Saat aku membuka mata seorang pria tampan yang tertidur lelap menyambut pagiku. Aku seperti terhipnotis tidak bergerak hanya diam sambil tersenyum bodoh menikmati setiap inci wajahnya. Aku suka semua yang ada di wajahnya. Bibir tebalnya, hidungnya, matanya semuanya membuatku jatuh cinta.
Suara 'Room service' membuatku dengan terpaksa beranjak dari tempat tidurku. Aku berlari menuju kamar mandi untuk memakai bathrobe dan mengijinkan room boy untuk masuk dan melakukan pekerjaannya. Aku meminta dia menyusun sarapan kami di balkon.
Setelah room boy itu pamit aku duduk di samping Jongin berniat untuk membangunkannya. Tanganku melayang ke arah wajahnya tapi tiba-tiba berhenti di udara saat aku menatap wajah Jongin. Dia sangat lelap, membuatku tidak tega untuk membangunkannya. Aku menyimpan tanganku kembali dalam pangkuanku. Setelah cukup puas menatap wajahnya kuputuskan untuk membiarkan Jongin tertidur lebih lama dan sarapan lebih dulu.
Apakah hanya perasaanku saja atau kau lebih menawan pagi ini, Paris? Dan Udaramu terasa lebih hangat pagi ini.
Sejenak aku menutup mataku untuk menikmati sinar matahari hangat yang kini mengusap wajahku. Kejadian semalam membuat aku tersenyum bodoh untuk beberapa saat, ketika aku menikmati tehku. Pasti akan canggung saat Jongin bangun nanti.
Pandanganku terpaku pada punggung Jongin saat menikmati sarapan. Saat croissantku hampir habis, Jongin mulai menggerakkan badannya. Dia menggeliat seperti kucing, sangat menggemaskan.
"Selamat pagi, love" sapaku.
Jongin kebingungan mencari sumber suara, ia membalik tubuhnya dan tersenyum saat menemukanku. Sinar matahari yang menusuk iris matanya membuat Jongin mengerutkan dahinya mencoba menangkap sosokku.
"Pagi Klee, kau tampak bersinar di sana" katanya.
"Oh ya? Mungkin ini akibat sinar matahari dibelakangku. Ayo sini bergabung denganku!"