick terlambat mengantisipasi, bahwa tidak bergerak bukan berarti lebih aman. Malah Derick merasa ada bahaya lebih besar mengintai.

Maggie memang tidak lagi berontak dan bergerak, tapi tubuhnya kini malah lebih kuat menekan tubuh Derick.  Sehingga  Derick merasa  lebih leluasa memperhatikan keseluruhan fisik Maggie.

Lewat cahaya terang dari dapur, Derick melihat rambut coklat tua Maggie terasa berkilau. Sentuhan lembutnya terasa di wajah dan leher Derick. Sekarang mereka saling bertatapan. Mata besar Maggie yang berwarna coklat terlihat sayu  dan bibir seksinya seolah mengundang untuk di sentuh, dan di rasakan. Derick berani bertaruh bukan hanya dirinya yang merasakan hasrat dan keinginan. Derick yakin dirinya tidak sedang bermimpi paha dalam Maggie menekan keras tubuh bagian bawahnya.

"Aku mohon, Derick...gumam Maggie bergetar. "Aku ingin...dan membutuhkan..."  Ulang Maggie tersengal.

"Apa...? ..kau ingin apa, Maggie?" Suara Derick terdengar serak.

Maggie hanya diam dan kepalanya mendongak keatas dengan bibir agak terbuka. Bukan coklat, tapi aku ingin kau Derick! Jerit Maggie frustasi dalam hati.

Derick tahu apa yang Maggie inginkan. Kedua tangannya kembali di usapkan ke punggung Maggie. Di belainya lembut punggung gadis itu. Maggie menahan napas dan tubuhnya terasa beku. Sekarang kedua tangan Derick mulai menyusup ke dalam kaos Maggie.  Telapak tangan Derick terasa kasar di punggung halus Maggie. Tangan Derick bergerak sensual membelai punggung Maggie dan menggodanya seolah-olah akan melepaskan kait branya. Tapi tidak Derick lakukan, dan itu membuat Maggie bergidik sehingga tanpa sadar dia menggerakkan tubuh bawahnya di atas tubuh bawah Derick. Kali ini Derick merasakan  celana jeans-nya terasa sesak.  Sialan kau Maggie, erang Derick dalam hati.

Big is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang