Anggi Ketahuan Sama Salsa

35 4 4
                                    

Salsa's pov
     Masih ku ingat kejadian 3 hari yang lalu saat Ka Steven nembak aku. Rasanya sulit dilupakan. Kenapa muka cowok itu selalu terngiang-ngiang dalam pikiranku. Masa iya sih aku suka sama dia juga? Bisa jadi. Emang sih dia banyak fans di kampus, tapi dia kan juga terkenal banget angkuhnya. Namun dia sangat baik padaku. Aku berdiam diri di kost, sambil menonton film kesukaanku. Karena kebetulan lagi libur kuliah. Tapi tiba-tiba salah satu sahabatku, Anggi, ia mengajakku untuk pergi ke perpustakaan kota, aku yang sebenarnya sedang menonton film terpaksa harus mengikuti karena aku takut Anggi marah padaku.

Lewat chat Line...

"Salsa, lo mau
gak temanin gue
ke perpustakaan kota,
Soalnya gue lagi bosen
banget nih"

       "Ke perpus kota?? Yaudah deh ayo.
"Oke sal, gue otw
rumah lo"

                "Oke nggi, gue tunggu"

     Akhirnya kami pergi berdua ke Perpustakaan Kota naik motor Anggi. Setelah sampai di Perpustakaan Kota, kami turun lalu Anggi dan aku mengambil kartu perpustakaan yang mana sebagai tanda bahwa kami ingin membaca ataupun meminjam buku. Kami duduk di meja bundar yang kebetulan tidak ada orang. Anggi mengambil sebuah buku yang selanjutnya ia baca sangat serius.
     Hp Anggi menganggur, karena aku sudah jenuh membaca buku, akhirnya aku ingin meminjam hp Anggi.

"Nggi, gue pinjam hp lo dong"

"Pake aja sal"

"Makasih nggi"

     Aku iseng membuka galeri milik Anggi. Setelah itu aku melihat ada sosok foto lelaki di galeri Anggi. Anggi masih fokus membaca bukunya. Lalu tanganku dengan cepat segera membuka foto itu. Dan ternyata foto lelaki itu adalah foto Ka Steven! Orang yang kemarin nembak aku. Aku terkejut dan aku mulai bertanya pada diriku sendiri. Apakah Anggi suka sama Ka Stev? Iya Anggi, sahabatku sendiri. Aku mencoba untuk bertanya pada Anggi,

"Anggi, lo ada suka sama cowo ya?"

"Emang kenapa sal?"

"I..i..i.. Ini foto Ka Steven kan?"
Anggi yang tadinya fokus pada bukunya langsung melirik padaku

*sambil menggebrak meja..
"Lo apa apaansih Sal???!!!!. Lancang banget buka-buka galeri gue"

"Anggi, lo suka kan sama Ka Stev?"

"Lo gaperlu tau!!! Karena gue juga tau, Ka Stev suka sama lo!! Bukan sama gue!! Jadi sal, gausah pikirin gue. Gue ga berharap lebih sama Ka Stev, cukup jadi pengagum aja"

    Pada saat itu juga Anggi keluar dari perpus dan pergi meninggalkan aku. Saat aku berjalan keluar, ia sudah tidak ada lagi. Mungkin ia sudah pulang. Aku tahu, dia pasti marah karena aku liat galeri miliknya. Aku tersadar, kenapa aku harus liat galerinya. Andai aku tidak liat, mungkin Anggi tidak marah. Tapi, aku bersyukur juga. Karena setelah kejadian tadi, aku tahu bahwa ada orang lain yang menyukai Ka Stev. Apalagi dia sahabatku sendiri. Mungkin setelah ini, aku harus sedikit bisa menjaga jarak dari Ka Stev. Karena aku tahu Anggi pun menyukainya
Walau sebenarnya......

AKU JUGA SUKA PADA KA STEVEN.
Iya aku jujur aku juga suka padanya tapi aku tidak ingin pacaran dulu karena ingin fokus kuliah terlebih dahulu.
    Aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Setelah itu aku mengecek hpku. Tiba-tiba ada notifikasi Line, dan ternyata itu Line dari Anggi.

"Jujur sal, gue kecewa
sama lo, gue harap
kita ga akan pernah
bertemu lagi!!"

Aku terkejut saat aku membaca sebuah pesan singkat dari Anggi. Pikiranku kacau saat itu, entah apa yang ada di pikiranku saat itu. Aku takut Anggi akan balas dendam padaku. Setelah itu aku mencoba membalas pesan Anggi

"Nggi, sabar dulu, kita bisa ngomongin ini secara baik-baik kan? Ga perlu pake emosi. Oke gue tau gue salah. Tapi gue mohon sama lo jangan berpikiran yang macem-macem ya..."

"Ah!! Udahlah sal, udah capek gue!! Gaada lagi yang perlu dijelasin. Lagian siapa suruh lo lancang buka galeri hp gue??!!!"

     Sejak saat itu, aku tidak pernah lagi menghubungi Anggi, dan Anggi juga tidak pernah menghubungiku. Kita berdua seperti sudah saling bermusuhan. Tapi aku tidak menganggap dia sebagai musuhku. Aku harap, suatu saat dia akan sadar, dan mau kembali bersahabat denganku.

"Gue cukup jadi pengagum, bukan pecinta. Pecinta itu sakit. Jika rasa cintanya tidak terbalaskan. Tapi gue juga takut kalo rasa kagum ini lama-kelamaan jadi rasa cinta"
-Anggi

"Maafin gue nggi, emang lo sahabat gue. Tapi, gue nyaman bersama
orang yang ternyata lo suka. Apa rasa cinta ini dapat lo salahkan?"
-Salsa

                  - To Be Continued -

Ga bosen2 untuk ngingetin para Readers buat Vote&Comment yaa..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In TownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang