Setelah menempuh perjalanan satu jam lebih dari London, akhirnya pesawat khusus yang membawa keluarga besar Blake tiba di Bandara Internasional Glasgow, Skotlandia. Di Bandara, keluarga Blake di sambut oleh Kepala Rumah Tangga keluarga Pangeran Khaled. Beberapa mobil mewah tipe SUV telah di siapkan untuk keluarga Blake yang akan mengantarkan mereka ke tempat pernikahan Zara dan Pangeran Khaled. Iringan mobil SUV itu membawa rombongan keluarga besar Blake menuju suatu kompleks istana megah bergaya Victoria peninggalan abad pertengahan, yang terletak di pinggiran kota Glasgow. Kompleks Istana itu berdiri di atas lahan yang luas dengan pohon-pohon rindang yang tumbuh subur mengelilinginya dan di belakang kompleks bangunan itu ada sebuah aliran sungai kecil yg jernih airnya. Rombongan keluarga besar Blake di arahkan masuk ke dalam salah satu bagian bangunan besar yang bisa menampung seluruh anggota keluarga itu. Mereka di sambut oleh Zara dan kedua orangtuanya yang rupanya sudah tiba lebih dulu. Keluarga besar Pangeran Khaled tinggal di bangunan utama kompleks istana ini, yang juga akan menjadi tempat pernikahan Zara dan Pangeran Khaled.
"Atas nama keluarga Pangeran Khaled, kami mengucapkan selamat datang. Selanjutnya anda semua kami persilahkan untuk beristirahat di istana ini. Bila anda semua butuh sesuatu, ada pelayanan dua puluh empat jam yang siap melayani. Selamat beristirahat dan Selamat Malam..." Kepala Rumah Tangga Kelurga Pangeran Khaled mengangguk hormat dan berlalu dari hadapan mereka.
"Wow, Zara kau benar-benar beruntung....kita jadi mirip keluarga Kerajaan..." seru Jack takjub.
"Jangan bertingkah berlebihan, Jack...besok hanya Zara yang akan menjadi seorang Putri, dan kau hanya seorang rakyat jelata..." ejek Maggie.
"Kau juga jangan harap, bisa menjadi seperti Zara..." Jack balas mengejek kakaknya.
"Sudah...sudah...lebih baik kita makan malam dulu...aku yakin pasti kalian belum makan..." Ajak Ayah Zara mendinginkan suasana.
"Benar Paman George, kami belum sempat makan, itu semua gara-gara Ayah yang memaksa kami agar bersiap lebih awal..." gerutu Jesse, adik bungsu Maggie yang sejak di London mengeluh kelaparan. Suasana yang nyaris tegang akibat pertengkaran dua bersaudara ini menjadi kembali cair oleh celetukan Jesse.
Seusai makan malam, masing-masing dari mereka berpencar, para orang tua memilih bercengkrama di ruang keluarga, sedang anak-anak mereka lebih suka berada di luar menikmati pemandangan, apalagi malam ini cuaca cerah dan bulan purnama bersinar terang. Hanya Maggie memilih langsung masuk ke kamarnya. Zara sedang melakukan sambungan telepon dengan calon suaminya, di ruang keluarga.
Selesai berbicara lewat telepon, Zara bertanya pada Ibu Maggie, mencari keberadaan Maggie. "Maggie di mana, Bibi Ellen?"
"Sepertinya dia sudah masuk kamar. Hari ini tingkahnya aneh sekali. Sejak dari London hingga tiba di sini dia lebih banyak diam, bahkan kau lihat tadi saat makan malam sering melamun, entah apa yang dia pikirkan, mudah-mudahan bukan karena kesedihannya kau akan menikah..." tutur Ellen Bleke prihatin.
"Malam ini Maggie memang terlihat lebih pendiam daripada biasanya, tapi aku kira bukan karena aku akan menikah. Baiklah Bibi Ellen, aku juga sudah mengantuk... Selamat malam.." Zara undur diri untuk tidur menyusul Maggie. Namun sebelum tidur ia ingin memastikan keadaan Maggie dulu, karena di matanya Maggie seperti orang yang sedang patah hati.
Saat masuk kamar yang ia tempati bersama Maggie, terlihat Maggie sudah terlelap. Zara tak tega membangunkannya, lebih baik aku juga tidur, gumamnya.
Namun keesokan harinya Maggie tidak mau berbagi cerita apapun dengan Zara, saat sepupunya ingin mengetahui problem yang Maggie hadapi saat ini. Maggie mengatakan ia baik-baik saja dan ia meminta Zara lebih baik fokus pada pernikahannya besok. Zara tidak memaksa karena ia akan mencari tahu melalui orang lain dan dia tahu siapa orang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Big is Beautiful
RomanceMargaret 'Maggie' Heavenly Blake adalah seorang perempuan bertubuh besar. Kelemahan dia adalah kegemarannya akan makanan dan malas berolahraga. Enam minggu lagi sepupunya akan menikah. Dia di minta menjadi pendamping mempelai perempuan, sepupunya...