Terlalu sakit

945 111 13
                                    

Pagi ini kuputuskan tuk libur. Aku masih penasaran pada apa yang dilakukan Hinata untuk mendapatkan uang demi anaknya, Boruto.

Aku berputar-putar di beberapa pasar tradisional juga toko yang mungkin membuka lowongan. Tapi hingga sore datang tak juga ku temukan Hinata dimanapun.

Kau dimana Hinata?

Aku menyerah mencarinya. Ku rebahkan tubuhku di mobil sesaat. Lalu bangkit tuk membeli minuman dingin.

Aku bersandar pada kap mobilku sambil sesekali meneguk minuman ditanganku, melihat orang berlalu-lalang senja itu.

" Hinata? " gumamku.

Dia berjalan di sebrang jalan seorang diri.

" Hinata " seruku.

Tak ada respon darinya. Sepertinya dia tidak dengar. Ku buang minumanku lalu berlari menghampirinya.

" Hinata " tahanku.

" Eh.. Sasuke-kun "

" Kaeru? "

" Hm "

" Mau ku antar? "

" Aku jalan saja tidak apa-apa "

" Oh ayolah.. tidak perlu sungkan begitu "

Ku genggam tangannya seraya membawanya ke tempatku memarkirkan mobil.

" Ahh.. " rintihnya.

" Doushita Hinata? "

" Iie " gelengnya.

Lalu dia menarik tangannya dan menyembunyikannya dibalik tubuhnya.

" Apa yang kau sembunyikan Hinata? "

" Iie "

" Hinata perlihatkan tanganmu padaku "

" A-aku tidak apa-apa "

Ku dekap dia dengan tangan kiriku, menahan tubuhnya. Lalu tangan kananku meraih kedua tangannya.

Lagi-lagi dia sukses membuatku mendelik dibuatnya.

" Apa yang terjadi dengan kedua tanganmu Hinata "

Kedua telapan tangannya memerah dan penuh luka.

" A-aku tidak apa-apa Sasuke-kun "

" Uso " seruku menahan geram.

Dia diam seketika melihat ekspresi marahku. Lalu memalingkan wajahnya.

" Apa yang terjadi? " tanyaku lembut.

" Aku bekerja di proyek pembangunan gedung " jawabnya lirih.

Deg

" Bekerja di proyek pembangunan katamu? Itu pekerjaan laki-laki Hinata bagaimana bisa kau.. "

" Aku tak punya pilihan Sasuke-kun.. aku harus mendapatkan uang "

" Apa sebegitu pentingnya uang untukmu " gumamku.

Aku menunduk menangisi kedua tangannya yang terluka.

" Hentikan Sasuke-kun " ucapnya mulai menangis.

" Kenapa kau jadi begini Hinata "

" Aku tidak punya pilihan lainSasuke-kun.. aku harus menghidupi anak ku "

Aku tak sanggup lagi. Terlalu sakit bagiku, ini terlalu menyedihkan.

" Aku tidak punya pilihan lain.. " ulangnya.

Ku peluk dia membenamkannya dalam dadaku. Tangisnya pecah saat itu juga. Dia menangis sangat keras.

" Luapkan.. luapkan semua kesedihanmu itu padaku.. Hinata... " batinku.

Untuk beberapa saat kami tak merubah posisi kami di dalam mobil.

Tok.. tok...

Kami tersadar. Menoleh ke arah suara.

" Polisi " ucap Hinata.

" Oi buka pintunya " ucap polisi itu.

Ku buka pintu mobil lalu keluar menghadapinya.

" Ada yang bisa ku bantu? " tanyaku.

" Apa yang kalian lakukan disini? Berbuat mesum ya "

" Ha? "

" Dia membantuku mengobati luka ku " sahut Hinata memperlihatkan kedua tangannya.

" Oh begitu.. kalau sudah cepat pergi dari sini "

" Ha-i "

Seperginya polisi itu kami saling pandang sesaat lalu tertawa.

" Kita seperti pasangan muda yang tertangkap ya " ucapnya.

" Hahaha... "

Ku bawa dia ke rumah sakit terdekat setelahnya tuk mengobati luka di kedua tangannya itu. Lalu mengantarnya pulang.

" Hinata kalau kau mau.. kau boleh bekerja ditempatku "

" Ditempatmu? "

" Ya kalau kau mau "

" Aku sudah lama tidak bekerja di kantor, apa bos mu mau menerimaku? "

" Ha? bos ku? " pikirku.

Lagi-lagi kata-katanya sukses membuatku mengernyitkan dahi.

" Mu-mungkin mau.. kau coba saja " ucapku.

" Tapi aku lupa menyimpan berkas ku dimana "

" Kau tak perlu buru-buru, kalau sudah siap kau bisa menghubungiku "

Dia diam sesaat.

" Gomene Sasuke-kun aku tidak punya ponsel "

Aku menepuk dahi sesaat.

Tidak memikirkan tubuhnya, kebutuhannya, bahkan keperluannya. Dialah Hinata sekarang yang hanya memikirkan menjadi ibu yang baik untuk anaknya.

" Ini untukmu "

" Sasuke-kun aku tidak bisa menerimanya "

" Agar kau bisa menghubungiku saat kau sudah siap nanti "

" Tapi- "

" Aku hanya meminjamkannya, oke..jadi terima " ucapku meyakinkan.

Kalau ku bilang ku berikan aku yakin dia pasti menolak.

" Tapi ini ponsel mu "

" Aku sudah tidak menggunakannya lagi "

Dia kembali diam lalu menyimpan ponsel itu kedalam tasnya.

" Ku tunggu kabar darimu secepatnya "

" Ha-i "

Dia turun dari mobil lalu pergi. Sedang aku.. sudah pasti kembali ke apartemen.

Mulai detik ini, takkan ku biarkan kau menanggung bebanmu sendiri.

~Skip~

SasuHina - Denganmu TanpamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang