[14]

2K 83 2
                                    

Rara berjalan jalan di pagi hari. Ia sangat tertekan dengan kondisi yang mengejutkan kemaren. Dan akhirnya ia datang. Wajahnya sedikit berbeda entah kenapa.

Reno. Ia tampak tak sehat. bibirnya pucat. Rara mengambil dua cangkir teh untuk Reno dan dirinya. ia berjalan menuju Reno sedangkan Reno menatap Rara.

"nih minum dulu" ucap Rara menyodorkan secangkir teh.

"makasih. mau duduk sana gak?" tawar Reno. Rara mengangguk dan mengikuti Reno dari belakang.

Hawa memang sangat dingin dan sejuk. semenjak tadi Rara sudah kedinginan namun secangkir teh bisa membantu meredakan kedinginannya itu. Sudah 30 menit mereka disana tanpa bicara sama sekali, hanya menatap kedepan, pemandangan dibawah sana dan perbukitan.

Rara tiba tiba memegang tangan Reno yang hangat, sontak membuat Reno menoleh dengan tatapan penuh arti. Wajah Rara seperti ketakutan.

"kenapa lagi?" ucap Reno dengan halusnya dan senyumnya yang manis sembari mengelus tangan Rara yang kedinginan. Rara menunduk dengan rambut yang diikat asal keatas. "lo jangan ninggalin gue"

"gue gaakan ninggalin elo tuan putri" ucapnya sekali lagi dengan senyum tulusnya.

"janji?" lirih Rara yang menoleh ke Reno dengan wajah gusar. "heem. emang kenapa tanyakin begituan?" tanya Reno.

sekitar 10 detik kemudian Rara menhembuskan napas pasrah. "Devan bentar lagi udah mau pindah" kata Rara memberi senyum pahitnya kepada Reno.

"yaudah secepatnya kita harus cari bukti Alena yang manfaatin Devan, besok di sekolah" ucapnya sambil mengelus tangan Rara. Rara hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, mereka kembali ke tempat perkumpulan awal dan bersiap siap untuk pulang.

Sesampainya di sekolah mereka langsung pulang. Namun Rasilma yang ibunya selalu menjemputnya baru saja menelepon anaknya itu karena tidak bisa menjemput. Kak Dito masih kuliah, dan ayahnya masih bekerja. Akhirnya Rasilma mencari angkutan umum atau taksi di halte.

Tiba tiba mobil sport putih berhenti tepat di depan halte dan di halte kali ini hanya ada Rasilma seorang diri. Kaca mobil terbuka, terlihat disana ada Alena dan Devan.

"Lo mau pulang Ra?" kata Devan di dalam sana. Alena yang tadinya sok cantik tanpa menoleh Rara, kini menoleh Devan kaget. "loh kok lo ajak tuh anak sih? gue gamau"

"dia temen gue, udah masuk aja Ra" "isshhh" ucal Alena kesal.

Devan fokus menyetir sedangkan Alena masih berdandan ria. Rara sangat lelah. Devan mengantar Alena pulang terlebih dahulu dan Rara pindah di bangku depan.

"rumah lo dimana?" "di string estate rawl ab3"

ketika sudah sampai, Devan menoleh Rara yang tertidur pulas di mobil Devan. Devan tambilersenyum dan membangunkan Rara.

"Ra udah sampe" "mm udah sampe ya" ucap Rara yang masih lelah dan pergi meninggalkan Devan.

Rasilma masuk, tak ada orang dirumah. Rasilma manuju kamar dan membersihkan badan terlebih dulu, lalu ia menelpon kakaknya.

otp.

Dito : halo
Rasilma : dirumah kok gaada sapa sapa sih kak?
Dito : hm anu sibuk semua hari ini dek. udah dulu ya dek. mm gue mau.. ya gitu deh. dirumah aja jangan kemana mana, bye.

Rasilma merasakan hal yang aneh namun ia mencoba untuk melupakannya. Ia pergi tidur dan ingin menghilangkan kelelahannya. smartphone-nya ia letakkan di meja belajarnya sambil mengecas.

***

Rara bangun dari tidurnya dan langsung mengambil smartphone-nya dan memvideo-call Kayla.

AFFECTATION [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang