15.

23 2 0
                                    


Vani yang merasakan pening dikepala nya yang semakin menjadi pun masih setia bergelut dengan selimutnya,sebenernya ia merasa bosen dengan aktifitasnya yang seperti ini ditambah lagi dengan ia yang tidak terlalu suka berseharian diam dirumah. Tapi karena keadaan nya yang memaksanya itu seperti ini ya..........mau bagaimana lagi terima ga terima suka ngak suka rela ngak rela ia harus menerima.

Ribet thor bahasa luh hehe.

ternyata jadi orang sakit itu ngak enak ya?kerjaannya cuman bisa rebahan dikasur terus tidur abis itu  bangun makan ya walaupun makanannya yang ia rasa pait terus ditambah lagi ia harus minum obat dan ngak lama setelah itu ia pasti langsung tidur karena efek samping obat yang ia minum tadi.

Berasa ngak punya kehidupan gue.

"aaaa..bosennn taii" teriak Vani dengan menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya dan dengan menendang nendang barang yang ada disampingnya.

sudah sekitar dua menit Vani melampiasakan rasa bosen nya dengan menendang nendang barang yang berada disampingnya sehingga membuat barang barangnya itu tergeletak tidak karuan sehingga membuat kamar Vani terlihat benar benar seperti kapal pecah.

Dan selama itu juga rasa bosan yang ia rasakan juga belum memudar dan dengan sedikit melawan rasa peningnya dikepala ia mulai bangkit dari tidurnya dengan duduk menyederkan badannya dikepala kasur selama duduk dikasurnya hanya bengong lah yang ia lakukan dengan menatap tembok dengan tatapan kosong.

Ingatannya mengingat kejadian kemarin malam yang ia rasakan kedatang sosok seseorang yang kedatangannya tidak diharapkan dan ditambah lagi rasa panas yang menjalar sempurna di pipinya itu karena tamparan dari seseorang yang ia anggap sangat sayang terhadapnya dan juga bundanya tapi entah karena apa semuanya terjadi tidak sesuai dengan pikirannya.

Orang itu,orang yang selalu ia anggap adalah satu satu nya laki laki yang tidak akan membuatnya menangis kecewa bahkan membuatnya merasakan kebencian tapi dengan sangat mudahnya orang itu mengahancurkan rasa salud nya dengan sikap orang itu yang membiarkan malaikat tanpa sayapnya itu terbujur kaku dirumah sakit tanpa punya pikiran untuk datang dan membantunya untuk mengantar tempat peristirahatnnya terakhir dan untuk selamanya.

Tapi,jangankan untuk mengantar malaikat tanpa sayapnnya itu ke tempat peristirahatannya yang terakhir sekadar untuk menjenguk dirumah sakit pun tidak ada dan walapun setiap hari Vani selalu menunggu kehadirannya dari pagi sampai malam bahkan sampai pagi lagi batang hidung orang itu pun belum terlihat kecewa itu lah yang Vani rasakan kemarin.

Karena nunggu orang yang ngak punya kepastian akan kedatangannya itu sakit.

Dan rasa kecewanya yang ia rasakan bertumbuh menjadi rasa benci setelah ia melihat kehadiran orang yang ia tunggu tunggu datang kerumah omahnya dengan tangannya yang terus menggandeng setia seorang perempuan dengan dandanan yang sangat mencolok dan itu semakin sulit membuat Vani susah membedakannya dengan ondel ondel.dan saat itu juga ia bersumpah pada dirinya sendiri untuk membenci orang itu dan tidak akan memberikan maaf.

Tanpa dirasa air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya terjatuh mulus di pipi chuby nya.

"luh nangis?" tanya seseorang yang berada diambang pintu dengan tas ranselnya yang masih menggantung  dipundaknya dan baju seragam yang masih lengkap ditubuhnya.

Tanpa aba aba Vani langsung bangkit dari tempatnya dan langsung berlari kearah Nando dengan melawan rasa peningnya tepat didepan hadapan Nando Vani pun langsung berhamburan kepelukan Nando dengan memeluknya sangat erat.

Semua terjadi sangat cepat sehingga membuat Nando tersontak dengan perlakuan Vani yang memeluknya sangat erat sebenarnya Nando senang melihat Vani yang sedang memeluknya sekarang tapi kesenangannya itu mengalahkan rasa bingungnya.

ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang