10.

99 12 3
                                    

Hai semua, ...
Aku mau berterima kasih sama kalian yang setia baca ceritaku 😊💕. Makasih ya ~~


Lavennica mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Dia baru saja selesai mandi dan berjalan menuju ke balkon kamarnya untuk mencari udara segar. Angin malam yang dingin menerpa wajah gadis itu, namun gadis itu tidak merasa kedinginan karena dia mengenakan piyama berlengan panjang.

Dia memandang ke atas langit, berharap ada banyak bintang diatas sana. Namun kenyataannya tidak ada satupun bintang disana.

Tiba-tiba dia teringat saat dia menghabiskan waktu dengan kak jo, kak jessy dan kak frans. Mereka bertiga adalah orang yang baik dan menyenangkan. Lavennica merasa nyaman menghabiskan waktu bersama dengan mereka.

Dan entah mengapa dia merasa ada yang aneh dengan kak jo, entah itu hanya perasaannya saja atau memang ada yang tidak biasa pada diri kak jo.

Memang kak jo waktu sedang bekerja dan kak jo di hari biasa sedikit berbeda. Kak jo dihari biasa tampak sangat santai, sering tersenyum dan terbuka. Sedangkan jika sedang bekerja dia akan cuek, sedikit berbicara dan tersenyum. Itulah yang membuatnya terlihat sedikit sangar dan seram.

Dan entah mengapa lavennica merasa kak jo akhir-akhir ini sangat perhatian padanya. Pria itu selalu mengajaknya berbicara dan beberapa kali lavennica menangkap mata pria itu yang sedang menatapnya.

Mungkin hanya perasaanku saja. Batin gadis itu.

Dia lalu menaikkan lengan kiri piyamanya, dan matanya langsung tertuju pada pergelangan tangannya yang banyak dihiasi oleh bekas sayatan Cutter, baik itu yang sudah lama maupun yang baru. Beberapa sayatan lama membekas di pergelangan tangannya dan tidak menghilang, menandakan bahwa bekas sayatan itu lumayan dalam.

Dia lalu menyentuh bekas sayatan itu. Matanya berubah menjadi sedih. Bukan karena rasa sakit, namun karena dia sudah lelah menyakiti dirinya sendiri.  Dia tidak punya pilihan lain karena itulah cara yang dapat membuat hatinya lega jika dia sedang ketakutan.

Selama ini dia sudah berusaha keras untuk tidak mengingat kejadian-kejadian lama yang menimpa dirinya.
Dia selalu menyibukkan diri dengan cara belajar. Tak heran jika selama SMA dia selalu Juara pertama, bahkan meraih nilai tertinggi saat Ujian Nasional.

Namun hal itu membuatnya berubah menjadi gadis yang pendiam dan dingin. Dia tidak pernah berbicara dengan laki-laki manapun sejak saat itu, bahkan dengan guru pria sekalipun. Teman Laki-laki yang mengajaknya berbicara tidak pernah dia tanggapi dan itu membuat dirinya dijauhi oleh laki-laki.

Dia merasa muak dengan semua laki-laki kecuali dengan papanya dan papa Ivannie.

Saat memasukki perkuliahan, perlahan dia mencoba untuk mulai berbicara dengan laki-laki walaupun hanya beberapa. Dan terkadang dia masih terbiasa untuk tidak menanggapi laki-laki yang berbicara padanya.

Tapi sekarang dia sudah terbiasa berbicara dengan laki-laki. Dia ingin berubah dan menghadapi ketakutannya.

Namun orang-orang malah menganggapnya sebagai wanita penggoda karena mencoba untuk dekat dengan para lelaki.

Lavennica juga menyadari kalau hanya dengan Lerrie lah dirinya bisa berbicara blak-blakkan, Walaupun kebanyakan ia berbicara ketus dan kasar. Mungkin itu karena dia sudah lama mengenal Lerrie.

Handphone lavennica bergetar sebentar, menandakan ada pesan yang baru masuk. Lavennica mengeluarkan handphone dari saku piyamanya dan melihat isi pesan itu.

+6281378945***
minggu, 2/10/2016

Goodnight vennica.

11.03 pm

Pesan itu dari Lerrie. Setiap hari Lerrie selalu mengiriminya pesan walaupun lavennica tidak pernah membalas satu kalipun pesan darinya.

Kenapa kau selalu mengirimiku pesan? bukankah sudah kubilang untuk menjauhiku? batin gadis itu sambil menatap layar handphone-nya dengan tatapan sayu.

