Hari ini tuk kesekian kalinya aku berdiri didepan rumah kami dulu. Menunggu, berharap dia datang dan menemukanku disini. Meski nyatanya dia tak pernah datang lagi.
" Semoga kau menemukannya " ucapku.
Ku letakkan secarik surat dalam kotak surat dirumah itu. Lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Dalam surat itu aku memintanya datang ke sebuah restoran jam 7 malam, besok. Semoga kau membacanya.. Hinata..
Besoknya, seperti yang ku janjikan. Aku datang ke restoran itu, memesan meja dan menunggunya datang.
Aku berharap cemas setiap menitnya. Apa dia akan datang?
" Mau tambah lagi tuan? "
" Tidak terima kasih "
Entah sudah berapa gelas minuman dimeja ini silih berganti. Ku lihat jam tanganku, sudah jam 9 malam.
" Sepertinya dia memang tak akan datang " pikirku.
Setelah membayar tagihan, aku bersiap keluar.
Clink..
Sebuah bel berbunyi bersamaan dengan masuknya seorang tamu.
" Hinata? " harapku.
Matanya menyisir ruangan ini.
" Hinata " ucapku bangkit.
" Ah Sasuke-kun "
Dia berjalan meghampiriku.
" Gomen Sasuke-kun aku terlambat datang "
" A-aku juga baru sampai " dustaku.
" Benarkah? "
" Ya.."
Sudah 10 tahun lebih sejak terakhir kali aku bertemu dengannya. Sendiri, aku sudah terbiasa dengan kata duda dan kesendirianku. Itu bukan hal yang aneh bagiku.
Tak sekalipun terbersit dibenak dan pikiranku untuk jatuh cinta lagi. Tidak sedetikpun. Aku menyerah menjalin kasih.
Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya jatuh cinta.
Tapi kali ini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Perasaan itu perlahan timbul. Setelah terkubur jauh dilubuk hatiku. Sekarang muncul..
Seperti ada yang menggalinya sedikit demi sedikit.
" Kau masih kerja di tempat itu? " tanyaku.
" Aku dipecat karna ku dengar toko itu sudah dijual oleh pemiliknya "
" Lalu kau kerja dimana sekarang? "
" Kau tidak akan percaya jika ku katakan "
" Kenapa? "
" Aku bekerja di 2 tempat " senyumnya.
Aku tak tau apa yang dia banggakan dengan bekerja di 2 tempat. Bukankah itu malah menguras tenaganya.
" Pagi sampai siang aku bekerja di sebuah toko sepatu, lalu sore hingga malam aku bekerja di sebuah kafe "
" Kafe? " tanyaku.
" Iya, pemiliknya lumayan ramah padaku "
" Benarkah? "
" Iya, mampirlah kapan-kapan "
" Aku? "
" Iya siapa lagi " senyumnya.
Kupalingkan wajahku sesaat. Kenapa aku tersipu mendengarnya?
" Dimana kafe itu? "
Dia menulis sebuah alamat pada selembar tisue.
" Aku akan senang jika kau datang " senyumnya memberikan tisue itu padaku.
" Hn.. aku pasti datang "
Dan obrolan terus berlanjut. Aku tak begitu mengerti yang dia ceritakan tapi aku senang melihat ekspresinya.
Seolah semua beban di pundaknya hilang seiring dengan cerita yang terus berganti.
" Rumah ku disana " tunjuknya.
Entah kenapa aku agak ingat jalan ini. Seperti pernah melewati rute ini sebelumnya.
" Terima kasih atas makan malamnya Sasuke-kun "
" Hn "
" Jaa.. "
" Hinata "
" Nani? "
" Apa aku boleh mampir ke rumahmu? "
" He? "
" Ma-maksudku tidak sekarang.. tidak.. besok atau lusa.. atau- "
" Ii yo " senyumnya.
Aku tersenyum sesaat padanya.
" Ah Sasuke-kun.. kau tersenyum " serunya tiba-tiba.
" Kenapa kau begitu terkejut melihat senyumku "
" Karna seingatku sejak pertikaian kita dulu itu aku tak pernah lagi melihatmu tersenyum "
" Benarkah? "
" Ya, kadang itu membuatku takut.. aku takut kau tidak akan tersenyum lagi selamanya "
Deg
Kali ini aku yang terkejut mendengarnya.
" Aku masuk ya " ucapnya berlalu.
Ah.. lagi-lagi kau membuat jantungku berdegup tak karuan.
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Denganmu Tanpamu
Fiksi PenggemarAku Sasuke Uchiha akan memulai kisah ku dengannya. Tentang perjalanan sebuah rumah tangga yang penuh dengan liku dan badai.