Aku tersadar dari tidurku yang cukup panjang. Aku merasakan sakit di kepalaku. Dan samar-samar aku melihat wajah seorang laki-laki disampingku yang tengah menggenggam tanganku.
"Mas Galih", sapaku setelah wajahnya sudah terlihat jelas
"Iya sayang, Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga. Semalaman kamu terbaring tak sadarkan diri disini", kata Galih lirih.
Kepalaku memang terasa sakit, namun tak sampai menghilangkan memoryku tentang masalah rumah tanggaku.
"Mas, aku minta maaf mas", kataku meminta maaf kepada Galih.
"Sudahlah sayang. Aku sudah memaafkanmu", kata Galih tersenyum.
"Benar mas? Mas Galih serius kan?", tanyaku tak percaya dan aku berharap Galih sudah benar-benar memaafkan aku.
" Terima kasih atas kejutannya meskipun kita tidak sempat melewatinya tadi malam", kata Galih sembari mengecup keningku. Aku kembali teringat pula kejutan yang sudah aku siapkan untuk Galih, tapi gagal karena aku mengalami kecelakaan saat mengambil pesanan kue.
"Jadi mas Galih sudah tahu? Mas Galih semalam sempat pulang?"
"Semalam saat aku mendapat kabar kamu kecelakaan, aku langsung kesini, tapi saat harus mengurus administrasi, aku lupa kalau dompetku tertinggal di rumah, terpaksa aku segera pulang ke rumah untuk ambil dompet dan aku melihat rumah sudah sangat indah", jawab Galih dengan senyum senang.
"Aku ingin memberikan kejutan padamu mas agar kau percaya kalau aku mencintaimu"
"Dan aku sudah percaya. Maafkan sikapku sayang. Tidak seharusnya aku berlarit-larut bersikap dingin terhadapmu. Maaf ya sayang.", kata Galih membelai pipiku.
"Wajar jika mas Galih marah sama aku. Dan ini ganjaran buat seorang istri seperti aku. Ini hukuman buat aku"
:Sudahlah sayang. Kita tidak usah mengingat yang sudah-sudah, kita lihat masa depan kita. Terima kasih karena kamu sudah mencintaiku. Ternyata kesabaranku selama ini membuahkan hasil. Terima kasih sayang", kata Galih memandangku lekat-lekat.
Dan sejak saat itulah aku berjanji akan menjadi istri yang solehah untuk suamiku Galih. Dan aku akan selalu mencintainya sampai maut memisahkan kita.
***
Hari ini aku sudah boleh pulang dari rumah sakit karena lukaku memang tidak memerlukan banyak waktu untuk menginap di rumah sakit. Sudah sore tapi Galih belum datang menjemputku. Tadi dia pamitan sebentar untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Akhirnya kuputuskan menghubunginya tapi sebelum aku memencet nomornya, tiba-tiba ponselku bordering dan nama Galih yang terlihat dimataku.
"Mas Galih kok lama?"
"Sayang, aku mendadak tidak bisa menjemput kamu karena aku lupa kalau sekarang kita diundang ke rumah Papa, Papa ada acara pembukaan perusahaan barunya. Sebentar lagi supir baruku akan datang menjemput kamu dan dia akan mengantar kamu ke salon. Kamu tidak keberatan kan ikut aku nanti malam ke rumah Papa? Kamu kuat kan? Kamu pasti kuat. Aku minta maaf sayang", kata Galih dari seberang sana.
"Iya mas, tapi.."
"Sudahlah sayang, aku tunggu di rumah, karena aku sekarang masih ada tamu di rumah. Sudah aku titipkan gaun pada supir dan nanti kamu tinggal bilang saja mau ke salon mana. Kamu harus tampil sangat special malam ini. Oke", kata Galih dan tanpa banyak kata lagi dia langsung mematikan ponselnya. Aku bingung kenapa semendadak ini.
Tak sampai sepuluh menit, supir Galih sudah sampai dan akupun langsung menuju salon. Kubuka bingkisan yang ada dibelakang jok mobil dan wah... betapa bagus dan indahnya Gaun yang Galih berikan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Mama
RomanceSaat anak mengorbankan perasaan untuk sang Mama untuk menikah dengan seorang pria pilihan