Bab 16

6.7K 312 0
                                    

Suara rintik hujan malam itu, membuat Devon berhenti di cafe dekat rumahnya. Mendadak ia jadi ingat kalau ditempat itu ia menembak Ilona dan langsung dotolak karena keduluan Regard.

Devon sebenarnya tidak tau kenapa ia masih canggung saat bertemu Ilona. Entah dia malu karena ditolak, atau karena alasan lain.

Tapi Devon tak mempermasalahkan itu sebenarnya. Ia juga kurang perduli. Toh dia sudah punya Helena. Ia sebenarnya merasa suka pada Helena karena itu karma untuknya. Dulukan Devon sering menghina Helena, membenci gadis itu. Niat membatalkan pertunanganpun tak pernah lagi Devon pikirkan.

kaca cafe yang transparan menbuat Devon memperhatikan seorang perempuan yang tengah menunduk dengan wajah sendunya, berjalan kearah cafe tempat Devon berada.

Bunyi ting yang berasal dari pintu masuk menandakan gadis itu telah masuk. Devon masih memperhatikan gadis itu. Basah kuyup, dengan mata sembab. Ilona mengedarkan pandangannya mencari bangku kosong. Dan pandangan mereka bertemu.

"Devon!"panggil Ilona lirih dengan suaranya yang agak serak

"hai"sapa Devon santai

"boleh duduk disini"Ilona menunjuk kursi kosong dimeja Devon. Devon hanya mengangguk

Ia sebenarnya penasaran kenapa Ilona menangis, gadis itu terlihat menyedihkan. Ia terus mengusap air matanya yang turun dengan deras. Ilona tak terisak hanya saja ia malah terlihat makin menyedihkan tanpa isakannya.

"are you oke? "tanya Devon penasaran

Ilona menatap Devon lalu tersenyum paksa"yah"balas Ilona seadanya

Devon tak tega melihat gadis itu kedinginan dengan bajunya yang sudah setengah basah. Devon melepaskan jaket armynya dan memasangkannya pada pundak Ilona.

"are you oke Ilona? "tanya Devon sekali lagi

Ilona benar-benar merasa mengutuk dirinya sekarang. Devon adalah pria baik yang memiliki ketulusan hati. Dan Ilona menyia-nyiakannya karena si brengsek Regard. Ilona kembali terisak pelan menelungkupkan wajahnya dimeja.

Devon semakin bingung melihat gadis itu"gue gak baik Devon. Rasanya sakit! "isak gadis itu masih menelungkupkan wajahnya dimeja, untung saja cafe itu sedang sepi hanya berisikan mereka berdua dan pelayan cafe lainnya

Devon mendengar perkataan gadis itu"apa yang salah Il? "tanya Devon pelan.

Ilona menegakkan kepalanya"Regard jadiin gue bahan taruhan. Ashole I hate him"

Devon mengepalkan tangannya marah. Bagaimanapun juga Ilona adalah sahabatnya"gue akan kasih dia pelajaran Il"

Ilona tersentak"jangan. Please lo gak usah kotorin tangan lo untuk nyentuh bajingan kayak dia. Please! "ucap Ilona serius

Devon mengangguk setuju. Ia sedang malas cari masalah juga.

"gue anter lo pulang"

Ilona mengangguk setuju, Devon menuntun Ilona menuju motornya kemudian melaju pelan kearah rumah Ilona yang terletak disamping rumahnya. Sesampainya disana Ilona segera turun dari motor pria itu dan melepaskan jaket Devon

"makasih"Ilona menyodorkan jaket Devon dengan senyumannya

Devon balik tersenyum"Istirahat ya. Gue yakin lo akan nemuin cowok yang lebih baik"ucap Devon tulus

Ilona tersenyum getir"gue udah lepasin cowok tulus itu"

Devon menaikkan sebelah alisnya bingung"kenapa lo lepasin"

"gue bodoh. Gue bodoh karena lepasin lo Devon"

Devon tersentak"give me a second chance? "

Devon menatap Ilona bingung

"Devon? "Devon membulatkan matanya mendengar suara itu.

Ia dan Ilona menatap kearah sumber suara diamana disana Helena bersama Kennan baru saja turun dari mobilnya. Helena membawa kotak makanan berisi masakannya yang dibuat langsung oleh gadis itu, dengan susah payah. Rela kecipratan minyak dan tangannya teriris pisau saat memotong bawang.

Dan sekarang Devon habis pergi kencan dengan Ilona. Yang Helena sendiri juga tau Ilona adalah gadis yang pernah Devon suka. Atau masih disukai Devon.

"Hel, kamu ngapain kesini?"tanya Devon dengan senyumnya yang mengembang

Helena tersenyum sinis"Bukan urusan kamu. Kak kita pulang sekarang"titah Helena langsung masuk kedalam mobilnya.

Kennan menatap Devon"gue yakin Helena salah paham. Lo bisa jelasin kedia besok"

Devon menggeleng"salah paham gimana. Gue gak ngapa-ngapain?"

Kennan berdecak"ingat Helena terlalu sensitive sama orang yang dia cinta. Devon lo ngerti kan maksud gue? "tanya Kennan memastikan

Devon menggangguk mengerti. Helena adalah orang yang cemburuan dan kalau ngambek bisa sampai berminggu-minggu. Shit! Devon baru sadar konteks pmbicaraannya dengan Ilona sangat wajar membuat  Helena cemburu.

Kennan menepuk pundak Devon lalu masuk kedalam mobil.

"sorry Il. Lo gak punya kesempatan. Gue udah jatuh cinta sama orang lain"Devon kembali menatap Ilona yang masihmasi setia melihat perdebatan Devon dengan kedua orang tadi

"cewek itu? "

"ya, namanya Helena. Gue masuk dulu"

Ilona tersenyum sinis"Devon lo gak bisa secepat itu lupain gue"

Didalam mobil Kennan benar-benar muak mendengar umpatan adiknya

"Devon bangsat! Berani-beraninya lo nemuin itu cewek"

"Hel udahlah lo tuh cemburuan banget sih"

Helena menatap Kennan garang"gimana perasaan lo kalau pacar lo nemuin orang yang pernah dia suka, cinta pertamanya. Pakai ngomongin kesempatan kedua lagi. Gimana kalau Devon nerima. Terus pacaran dibelakang gue"

Kennan kembali membuang  nafasnya entah untuk yang keberpa kalinya"hei, imajinasi lo. Tolong banget ya tolong. Gak usah ngedrama"

"abisnya gimana kak. Dia tuh Ilona saingan terberat gue"

"Ilona siapa sih. Mana gue tau dia siapa"ucap Kennan kesal

Helena berdecak kesal"dia cinta pertama Devon. Devon pernah nembak dia tapi Ilona keduluan ditembak orang. Devon patah hati deh. Nah sekarang dia ngomong soal kesempatan kedua maksudnya apa! "

Oke, Kennan mulai mengerti"tapi menurut gue gak usah parno deh.  Menurut gue Devon udah cinta sama lo. Liat sikapnya ke lo"

"tetep aja gue gak mau ada masalah dihubungan gue sama Devon"

"lo serius sama tuh cowok? "

"gak pernah seserius ini. Tapi gue agak kesel sama sikap posesif dia. Agak bikin gue risih"dengus Helena"malah sering banget main tonjok-tonjokkan sama Sam"

"alah cowok posesif karena dia kelewat sayang kali. Gue ke Aliana juga gitu"

"tapi lo gak separah Devon. Gue gak mau Devon deket-deket gue. Awas aja tuh cowok. Gue kasih hukuman. Liat aja seminggu kedepan"

"emang harus ya batas ambekan lo tuh seminggu? "ketus Kennan yang sudah paham gelagat adiknya kalau sudah ngambek

"udah lo diem aja. Liat aja hukuman lo Devon"ucap Helena dengan seringainnya

Dikamarnya Devon malah kalang kabut mencari cara agar Helena tidak terlalu parah ngambeknya pada Devon. Devon masih ingat ketika Helena memusuhi Aliana seminggu penuh. Dan itu mengerikan. Apapun yang dilakukan Aliana akan selalu salah didepan Helena.

Devon sibuk menelfon gadis itu tapi tak ada satupun panggilan Devon yang diangkat"Hel, ayolah perasaan aku tuh udah gak ada buat Ilona"desah Devon mulai frustasi.

My Possesive Ice Prince (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang