.
." Ini bantal dan selimut untukmu kak." kata Ivannie sambil menaruh bantal dan selimut ke sofa. Dia lalu merebahkan tubuhnya disamping kakaknya.
Ivannie dan Lerrie sedang menginap dirumah lavennica. Lerrie menatap adiknya yang sekarang sudah memakai piyama berlengan dan bercelana panjang berwarna biru cerah pinjaman Lavennica.
" Vennica sedang membersihkan wajahnya." kata Ivannie seolah tahu apa yang sedang dipikirkan kakaknya.
Lerrie mengangguk mengerti, lalu pandangannya beralih menelusuri ruang tamu.
" Vennica tinggal sendiri sejak dia masuk Sma kan?" tanya Lerrie pada adiknya.
" Hmm. Lebih tepatnya pas kelulusan Smp Mamanya pergi menyusul papa vennica di Singapura." Jawab ivannie. Lerrie mengangguk sekali.
" Ah. Aku baru ingat kalau Vennica pernah tidak masuk sekolah sampai 1 bulan lebih." kata Ivannie sambil menepuk tangannya sekali.
Lerrie menatap adiknya dengan raut wajah bingung.
" Tidak masuk sampai 1 bulan lebih?" ulang Lerrie.
" Ya, kalau tidak salah waktu kelas 1 Sma, Katanya sih sakit. Aku dan teman-teman pernah beberapa kali mau menjenguknya, tapi kata Bi nana dia tidak ada dirumah." Jelas ivannie.
Ivannie baru mau meneruskan lagi kata-katanya namun dia mendengar suara derap langkah Lavennica yang menuruni tangga.
" Kau belum mau tidur Van?" tanya Lavennica. Lerrie dan Ivannie menoleh kearah Lavennica berbarengan. Gadis itu memakai Piyama berlengan dan bercelana panjang juga berwarna kuning. Sepertinya gadis itu suka piyama yang cuma menyisakan telapak kaki dan telapak tangan saja, pikir Lerrie.
" Ya, ini mau tidur kok." kata Ivannie lalu beranjak. Dia menatap Lerrie sekilas lalu naik keatas meninggalkan Lavennica dan kakaknya.
Lavennica berjalan kedapur dan mengambil tiga botol air putih. Dia lalu berhenti diruang tamu dan memberikan satu botol air putih untuk Lerrie.
Lerrie menerimanya
" Terima kasih." ucap Lerrie.
Lavennica hendak pergi namun Lerrie menahannya.
" Ehm. Nanti siapa yang kunci pintu depan kalau aku sudah pulang?" tanya Lerrie canggung.
Lavennica berpaling menatap Lerrie
" Tidak usah dikunci. Nanti Bi nana datang mau membersihkan rumah." Jawab lavennica.
Lerrie Terdiam. Dia tidak tahu mau berkata apa lagi pada Vennica.
" Kalau tidak ada yang mau ditanyakan lagi aku mau naik." kata Lavennica pada Lerrie.
Lerrie menggelengkan kepalanya pelan karena dia memang tidak berniat bertanya apapun. Lavennica lalu meneruskan langkahnya menaiki tangga.
Lerrie menatap punggung gadis dihadapannya yang sekarang kian menjauh menaikki tangga.
Dia masih penasaran dengan cerita Ivannie tadi. Benarkah Vennica pernah tidak masuk sekolah sampai 1 bulan lebih?
Kenapa?---
06:00 Am.
Lerrie tidak bisa tidur. Pikirannya melayang entah kemana. Sekilas dia teringat dengan sosok Jo, Pria yang katanya adalah bos Vennica ditempatnya bekerja.
Entah mengapa dia merasa hubungan Jo dan Vennica lebih dari sekedar hubungan Bos dan karyawan. Lerrie tahu Jo menyukai gadis yang juga dia sukai.
Dan Lerrie tidak suka kenyataan itu. Dia tidak suka melihat Jo dan Vennica dekat.
Lerrie beranjak duduk dari posisi dia sebelumnya yang tadi sedang berbaring.
Matanya menyelusuri ruang tamu dan matanya berhenti menatap beberapa majalah yang ada di atas meja belajar kayu, tidak jauh dari tempatnya berada.
Lerrie berjalan menuju meja itu karena tertarik dengan majalah yang ada diatasnya. Rupanya majalah itu adalah majalah National geographic.
