2

7.3K 264 1
                                    

  Keesokan harinya aku menyegerakan diri datang ke kantor agar aku bisa secepatnya bertemu dengan Fajar.

Fajar memang satu kantor dengan aku dua bulan sebelum dia menyatakan perasaannya padaku.

Memang baru beberapa bulan aku bertemu lagi dengan Fajar, tapi dia adalah temanku sejak SMA sampai kuliah.

Dan sejak SMA pula aku suka padanya.

Namun aku hanya bisa memendam perasaanku saja karena sangat tidak mungkin aku yang terlebih dahulu mengungkapkan perasaaku.

Dan yang aku tahu, sejak SMA pula Fajar tidak pernah aku dengar memiliki seorang teman istimewa.

Dan setelah dipertemukan kembali, aku baru tahu kalo’ Fajar juga memiliki perasaan yang sama denganku sejak SMA, tapi dia tidak bisa mengunkapkannya karena dia tidak yakin aku akan menerima cintanya karena sejak SMA aku sudah dikenal sebagai seorang wanita cuek dan sedikit jutek.

Baru setelah bekerja, dia mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya dan sangat kebetulan tempat kerja kita sama.

            Sesampainya di kantor, aku temui selembar surat dan undangan di Meja kantorku.

Dan aku buka terlebih dahulu undangannya dan ternyata undangan pernikahan Faricha dengan laki-laki yang tidak pernah aku kenal.

Tiba-tiba Faricha mengagetkan aku dari belakang.

Faricha adalah temanku sejak SMA. Biasanya teman-teman memanggilnya Icha. Dia adalah sahabat karibku. Dia juga selalu menjadi tempat curhatku.

“Hay Dien. Datang ya ke pernikahanku. Acaranya akan special banget”, kata Faricha kegirangan.

“Sama siapa cha? Kaya’nya aku belum pernah kenal dengan nama ini.”

“Aku saja baru tahu laki-laki ini beberapa hari yang lalu Dien”, jawab Faricha singkat.

“Trus, bagaimana dengan Doni?”, tanyaku heran.

“Hubunganku dengan Doni kandas sejak aku dijodohin sama Hafiz, nama yang ada di undangan itu”, jawab Faricha sedikit kecewa.

“Jadi kamu dijodohin? Bukannya kamu anti perjodohan? Kamu sendiri pernah bilang kalau tidak akan pernah setuju dengan perjodohan. Dan aku tahu kamu sudah cinta mati dengan Doni”, tanyaku heran.

“Dien, keluargaku sekarang sedang diambang kehancuran. Aku bahkan tidak bisa berbuat apa-apa. Papa menjodohkan aku dengan anak sahabatnya yang akan menghandle perusahaan Papa nantinya dan yang akan menyelamatkan perusahaan Papa. Jadi aku tidak punya pilihan lain. Justru aku setuju dengan perjodohan ini karena Doni. Dia yang menjelaskan semuanya padaku dan menguatkan aku agar aku tetap semangat dan menuruti kemauan orang tuaku. Dan dia bilang, kalo aku dan Doni jodoh, suatu saat nanti kita akan dipertemukan lagi. Ini semua demi orang tua aku. Dan aku akan berusaha sebisa mungkin untuk mencintai laki-laki pilihan mama papaku. Dan aku yakin suatu saat nanti aku akan bisa mencintainya.”

Dan semua penjelasan Faricha mengingatkan aku pada masalah yang saat ini aku hadapi. Aku kembali teringat Fajar.

“Kamu lihat Fajar? Dia sudah datang belum?”, tanyaku pada Faricha.

“Hmm.. Sudah kangen? Dia belum datang. Ini juga masih pagi.”, jawab Icha mengejek.

Dan aku kembali teringat dengan surat satu lagi yang ada di meja kantorku dan segera aku buka surat itu dengan amplop berwarnakan biru muda, warna kesukaanku. Tentu itu bukan surat dinas, tapi tak ada nama pengirimnya disitu. Dan setelah aku buka, ternyata surat itu dari Fajar.

Dear Andien..

Dien, saat kamu baca surat ini, mungkin aku sudah ada di New York. Aku tahu kamu pasti kaget saat membaca surat dari aku ini. Dan tiba-tiba saja aku mengabarimu kalo aku sudah ada di New York. Maafin aku tak sempat berpamitan sama kamu Dien. Tiba-tiba saja kemarin Papaku telfon dari New York, dia bilang dia sangat membutuhkan aku saat itu juga. Bahkan aku hanya punya waktu 1 jam untuk berkemas. Dan aku sudah tidak bisa menemui kamu sebelum aku berangkat. Papaku benar-benar sangat membutuhkan aku Dien. Dan semua ini sangat mendesak. Aku sengaja tak menelfonmu karena aku tahu kamu pasti akan sangat sedih dan begitu pula dengan aku, aku tidak bisa mendengar suara kamu di saat-saat perpisahan. Tapi kamu tenang saja, dalam 3 atau 4 bulan, aku akan segera pulang untuk menemui kamu. Aku berjanji Dien karena aku akan datang untuk melamar kamu. Dan kita akan menjadi keluarga yang harrmonis. Maafkan aku Dien yang pergi tiba-tiba seperti ini, tapi ingat.. Aku akan selalu mencintai kamu.

Demi MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang