Pink Hanami

87 6 0
                                    

"Arigatou."
Ayu berterima kasih pada wanita yang telah membantunya memakai kimono yang cantik ini. Bahkan membantu menata rambutnya menjadi cepol kecil di kedua sisi kepalanya dan dihiasi dengan pita yang berwarna senada dengan warna obinya, pink gelap. Sangat serasi dengan kimono berwarna pink cerah yang melekat sempurna di tubuhnya. Wanita itu pun menganggukkan kepala dan pergi dari kamar Ayu.
Ayu melangkahkan kakinya menuju balkon apartemen. Dihirupnya udara musim semi dalam-dalam seraya menikmati langit musim semi di Tokyo. Daripada di sini, Ayu lebih suka pemandangan di Kyoto, di rumah utama bergaya kuno itu.
Pemandangan musim semi di sana sangat menakjubkan karena di halaman belakang rumah kuno itu berdiri kokoh pohon sakura yang mulai menggugurkan bunganya. Kelopaknya jatuh melayang ke atas permukaan air kolam. Membentuk gelombang kecil. Tak beriak. Tenang saja.

Ayu suka tinggal di sana meski akhir-akhir ini ia sering bermimpi buruk dan Kazuya terlalu peka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayu suka tinggal di sana meski akhir-akhir ini ia sering bermimpi buruk dan Kazuya terlalu peka. Jadi, laki-laki itu mengajaknya dan yang lain pergi menikmati musim semi di Aomori. Sebelum ke Aomori mereka mampir dulu di Tokyo. Baru 1 jam lalu mereka sampai dan Kazuya langsung mengajak Ayu ke apartemennya. Terpisah dengan para paman dan ichirou serta trio menyebalkan yang langsung menuju restoran. Kazuya menyuruh Ayu memakai kimono dari apartemen karena sebelum pergi, mereka harus menemui para paman yang sebulan belakangan ini nampak penasaran dengan Ayu, namun tak bisa mengintrogasi gadis itu karena Kazuya sudah mengeluarkan perintahnya. Tidak boleh ada yang bertanya apa pun pada gadis itu. Bahkan, Kazuya meminta Ichirou dan trio menyebalkan untuk tutup mulut.
"Kau sudah selesai?" tanya Kazuya.
Ayu menolehkan kepalanya dengan cepat karena terkejut. Tak jauh darinya, Kazuya berdiri dengan gagahnya. Kimono hitam yang begitu elegan membalut tubuh atletis sang mafia.
"Ya. Kita berangkat sekarang?" tanya Ayu.
"Ya," Kazuya mengangkat handphonenya. "Aku sudah lelah ditelfon para paman ini." ujar Kazuya seraya melangkahkan kaki menuju lift. Ichirou sudah menunggu.
"Ditelfon?" tanya Ayu sembari mengikuti langkah Kazuya.
"Hn. Mereka menunggu kita di restoran."

***

Rio menghela nafas keras-keras. Ia bosan dengan acara sok formal ini. Bukankah kemarin Kazuya mengatakan bahwa hari ini mereka akan melihat hanami festival? Kenapa sekarang mereka harus berakhir di restoran Sukiyabashi Jiro di Tokyo dengan kondisi yang begitu resmi? Kondisi yang bisa dibilang mirip dengan kondisi di mana kau sedang dalam prosesi melamar seseorang. Ya, ya, seperti itulah suasana di sini. Terlebih lagi mereka sampai memesan ruangan khusus yang mengharuskan mereka duduk dengan cara seiza. Rio merasa perjalanannya dari Kyoto sia-sia belaka.
"Jadi..." Toneri membuka suara. "Kau ingin kita makan dulu atau menjelaskan semuanya Kazuya kun?"
"Tanyakan apa yang ingin paman tanyakan," ujar Kazuya pada keempat paman yang duduk berjajar di sisi kananya, sedangkan di sisi kirinya berderet-deret duduk Ayu, Ichirou,dan trio menyebalkan.
"Kenapa kita tidak makan dulu saja?" tanya Rio yang diangguki oleh Ichirou, Tanaka, Andi, dan Ayu tentu saja. Sushi yang sudah tersaji di depan mata mereka sejak beberapa saat yang lalu begitu menggoda.
"

Baiklah, kita bicara setelah makan." putus Kazuya.
Wajah-wajah anak muda di sana pun berubah jadi cerah. Suara sumpit yang beradu dengan piring porselen pun mulai terdengar.
"Aku sudah mendengar semua tentangmu dari anakku." ujar Aki. "Tapi, benarkah kau hanya pelayan Kazuya kami?"
"Jii-san," tegur Kazuya. "Kita bicara setelah makan."
"Aku memang hanya pelayan Kazuya san, paman." jawab Ayu.
"Ayumu!" tegur Kazuya.
"Kalau begitu jagalah dia untuk kami." lanjut Aki membuat Kazuya mendesah pasrah.
"Anak-anak kami hanya melindungi keselamatan jiwanya, tapi kau mungkin bisa melindungi keselamatan hatinya." tambah Tomoki. Kazuya pun meletakkan sumpitnya dan memilih diam - fokus mendengarkan obrolan paman-pamannya dan Ayu.
"Ya, yang dikatakan Tomoki benar. Di balik sikap dinginnya, Kazuya sangat kesepian. Mungkin ini saatnya ia memiliki kekasih." Kalau kalian bisa menebak siapa yang berkata seperti ini, aku yakin tebakan kalian benar. Toneri yang berkata. Urusan cinta laki-laki ini memang cepat tanggap.
"A..ano..." Ayu mencoba protes, tapi percuma. Kitamura langsung memotongnya dan membuat wajahnya pias seketika.

Mr Yakuza and His MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang