11. Fight

109 12 3
                                    

Sudah hampir 20 menit Lerrie menatap ke luar jendela kamar tidurnya. Dia merasa tenang setiap melihat pohon dan tanaman yang ada di halaman rumahnya. Hijaunya daun ditambah dengan bunga berwarna-warni memanjakan kedua mata Lerrie. Dalam hati dia bersyukur mamanya adalah orang yang suka menanam berbagai jenis tanaman dan pohon.

Dia lalu melirik jam tangannya yang sekarang menunjukkan pukul 7.30 pagi. Dia selalu tidak sabar menantikan datangnya hari rabu, dimana dia bisa bertemu vennica dikelasnya mengajar. Lerrie lalu mengambil ranselnya yang ada dikursi dan berjalan keluar kamar. Di meja makan, papanya yang sudah lengkap memakai setelan jas sedang sibuk membaca koran ditemani dengan secangkir kopi sedangkan mamanya sedang sibuk membuat sarapan.

" Pagi pa, ma." kata lerrie lalu menaruh ranselnya ke kursi. Dia lalu menarik kursi lainnya dan duduk dekat dengan papanya.

" Ada urusan lagi pagi ini?" tanya papanya sambil melipat koran yang tadi dibacanya.

" Em.. Iya." jawab Lerrie canggung.
Dia belum memberitahu orangtuanya kalau dia menjadi dosen di Universitas B.

Lerrie sedikit takut dengan papanya karena papanya adalah pria yang tegas dan juga keras. Namun lerrie tahu papanya adalah orang yang sangat baik.

Papanya lalu mengambil cangkir kopi dan mulai meminumnya dengan perlahan.

" Kapan kau mau masuk ke perusahaan Ler? Sudah saatnya kau masuk dan menggantikan posisi papa. " kata Pria berumur 53 tahun itu lalu menaruh cangkir kopi kembali ketempatnya.

" Papa yakin dengan kemampuan dan kepintaranmu kau pasti bisa langsung menggantikan posisi papa." Lanjut pria itu

" Ehm----, bisakah papa memberiku waktu? Aku janji setelah urusanku selesai aku akan langsung menggantikan posisi papa di perusahaan. " kata lerrie dengan sopan.

Alexander Brilliant menatap wajah anak didepannya itu dengan ekspresi datar. Lerrie sudah biasa melihat ekspresi papanya karena memang itulah karakter papanya.

" Sudahlah pa, biarkan Lerrie menyelesaikan urusannya dahulu. Dia kan masih muda jadi biarkan dia menikmati apa yang ingin dia lakukan. Lagian bukannya terlalu berat jika langsung menggantikan posisimu di perusahaan?" kata Mama sambil menaruh beberapa makanan ke meja.

" Bukan begitu sayang, aku hanya ingin Lerrie ada di perusahaan." kata papa dengan tenang. Mama adalah satu-satunya orang yang selalu bisa melunakkan hati Papanya yang keras.

Mama hanya tersenyum dan menarik kursi yang berhadapan dengan lerrie.

" Lerrie akan bekerja jika dia sudah siap." kata Mama sambil menatap lerrie. Mamanya meraih tangan papanya lembut seraya mengusapnya. Papa lalu diam, tidak bersuara lagi dan lerrie hanya tersenyum berterima kasih karena mama membelanya.

Dalam hati Lerrie bersyukur mempunyai mama yang baik dan sedikit iri dengan papanya yang memiliki istri seperti mamanya. Dia juga ingin mencari wanita seperti mamanya yang selalu sabar, dewasa dan bijaksana.

Lerrie juga sedikit gelisah dan bersalah karena belum memberitahu orangtuanya jika dia sudah bekerja. Padahal Keluarga lerrie terbilang sangat kaya karena papanya adalah salah satu pemilik perusahaan besar di Indonesia, dan Lerrie lah yang akan menjadi penerus perusahaan tersebut.

Tapi Lerrie lebih memilih untuk menjadi dosen. Dia ingin menyelesaikan beberapa urusannya terlebih dahulu, baru setelah itu dia akan menuruti kata-kata papanya.

Tidak ada satupun yang tahu bahwa Lerrie adalah anak dari Alexander Brilliant, seorang pengusaha kaya di Indonesia. Dan Lerrie sedikit bersyukur belum ada yang menyadari tentang jati dirinya di kampus kecuali Lavennica karena gadis itu memang sudah mengenal keluarga mereka.

Love Me LerrieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang