Jungkook terbangun dengan rasa perih di bagian bawahnya. Matanya mengerjap berkali-kali, membiasakan pandangannya pada sinar matahari yang masuk dari jendela besar didepan balkon kamar mewah tersebut. Ia memegang kepalanya, masih terasa sedikit pusing.
Ah, aku mabuk semalam.
Desisnya.
Matanya kemudian melirik ke seluruh sudut ruangan. Kamar yang begitu mewah, yang terasa asing baginya. Selama ia mengenal Taehyung, pria itu tak pernah membawanya ke rumahnya. Taehyung akan selalu datang ke apartemen Jungkook. Mau bagaimana lagi? Hubungan mereka tak boleh diketahui siapapun. Karena itu Taehyung seolah tak mengenal Jungkook jika mereka sedang di sekolah, atau di area publik lainnya.
"Sudah bangun?"
Suara berat itu menyapa, muncul dari balik pintu kamar yang terbuka. Wajah Jungkook memerah dengan cepat ketika sosok tampan itu berjalan masuk tanpa mengenakan atasannya. Hanya jeans panjang yang dikenakannya, dengan rambut yang masih sedikit basah. Taehyung berjalan dan duduk disebelahnya, di pinggir tempat tidur, menyodorkan segelas susu kepada Jungkook.
"Untuk menyegarkan dirimu." Ujarnya.
Si cantik itu mencoba tersenyum, lalu membalas, "thanks."
"Apa masih sakit?"
Pertanyaan singkat itu mampu membuat Jungkook tertahan. Ia meneguk susunya sebentar lalu menjawab, "sedikit. Tapi aku sudah biasa, 'kan?"
Pria di hadapannya tidak menjawab. Jungkook mulai sedikit risih ketika ia sadar bahwa pria itu hanya menatapnya dengan wajah datarnya.
"A-Apa?"
Namun ia tak mendapatkan jawabannya. Pria tampan itu malah memajukan wajahnya, mencium bibir Jungkook dengan lembut. Sedikit melumatnya. Tak lama, lalu ia melepaskan ciuman itu, menjilat bibirnya dengan seksi.
"Manis." Ujarnya. "Jangan seceroboh itu. Kau sengaja menggodaku, huh?"
Wajah Jungkook semakin merona merah. Karenanya ia segera membersihkan bekas susu yang tersisa di bibirnya dengan cepat, ia membalas dengan setengah berteriak.
"Aku tidak!" Ia membuang mukanya.
"Baby…" Panggil Taehyung lagi.
Nada bicara itu, nada bicara yang terdengar lembut dan menenangkan. Nada bicara Taehyung yang Jungkook benci dengan sangat. Karena, hanya dengan nada bicaranya yang seperti itu sudah cukup mampu memporak-porandakan perasaan Jungkook.
"Aku lapar." Bisik Taehyung, tepat di telinga Jungkook.
"K-Kalau kau lapar, ya sudah sana makan!"
"Tapi aku ingin 'memakan'-mu."
Belum sempat Jungkook bereaksi, bibir Taehyung sudah bergerak melumat bibirnya. Saat-saat seperti ini, Jungkook tak akan bisa melawan. Taehyung selalu mampu membuatnya lemah dan tak berdaya. Jungkook bahkan sudah mulai mengeluarkan desahan-desahannya ketika bibir Taehyung bergerak mengeksplor lehernya, mencium bekas-bekas merah yang masih tersisa disana sebagai hasil karya Taehyung semalam.
"T-Tae, a-aku–"
"Oppa? J-Jungkook-ssi?"
Taehyung dan Jungkook spontan menoleh ke asal suara, mendapati sesosok gadis cantik dengan rambut pendeknya berdiri menatap keduanya dengan kaget. Apalagi posisi Taehyung saat ini masih dengan wajah yang dibenamkan di leher Jungkook.
"Princess?" Taehyung dengan cepat berdiri, membuat selimut yang menutupi tubuh Jungkook terjatuh, memperlihatkan dengan jelas apa yang sudah mereka berdua lakukan di dalam ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Wolf He's a Lion
FanfictionSerigala yang kejam sekalipun akan tunduk pada singa sang raja hutan. Begitupun Jungkook, sang berandalan sekolah yang akan selalu tunduk pada Taehyung, sang ketua OSIS di sekolah.