Jungkook terbangun ketika sesuatu terasa menggelitik lehernya, membuatnya mengerang pelan. Perlahan ia membuka kedua matanya, mengerjap perlahan, membiarkan matanya terbiasa akan cahaya lampu kamar yang sedikit menyakitkan matanya. Lalu sebuah suara husky menyapa pendengarannya.
"Selamat pagi, baby."
Wajah tampan Taehyung adalah hal pertama yang dilihatnya. Jungkook tersipu malu. Ia buru-buru mengalihkan pandangan ke arah lain sembari menjawab sambil berbisik pelan, "p-pagi, T-Taehyung."
Pria tampan itu tersenyum sembari memberikan kecupan singkat di dahi Jungkook, membuat si cantik itu semakin malu karenanya. Taehyung terkekeh gemas.
"Ayo mandi dan bersiap."
"Uh? Kenapa?"
Taehyung tak menjawab. Ia beranjak dan berjalan keluar, yang Jungkook sadari bahwa ternyata pria itu sudah bersiap sejak sebelum ia bangun.
"Untuk merayakan hari penting seseorang yang terlewatkan kemarin." Jawabnya santai.
Mata cantik Jungkook mengerjap berkali-kali, berusaha mencerna apa maksud dari perkataan Taehyung tadi. Merasa gemas karena Jungkook masih tak mengerti, Taehyung menyentil dahinya lalu mencuri ciuman lembut di bibir mungil itu.
"Dasar lamban!" Keluhnya. "Untuk perayaan ulang tahunmu, baby. Belum terlambat, bukan?"
"Ahhhh..." Tersadar, Jungkook lantas mendudukkan dirinya dengan cepat. "Apa kita akan pergi keluar?"
Taehyung mengangguk sambil tersenyum. Tangan besarnya mengacak rambut berantakan Jungkook.
"Kemana pun kau mau."
Pagi itu, senyum indah tercipta di wajah cantik Jungkook, setelah sekian lamanya.
***
Jungkook seolah melupakan harga dirinya sebagai bad boy di sekolah. Tawa cerianya bagaikan anak kecil menghiasi harinya bersama Taehyung hari ini. Taehyung membawanya ke pantai di ujung kota, menikmati suasana sepi namun nyaman berdua disana. Siapa yang menyangka bahwa Taehyung menyiapkan beberapa kejutan sederhana untuk Jungkook. Sebuah kue diletakkan di hadapan Jungkook, yang entah bagaimana dan entah kapan dibeli oleh Taehyung dan dibawa ikut bersama keduanya ke pantai. Yang terpenting, hal itu mampu membuat semua kerisauan Jungkook kemarin sirna.
Ini pertama kalinya ia merayakan ulang tahunnya bersama Taehyung. Bahkan bisa dikatakan ini pertama kalinya ia merayakan ulang tahunnya bersama seseorang. Well, Jungkook terkenal sebagai berandalan nakal dan menyeramkan di sekolah. Siapa yang berani mendekatinya hanya untuk sekedar mengajak berteman? Tidak ada. Lagipula Jungkook memang tidak berniat menjadikan siapapun temannya, tapi yah–Taehyung berbeda. Secara fakta, Taehyung memang bukan temannya. Seseorang yang lebih daripada teman, mungkin?
"Apa yang kau harapkan di ulang tahun kali ini?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Taehyung, sambil menatap Jungkook dengan tatapan intens.
Wajah Jungkook memerah, menandakan bahwa apa yang ia doakan di dalam hati sebelum lilin ditiup adalah sesuatu yang membuatnya malu.
Mana mungkin kukatakan bahwa aku berharap kau membalas perasaanku?
Ia buru-buru menggeleng, membuang tatapannya dan pura-pura sibuk menatap laut didepan matanya.
"S-Sesuatu yang tidak perlu kau ketahui."
Taehyung mengerutkan dahinya. Ia berkata, "sejak kapan kau berani menyimpan rahasia padaku?"
Jungkook hanya terdiam. Yah, dia milik Taehyung. Perintah Taehyung adalah mutlak, dan menyimpan rahasia bukanlah sesuatu yang seharusnya ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Wolf He's a Lion
FanfictionSerigala yang kejam sekalipun akan tunduk pada singa sang raja hutan. Begitupun Jungkook, sang berandalan sekolah yang akan selalu tunduk pada Taehyung, sang ketua OSIS di sekolah.