Padahal aku sudah sebisa mungkin berusaha untuk tidak berurusan denganmu. Dan aku juga sudah berusaha untuk melupakanmu. Tapi kenapa kau tiba-tiba kembali dan berada didekatku Lerrie?

Aku tidak ingin lagi hati bodohku kembali berdebar cepat karenamu karena aku tahu, kau dan aku tidak pantas untuk bersama. Aku bahkan tidak pantas untuk menyukaimu.

Perlahan air mata lavennica jatuh dari pelipis matanya. Dia menyilangkan kedua lengannya ke dada.

Aku..... Takut....
Sangat takut........
Setiap kali aku selalu takut kalau Ivannie dan keluarganya tahu, dan aku takut kalau kedua orangtuaku membenciku....
Mereka pasti merasa jijik padaku. Mereka pasti akan berpikiran jelek dan membenciku.
Aku sangat kotor dan menjijikan.
Aku takut....

Lavennica selalu seperti itu jika dia ketakutan. Hal yang paling dia takuti adalah bahwa keluarganya dan orang-orang terdekatnya tahu apa yang menimpa dirinya. Dia tidak ingin orang-orang berpikiran negatif dan memandang rendah dirinya.

Lavennica menghapus airmatanya yang jatuh.
Tidak.. Aku tidak boleh seperti ini terus. Aku sudah bertekad untuk menghadapi semuanya. Batin lavennica.

Sekilas dia teringat dengan peristiwa beberapa tahun yang lalu dimana teman-teman lerrie yang bernama Evan, Roberth dan satu lagi orang yang tidak ia kenal membawanya ke sebuah gudang kosong dan memperkosanya secara bergiliran. Lavennica saat itu tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berteriak dan menangis. Tidak ada satupun orang yang datang karena tempat itu terpencil. Samar-samar dia mendengar Evan memanggil nama laki-laki yang tidak dia kenal dengan sebutan Joni.

Ketiga orang itu lalu meninggalkan lavennica sendirian setelah selesai memperkosanya. Baju atas gadis itu sudah tidak berbentuk lagi dan hanya menyisakan rok yang masih utuh.

Untuk beberapa saat lavennica tidak bisa bergerak dan hanya bisa merasakan rasa sakit akibat perbuatan tiga orang itu. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir dan tubuhnya juga tidak bisa berhenti menggigil ketakutan.

Beberapa jam sudah berlalu dan hari sudah hampir menjelang malam. Lavennica yang dari tadi tidak bergerak mencoba untuk bangkit dan meraih tas yang tidak jauh dari tempatnya berbaring.

Rasa sakit langsung melanda seluruh tubuhnya dan yang lebih sakit terasa dibagian selangkangannya. Dia hanya bisa meringis menahan rasa sakit yang dia rasakan. Dia mengeluarkan jaket kelas yang dia simpan di tas dan langsung mengenakan jaket itu untuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benangpun.

Dia juga mengenakan rok untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Perlahan dia sudah tidak lagi mengigil.
Dia lalu meraih ponselnya dan hendak menelpon orangtuanya yang saat itu sudah berada di Singapura. Namun dia mengurungkan niatnya dan malah menelpon taksi untuk menjemputnya. Tidak seorangpun tahu apa yang terjadi padanya karena gadis itu memilih untuk diam dan menyimpannya sendiri.

Dia tidak bisa menghubungi kedua orangtuanya karena dia tahu saat itu kedua orangtuannya sedang ada masalah dalam pekerjaan. Dia tidak ingin kedua orangtuanya merasa lebih terbeban jika mengetahui apa yang telah menimpa dirinya.

Sampai saat ini dia tidak memberitahu siapapun kalau dia telah mengalami pemerkosaan. Dia juga belum memberitahu kedua orangtuanya. Hanya kak jessy dan Kak jo lah yang tahu karena gadis itu menceritakannya pada mereka.

Dia juga tidak bisa menghilangkan Kebenciannya pada ketiga orang itu. Karena mereka bertiga hidupnya perlahan hancur dan dia selalu merasa ketakutan setiap kali mengigat peristiwa itu. Dia ingin membalas dendam mereka semua yang telah memperkosa dan meninggalkannya.

Lihat saja Evan, Roberth dan Joni. Aku pasti akan menangkap dan menyeret kalian semua ke penjara, Dasar laki-laki brengsek.

Bersambung ~~~
Jangan lupa vote, komen, kritik dan sarannya yaaaaa 💕

Love Me LerrieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang