Bab 18

5.9K 290 1
                                    

"Sam, lepasin! "Helena berteriak kaget karena tiba-tiba saja Sam menarik tangannya. Helena tentu saja kaget bagaimana bisa Sam tau rumahnya, dia sudah pindah rumah saat Sam pergi ke Sidney, tak lain dan tak bukan ini pasti ulah Kennan

"gue mau ngomong"tanpa perduli Helena yang meronta Sam menarik gadis itu kedalam mobilnya

"Sam lo apaan sih, gue ada janji sama Devon"Helena berteriak dengan frustasi. Bagaimana kalau Devon datang mencarinya, satu jam lagi adalah acara date mereka, dan parahnya bagaimana kalau Devon tau yang membawanya sekarang adalah Sam orang yang dianggap berbahaya dalam status hubungan mereka

Sam tak memperdulikan teriakan Helena, seolah menulikan telinganya untuk sementara.

Helena benar-benar bingung sekarang, Sam sama sekali tak mendengarkannya. Sudah sewajarnya sifat Sam seperti itu, pemaksa harusnya Helena tau itu

Mobil Sam melambat, dan Helena tambah kebingungan karena mobil Sam berhenti di rumah Rana

"turun"Sam menutup pintu mobilnya dengan kasar, menbuat Helena sedikit kaget

Helena dan Sam memasuki rumah Rana

"Sam"Rana membuka pintu rumahnya dan Helena menangkap pandangan berbeda dari pandangan Rana terhadap Sam, seperti rasa suka mungkin

"lo bisa keluar bentar gak Ran!" Sam  berujar dengan sinis, dan itu membuat Helena yang diam dibalakangnya kebingungan

Rana mengikuti Sam, tanpa ia sadar Helena berada di depan Sam tak dilihatnya

"loh Helena!? "Rana berseru dengan kaget ketika ia melihat Helena berdiri di samping Sam

Helena mengernyit heran"kenapa Ran, kaget banget"

Rana memggeleng tapi entah kenapa dia terlihat gelisah

"Ran, jawab jujur apa lo kasih surat yang gue titip di lo ke Helena?!"

"surat?"Helena berseru dengan bingung"surat apa Sam?"

Sam mengetatkan rahangnya dengan marah, sudah jelas Rana tak memberikan surat pernyataan perasaan Sam pada Helena, kenapa?

"lo gak kasih Ran, kenapa! "sudah dari sananya Sam tak bisa menetralkan emosinya.

Rana hanya diam, tapi matanya menatap Sam dengan pandangan terluka"gue suka lo Sam"

Sam semakin mengatupkan rahangnya penuh emosi, dan Helena berada di keterpakuannya. Rana suka pada Sam,sejak kapan?

"gue gak suka sama lo Ran, kenapa sekarang lo bikin hubungan gue sama Helena rumit. Ran gue anggap lo sahbat"

"tunggu Ran, lo suka sama Sam, tapi kemarin lo jadian sama Alan, bahkan sampai nangis karena Alan selingkuh"seru Helena bingung

Rana menatap nyalang kearah Helena"gue bukan nangis karena Alan selingkuh, gue gak pernah suka sama Alan, cuma Sam. Gue nangis karena gue tau Sam akan balik dan nemuin lo Hel! "

"Ran, gue gak ngerti sama lo. Kalau lo suka Sam bilang sama gue. Gue akan ngalah buat lo!,  gue udah punya Devon dan gue sayang sama dia! "

Sam tau itu, Helena milik Devon, tapi Sam tak terima kalau Helena tak tau perasaannya selama ini"mana surat itu Rana! "Sam berseru dengan tegas

"gue bakar"Sam semakin mengepalkan tangannya, seandainya Rana cowok sudah ditonjoknya dari tadi. Tapi sebrengsek-brengseknya Sam dia tidak akan melukai seorang wanita.

"Shit!, kesalahan besar gue percaya sama lo Ran" Sam langsung menarik tangan Helena menuju mobilnya tanpa perduli tatapan terluka Rana

"kesalahan terbesar lo gak liat perasaan gue Sam"
_

"Sam gue gak ngerti semua ini. Bisa lo jelasin"Helena mendesah frustasi, Sam memberhentikan mobilnya di depan rumah Helena

"Sebelum gue pergi ke Sidney, gue tulis surat buat lo. Isinya gue juga punya perasaan yang sama Hel. Tunggu gue balik dan lo akan jadi milik gue. Itu isi suratnya"tanpa menatap Helena Sam menjelaskan semuanya.

"lo adalah cewek yang bikin bad boy kayak gue bertekuk lutut sama lo. Gue gak tau Hel kepergian gue buat orang punya kesempatan memiliki lo"

Sam terkekeh pelan"patah hati sakit ya Hel"

Helena diam, dia harus apa memang? Ini rumit, sangat rumit.

Lagu One Direction History mengalun didalam mobil. Helena merogoh tasnya lalu menatap layar handphonenya dengan panik

"Hallo Von, hah aku.. aku di-"

Belum sempat Helena menyelesaikan ucapannya kaca mobil Sam sudah diketuk dengan kasar dan yang mengetuk adalah Devon.

Helena membelalakan matanya, harus bagaimana ia, Devon emosian apalagi Sam. Helena mendesah lelah.

Sam turun dari mobilnya dengan santai, tapi tidak dengan Helena yang turun dengan grasak grusuk

Bugh Bugh

nah benarkan apa kata Helena kalau Sam dan Devon bertemu semuanya tak akan baik, Rusuh.

Devon terus memukul Sam dengan membabibuta, Helena tak tau kalau Devon bisa seganas itu bukannya Devon selalu kalem dan tidak perdulian. Oke itu dulu. Perubahan Devon terlalu drastis menurut Helena.

"Devon stop! Stop!"

Helena menarik tangan Devon dengan sekuat tenaga, dan syukur Devon bisa melepaskan pukulannya senentara

"lo ngapain ganggu pacar orang bangsat! "teriak Devon hingga urat uratnya mencuat dengan nata menggelap marah

Helena menebelalakan matanya saat melihat wajah babak belirbeli Sam, sudut bibir dan mata sobek, hidung yang terus mengeluarkan darah. Kenapa Sam tak melawan, Sam itu pemegang sabuk hitam, kenapa dia malah diam saja dipukuli Devon.

Helena dengan cepat menghampiri Sam"Sam, sam lo gapapa kan? "

Sam duduk dengan lemah, memegangi rahangnya yang terasa retak, tersenyum sinis kearah Devon yang menatapnya dengan nyalang"Helena gak suka cowok possesive kayak lo. Dia gak suka cowok kasar. Meskipun gue di juluki cowok bad boy dan brengsek. Seengaknya gue gak bikin Helena takut karena liat gue marah didepannya"

Sam berdiri dengan sedikit terhuyung, lalu masuk kedalam mobilnya

Helena menatap kosong mobil Sam yang melaju dengan cepat, dulu Sam pernah bilang pada Helena

"gue emang bad boy, kasar, perokok dan suka tawuran. Tapi gue gak akan memperlihatkan watak buruk gue ke lo Queen. Lo harus nyaman sama gue dan harus bahagia"

"King lo itu ngapain sih sok romantis sama gue. Lo bikin gue  baper tau"

"gue gak bikin lo baper kok. Lo juga gak perlu baper"

"maksud lo apa coba? "

"gue pergi ke Sidney besok. Temuin gue di Airport jam delapan"

"King lo gak bilang ke gue lo mau ke Sidney!!, lo jahat Sam"

"Hel"Helena tersadar dari lamunanya saat Devon menepuk bahunya pelan.

"kenapa kamu nangis? "

Helena menatap Devon dengan pandangan kosong, sekarang dia tak mengerti perasaanya. Ia bingung. Berada di titik kebingungannya.

"aku gak tau kamu bisa jahat ke orang Von, aku gak tau kamu bisa semarah itu, kamu bisa jadi sekasar ini, kenapa? "

"karena kamu milikku, your mine. Kamu gak ngerti Hel. Aku cemburu" kata terkhir yang Devon ucapkan lalu ia pergi meninggalkan Helena

Pendek gak? Hey aku mau kasih tau sesuatu, novel ini endingnya bisa melenceng dari bayangan kalian. Ending masih jauh sih. Jadi setia baca novelku ya hehe.

Hug and kiss buat yang udah vote atau coment.

Tambahin ke perpustakaan kalian dong guys.
😊😊

Salam dariku big hug

My Possesive Ice Prince (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang