[03]

4.3K 163 0
                                    

Kemudian Rara menoleh, bertubuh tinggi besar dan wajahnya yang lumayan.

Cowo tersebut membayar dan memandang mata indah Rara.

"Lo siapa?" ucap Lala mengaburkan pandangan cowo tersebut.

"Devan Guardino" ucapnya dengan wajah datar.

"Ra gue mau ke ruang guru dulu deh," ucap Lala keburu buru sambil memegang pundak Rara.

"Lo jagain sahabat gue bentar" lanjutnya menoleh Devan lalu pergi.

Devan dan Rara, ya mereka berdua *gaksih ada temen yang lain. Mereka saling tatap-tatapan.

"Gue ke kelas deh ya" ucap Rara sambil membalikkn badan otw kelas.

"Tunggu" kata devan bersamaan dengan tangannya yang menarik tangan Rara.

Rara diam kaku yang ia tak ketahui mengapa bisa begitu. Rara pun membalikkan badan.

"Aa.. apalagi?" ucapnya tak berani menatap mata Devan.

"Duduk dulu, gue mau cerita" ucap devan tak menyangka bahwa ia bisa berkata seperti itu.

Devan, orang yang cuek, selalu mengutamakan pelajarannya dan juga gebetannya. Ia tak pernah berbicara tak penting pada orang asing yang tidak ia kenali.

Rara mengangguk dan mereka duduk bersama, berdua. Tak heran jika mereka semua yang ada di kantin menatap Rara dan Devan.

"Mm.. mereka ngeliat kita aneh" Ucap Rara membuka obrolan.

"Biarin aja," ya ucap devan cuek.

Rara menunduk karena ia mengingat kejadian beberapa menit lalu. Ia tak menjawab dan Devan tak melanjutkan percakapan mereka.

Hening hening dan hening

"Gue minta maaf" suara Devan sedikit berbeda.

Rara yang mendengar hal itu langsung kaget dan memandang wajah Devan. Rara tak menjawab membiarka Devan melanjutkan ceritanya.

"Gue minta maaf karena ulah Alena" ucap devan sambil berkeringat dingin.

"Kenapa harus lo? emang lo siapanya?" ucap Rara membuat suasana tegang.

"Gue tunggu di taman sepulang sekolah" ucap Devan sambil berdiri.

"Oke gue antar lo ke kelas lo, kelas mana lo?" ucapnya dengan raut wajah yang berubah semula. Datar, cuek, dan dingin.

"Gue kelas XIPA2, tapi.." Devan menarik tangan Rara yang membuat perkataan Rara terpotong.

Devan tetap memegang tangan Rara walaupun sepasang mata menatap mereka. Rara tak nyaman akan hal tersebut, ia menarik tangannya kuat, namun tak terlepas. Terlepas setelah berada di depan kelas XIPA3.

"Kenapa berhenti? gue bukan kelas ini" ucap Rara yang sedang menatap wajah Devan sambil mendongak karena tingginya badan Devan.

"Ini kelas gue, XIPA3, sedangkan kelas lo di samping kelas gue. Udah lo pergi ke kelas lo" ucap Devan sambil meninggalkan Rara di ambang pintu kelasnya.

AFFECTATION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang