Tujuh Belas

79 9 0
                                    

Begitu sampai di depan pintu kamar hotel, Ayesha berdiam sejenak. Dia tidak yakin bisa melakukan ini semua. Mengingat dia serta Jungkook sengaja melarikan diri untuk mencari Taehyung yang menghilang semenjak tour konser mereka di Jakarta. Kini dia harus satu kamar dengan idol ini. Membayangkannya saja tentu akan membuat orang ingin, apalagi Ayesha juga seorang ARMY yang mengidolakan lelaki ini.

Sial, kenapa juga dia menerima tawaran ini.

Padahal pekerjaan menjadi seorang penata gaya idol keinginannya sejak SMA. Kini harus menjadi korban jika nantinya pihak perusahaan akan menghukumnya atas dasar pelanggaran hak kontrak.

Jungkook mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Ayesha. Lelaki itu menyadari kalau wanita itu tengah berdiam seakan memikirkan sesuatu.

"Noona? Kau baik-baik saja kan?" tanya Jungkook lembut.

Ayesha terkesiap. Buru-buru dia menekan angka password agar pintu kamar ini terbuka. "Iya,"

"Karena kita baru sampai, besok kita akan mulai mencari dimana keberadaan Taehyung hyung itu. Noona, kau setuju kan?"

"Iya,"

Jungkook kemudian merebut koper merah itu. Dia membantu Ayesha membereskan semua keperluannya selama berada di Indonesia. Tangannya bahkan dengan sukarela menata barang-barang itu agar tertata rapi. Sementara itu Ayesha membuka koper yang berisikan makanan dari Korea.

"Kau ingin makan dulu?"

Jungkook mendekati Ayesha yang tengah mencari makanan kemasan itu. Dia memilih sendiri menu yang ia ingin makan. "Aku mau ramen,"

"Baiklah, kau tunggu sebentar."

"Noona,"panggil Jungkook kembali yang menghentikan langkah Ayesha. "Kau bisa tidur di kamar, aku di ruang tamu ini,"

Ayesha menggelengkan kepalanya singkat. "Jika ketua tau, aku bisa kena marah."

"Mereka kan tidak tau,"

"Tidurlah dengan nyenyak di kamar. Aku terkadang tak bisa tidur, sudahlah, jangan pikirkan keadaanku."

Jungkook mengerutkan keningnya. Lalu dia tersenyum singkat. "Noona, kau juga harus memikirkan keadaanmu."

"Dengar, Jungkook-ah. Kau ini tak perlu banyak berbuat aneh-aneh. Jadi, lakukanlah seperti apa yang kau lakukan ketika di Korea."

"Tidak bisa sama. Harus berbeda,"

"Apa?"

Jungkook menghela napas sejenak. "Di sini, akulah yang menjagamu. Karena aku seorang laki-laki."

"Ya! Uri maknae rupanya sudah berpikiran dewasa ya?"

Jungkook terkekeh singkat. "Baiklah, ada yang bisa ku bantu?"

"Kau istirahat saja,"

"Tidak mau, aku ingin membantumu,"

Jungkook mendekati Ayesha. Dia mengambil beberapa makanan siap saji dari Korea itu untuk ia masak sendiri. Jungkook tersenyum singkat. Dengan sengaja dia melakukannya sendiri yang membuat Ayesha bergidik ngeri.

"Ya! Kurang-kurangi senyuman aneh mu itu. Rasanya mengerikan, seperti ditatap oleh seorang psikopat,"sahut Ayesha yang membuat Jungkook menghentikan kegiatannya.

Alis nya berkerut, sambil menaruh bumbu-bumbu instan itu, dia menoleh ke arah Ayesha kesal. "Kalau aku psikopat kau mau apa?"

"Apasih ini orang,"

Jungkook terkekeh pelan. Mendadak dia diam sejenak. "noona, apa kau pernah suka dengan seseorang?"

Kalimat terasa menggantung begitu saja. Tanpa dia sadari, ia mengucapkan hal itu.

***

Taehyung meletakkan speaker itu. Sengaja dia tak mau mendengarkan lama-lama. Kini dia lebih memilih menonton sinetron Indonesia yang biasa ia lihat ketika menunggu Tika pulang. Dia menyalakan televisi, ketika sinetron yang ia biasa tonton ditayangkan, dia tak akan melewatkannya. Meski tak tau artinya, tetap saja dia mau menonton.

Mata elang lelaki itu menatap serius sang pemeran utama pria. Pemeran pria itu tengah menghajar beberapa sekumpulan genk motor dari kelompok lain. Dengan satu kali pukulan, anehnya lawannya sudah tepar.

Usai menyiapkan keperluannya esok, kini Tika menghampiri Taehyung yang sedang sendirian menonton TV. Mata nya terkejut ketika tak sengaja melihat Taehyung mengeluarkan air mata. Lihat, bahkan lelaki bodoh itu menangis hanya karena pemeran utama layar kaca terluka.

"Ya! Kim Taehyung, kau menangis menonton sinetron tak bagus ini?"tanya Tika yang mendadak ilfil.

Taehyung hanya menoleh singkat. Dia kembali memerhatikan adegan itu dengan perasaannya.

"Kau sudah gila?"

Taehyung mendengus kesal. "Kau menganggu saja, pergilah,"

"Kim Taehyung, kau bahkan tidak mengerti apa artinya itu, lalu kenapa kau bisa lemah seperti wanita?"

"Biarkan saja, toh, kau tidak peduli kan?"

Tanpa sepengetahuan lelaki itu, Tika mematikan TV dengan sengaja. Mendapatkan reaksi itu, Taehyung hanya mendengus kesal karena Tika sedang mengganggu dirinya. Alhasil dia ngambek.

"Ayo, kita makan diluar,"ajak Tika dengan ramah.

Taehyung melepaskan tangan itu. Dia lebih memilih menetap disana. "Kau masih berhutang tentang diriku,"

"Ya! Kau akan mengingatnya dengan sendiri. Aku tak mampu banyak membantu,"

Taehyung mengerutkan keningnya. "Kau kan mengenalku,"

"Tapi kita tidak dekat sebelumnya. Jauh bahkan sangat jauh, rasanya jika kau disini, itu seperti mimpi,"

Mata lelaki itu seakan mencari tau sesuatu, ya, dari matanya sudah tertebak. Kalau dia benar-benar ingin mengingat masa lalunya,

"Kau benar-benar ingin tau?"

Taehyung mengangguk iya. Dia bahkan sudah tak sabar menantikan jawaban dari gadis itu.

"Kamu adalah sosok yang sulit untuk aku gapai, sampai kapanpun."









Tbc


LOST in JAKARTA // kth bts 🔜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang