A little

92 8 2
                                    

Kazuya memandang pintu kamar di depannya dengan kesal. Ingin rasanya ia menghancurkan pintu itu, tapi ada Ayu di sampingnya. Gadis itu butuh istirahat dan Kazuya enggan menambah masalah.
"Maria sialan!" dumal Kazuya sembari berjalan meninggalkan kamar yang seharusnya menjadi miliknya. Namun, dengan seenak udelnya Maria menempati kamar itu dan memberikan kartu kunci kamarnya sebagai ganti. Maria ingin bersama Alvise!
"Berhenti bersikap tak sopan padaku Kazuya!" teriak Maria sambil menimpuk kepala Kazuya dengan sandal hotel sebelum akhirnya kembali menutup pintu dengan kasar.
"Kazuya, aku lelah." gumam Ayu tak jelas. Gadis itu memang perlu istirahat. Kazuya menggeram sebal. Digandengnya gadis itu ke kamarnya. Kazuya mengeluarkan kartu kamar Ayu yang didapatnya dari Maria tadi. Kazuya menuntun Ayu ke kamar mandi.
"Cuci muka dan ganti pakaianmu. Kau sudah belanja dengan Maria kan?"
Ayu hanya menggumam tidak jelas. Fisiknya sangat kelelahan. Kazuya segera melepas coatnya dan menyambar kantong belanjaan Ayu yang berserakan di kaki ranjang. Kazuya membuka kantong itu dan menatap isinya horor.
Kazuya menarik baju pertama. Ini baju atau dalaman? Warna putih dengan bunga-bunga warna merah. Kazuya bahkan nggak bisa membayangkan Ayu memakai baju ini. Gadisnya tak boleh memakai haju seseksi ini. Kazuya membuang baju itu ke pojokan kamar.

 Kazuya membuang baju itu ke pojokan kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baju kedua. Gaun merah ketat seperti kesukaan Maria. Panjang gaun itu hanya 5 senti di bawah pantat. Kazuya meremas baju itu geram. Lagi-lagi Kazuya membuang baju itu ke pojokan.
Baju ketiga. Belahan dadanya terlalu rendah. Baju keempat belahan paha terlalu tinggi. Kazuya benar-benar ingin mencincang Maria karena membelikan baju ini untuk Ayu.
Kazuya terus mengoprek kantong belanjaan Ayu. Dari 5 kantong belanjaan Ayu, Kazuya berhasil menemukan baju yang dicarinya. Kantong terakhir berisi 5 potong pakaian yang menurutnya normal. Pastinya semua baju itu pilihan Ayu, termasuk piama merah jambu bergambar kelinci.
"Kazuya..." panggil Ayu dari dalam kamar mandi. "Piamaku di kantong..."
Belum sempat Ayu menyelesaikan ucapannya, Kazuya sudah mengetuk pintu kamar mandi.
"Ini."
Ayu menjulurkan tangan dan mengambil piama itu dari Kazuya. Lima menit setelahnya Ayu sudah bergelung nyaman di ranjang berukuran king size itu. Kazuya tertawa kecil. Ayu benar-benar mirip kucing. Kazuya pun ganti membersihkan diri dan berganti pakaian santai. Untunglah Maria memindahkan kopernya juga kalau tidak, sudah pasti Kazuya akan sangat murka. Kazuya menatap Ayu sebentar.
"Oyasumi Ayumu." ujar Kazuya seraya mematikan lampu utama. Ia pun merebahkan diri di sofa panjang yang berseberangan dengan ranjang. Tak lama kemudian, ketua yakuza itu terlelap dibuai mimpi.

***

Salju terus turun sejak semalam, membungkus hari yang mulai beranjak siang dengan senyum muram. Namun, Paris tetap hidup. Roda kehidupan di kota itu telah berdetak sejak berjam-jam yang lalu. Namun tidak bagi trio menyebalkan yang baru saja turun ke lobi untuk makan. Mereka mengambil tempat di dekat jendela kaca yang menghadap ke jalanan Paris yang tertutup salju. Dari balik jendela kaca itu mereka bisa melihat orang-orang yang lalu lalang di bawah guyuran salju.
"Salju terus turun sejak semalam ya." gumam Rio sambil menyeruput kopinya.
Tanaka menghirup teh roselanya dengan takzim, baru kemudian menimpali perkataan Rio. "Sepertinya begitu."
Ketiganya kembali terdiam sambil menikmati minuman hangat masing-masing. Tak lama kemudian, Alvise dan Maria bergabung bersama mereka.
"Di mana anggotamu satunya?" tanya Maria seraya memasukkan satu balok gula ke dalam tehnya.
"Ichirou tak akan bangun sampai nanti malam." jawab Andi sambil menikmati sarapannya yang sudah sangat terlambat itu.
"Kazuya dan Ayumu?" tanya Alvise sembari mengoleskan mentega pada rotinya.
Ketiga laki-laki itu saling menatap sebelum akhirnya menghela nafas panjang bersamaan.
"Belum turun." jawab ketiganya kompak.
"Hoammm. Bonjour." sapa Ichirou membuat Tanaka, Rio, dan Andi memandangnya takjub. "Apa?" tanya Ichirou saat mendapati tatapan ketiga temannya yang tak biasa.
"Kupikir ada keajaiban dunia di sini." tukas Tanaka.
"Apa yang membuatmu bangun sepagi ini?" tanya Rio.
"Oh." Ichirou mengambil tempat di sebelah Tanaka. Ia melambai pada pelayan dan memesan kopi. "Aku hanya merasa lapar. Di mana Kazuya san?"
"Ia masih di kamar," jawab Rio.
"Bersama Ayumu," tambah Andi.
"Jangan-jangan..." kali ini Maria yang bersuara. Ada nada jahil dalam suaranya.
"Jangan membuat mereka berpikiran yang tidak-tidak Maria." tegur Alvise.
Namun terlambat. Keempat laki-laki yakuza di depan mereka sukses tersedak saat otak pintar mereka berhasil mencerna perkataan ambigu Maria.

Mr Yakuza and His MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang