Jungkook terbangun di pagi hari dengan tubuh yang terasa sakit di bagian bawahnya. Kemarin ia kembali melakukan seks bersama Taehyung bahkan di malam harinya. Bicara tentang pria itu, ia sudah pulang tadi malam. Ia tak mengatakan apa alasannya dan seperti biasa Jungkook tak pernah bertanya lebih.
Sebuah pesan masuk ke ponselnya, membuatnya merentangkan tangan kirinya untuk meraih ponselnya yang berada di meja kecil disamping tempat tidurnya. Pesan masuk dari sahabatnya, Jimin.
From: Si Pendek JimSELAMAT ULANG TAHUN, BAJINGANKU YANG PALING MANIS.
Jungkook tersenyum kecil membaca pesan itu. Tipikal Park Jimin. Jungkook segera mengetikkan balasannya, mengucapkan terimakasih dengan singkat, sengaja berniat membuat Jimin kesal di pagi hari. Ia lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sesuatu mengganggu pikirannya.
Apakah Taehyung tahu hari spesialnya ini?
***
Ia menuangkan air panas ke dalam mug favoritnya. Mengaduknya dengan bubuk cokelat kesukaannya. Jungkook membawa mug itu ke ruang tengah, meletakkannya diatas meja didepan televisinya, sementara ia mendudukkan pantat empuknya di sofa. Tangannya kemudian sibuk dengan ponselnya. Sebuah nomor ponsel telah terpampang di layarnya.
"Haruskah aku…?" Ia bergumam. "Tak ada salahnya mencoba, 'kan? Lagipula ia pasti akan sibuk."
Ia kemudian memutuskan untuk meneleponnya. Meski bibirnya berkata seperti itu namun di dalam hatinya ia sangat berharap pria itu akan mengangkat teleponnya. Hari ini adalah hari spesial Jungkook. Ia hanya ingin pria itu berada disini bersamanya, setidaknya meluangkan waktunya sedikit di hari spesial ini.
"Ya? Kenapa?" Suara berat itu terdengar diujung sana.
"Oh, hm, a-aku hanya ingin bertanya."
"Apa?"
"I-Itu.. Apa kau sibuk hari ini?"
"Aku punya urusan hari ini. Ada apa?"
Urusan, huh?
"Tidak. Tidak ada apa-apa. Hanya bertanya."
Ada hening sejenak disana. Jungkook menggigit bibirnya. Terlalu ragu. Sedikit kecewa.
"Aku akan mampir nanti malam. Oke?"
Senyum Jungkook merekah dengan cepat. Tanpa ia sadari ia bahkan mengangguk dengan cepat, padahal ia tahu Taehyung tak dapat melihatnya. "Oke."
Entah mengapa, ia seolah mampu membayangkan senyuman Taehyung disana. Meski itu hanya bayangan imajinasinya, bukankah tidak masalah membayangkannya sedikit saja?
"Sampai jumpa nanti, baby."
"Sampai jumpa."
Telepon itu tertutup.
Senyum manis masih menghiasi wajah cantik itu.
Segelas cokelat hangat terlupakan hingga menjadi dingin.
***
Membayangkan sosok pria yang akan datang nanti malam itu benar-benar membuat perasaan Jungkook merasa ringan. Semenjak orang tuanya meninggalkannya, Jungkook tak pernah merayakan ulang tahun dengan perasaan bahagia bersama orang yang dicintainya. Selama ini Jimin akan selalu datang menyerbu ke rumahnya, membawakan cake cokelat dengan hiasan stroberi yang besar diatasnya. Hanya Jimin yang ada disamping Jungkook selama ini.
"Aku mau yang ini." Ia menunjuk pada sebuah cake cokelat dengan ukuran besar. Awalnya ia berpikir apakah ini terlalu besar? Yang akan datang dan menghabiskannya hanya dirinya dan Taehyung. Namun ia akhirnya memutuskan untuk membelinya. Tak apa. Ini hari yang spesial.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Wolf He's a Lion
FanfictionSerigala yang kejam sekalipun akan tunduk pada singa sang raja hutan. Begitupun Jungkook, sang berandalan sekolah yang akan selalu tunduk pada Taehyung, sang ketua OSIS di sekolah.