Lerrie mengambil majalah itu dan membukanya sekilas. Dia juga suka dengan majalah itu dan kebetulan dia belum pernah membaca edisi yang sekarang dia pegang.
Matanya lalu menelusuri seluruh meja. Dia membuka laci yang ada disamping meja. Isinya dipenuhi oleh berbagai komik.
Lerrie lalu membuka Laci yang lain. Kali ini laci itu dipenuhi oleh banyak kertas yang berisi Fotocopy-an materi kuliah.
Lerrie mengambil beberapa lembar Fotocopy-an itu dan membacanya. Fotocopy-an pertama berisi materi tentang Business statistic. Dan Fotocopy-an kedua materi tentang Pengantar Management.
Lerrie lalu mengambil Fotocopy-an yang lain dan matanya berhenti pada selebaran kertas yang dilipat rapi yang terselip diantara Fotocopy-an materi.
Lerrie membuka kertas itu dan membacanya dengan saksama.
Seketika mata Lerrie terbuka lebar tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Dia membaca kertas itu sekali lagi, seoalah tidak percaya.
Cklekk
Terdengar suara kunci pintu yang diputar. Lerrie membeku tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa seperti maling yang hampir ketahuan karena membongkar barang orang lain tanpa izin.
Dia lalu kembali ke kesadarannya. Dengan cepat dia meletakkan Fotocopy-an yang dilihatnya tadi kembali kelaci dan menyembunyikan kertas yang tadi dia baca di saku Jeans miliknya.
Kreekk
Pintu terbuka dan bi nana langsung masuk kedalam. Matanya bertemu dengan mata Lerrie yang sedang berpura-pura seperti sedang sibuk membaca majalah.
" Eh ada dik Lerrie. Sudah lama bibi nggak lihat dik Lerrie. Makin tampan aja." kata bi nana menghampiri Lerrie.
Lerrie tersenyum senang, dia tidak menyangka jika bi Nana masih mengingatnya setelah beberapa tahun tidak bertemu.
" Makasih bi, bibi juga makin cantik aja. Kayak masih umur 20-an." Puji Lerrie.
Bi Nana yang memang sangat senang dipuji menepuk lengan Lerrie pelan.
" Aduh, dik Lerrie bisa aja. Padahal bibi udah punya anak dua loh." Kata Bi nana malu. Matanya lalu menelusuri ruang tamu seolah mencari pemilik rumah.
" Vennica sama ivannie masih tidur Bi, kemarin kami bergadang sampai jam 4 pagi." kata Lerrie seolah tahu pikiran bi Nana.
Bi Nana mengangguk mengerti.
" Ntar bibi masakin Nasi goreng ama Telur setengah matang buat kalian, dik Lerrie istirahat aja."kata Bi nana.
Lerrie melirik jam tangannya yang hampir menunjukkan pukul 7 pagi.
" Nggak usah bi, bibi masakin buat Vennica ama Ivannie aja. Lerrie mau balik sekarang soalnya ada kerjaan." Kata Lerrie. Bi nana terlihat sedikit sedih karena harua berpisah dengan pria tampan didepannya.
" Ya udah, hati-hati dijalan ya dik, sering-sering mampir." kata Bi nana. Lerrie tersenyum lalu mengambil dompet dan Handphonennya yang dia letakkan di sofa dan berjalan menuju pintu.
Bi nana mengantarkan Lerrie sampai kedepan pintu sementara Lerrie masuk kedalam mobilnya.
Tak butuh waktu lama mobil Lerrie sudah pergi dari halaman rumah Lavennica.
Lerrie mengendarai mobilnya lumayan cepat. Beberapa menit kemudian dia menepikan mobilnya kepinggir jalan dan memukul setir mobilnya dengan kesal. Dia sedang marah dan bingung sekarang.
Dia tidak percaya dengan apa yang dibacanya dari kertas tadi.
Kertas itu adalah surat keterangan dari seorang Psikiater yang bernama Fransisca.
Dan disurat itu menyatakan bahwa pasien yang bernama lengkap Lavennica cruel mengidap penyakit psikologis yang bernama
.
.
.Self injury(self harm)
.
.BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Lerrie
RomanceAku punya banyak rahasia yang tidak bisa kuberitahukan kepada semua orang. Tidak hanya karena julukanku yang sebagai wanita penggoda, aku masih punya rahasia lain yang lebih menyakitkan lagi. Aku selalu melukai tubuhku, supaya aku bisa merasa bebas...