"Aku suka kafe ini ?," ucap Cassy sambil meminum Vanila Latte miliknya. Matanya bergerak kanan kiri, menjelajah setiap sudut kafe.
"Bahkan namanya juga unik," ucap Cassy sambil memandang papan nama bertuliskan The Cassanofa Cafe & Bar. "Lucu ya, kalau dilihat-lihat Cassanofa seperti penggabungan namaku dan namamu," ucapnya sambil tertawa. "Kebetulan sekali ya."
"Kamu suka ?," tanya Fabriyan menatap wajah Cassy yang ceria. Tangan kanannya terus menggenggam tangan kiri Cassy sambil sesekali mengelusnya lembut.
Cassy menganggukkan kepalanya antusias. "Suka banget. Tempatnya juga nyaman dan bikin betah."
"Aku juga," ucap Fabriyan dengan senyuman misterius.
"Jadi kepengen punya usaha kayak gini," gumam Cassy sambil pikirannya menerawang.
Fabriyan tersenyum sayang saat mendengar gumaman Cassy.
"Tahu ga kalo tiap hari ditempat ini selalu ada live musik," ucap Fabriyan membuyarkan lamunan Cassy.
"Oh ya ?," ucap Cassy dengan wajah tidak percaya. "Ada band yang sering tampil disini ?," ucapnya antusias.
"Ga cuman band sih. Kadang-kadang pengunjung yang datang ke kafe juga bisa ikut nyumbang lagu. Ya semacam penyaluran hobby."
"Wah keren. Kalo gue ajak May kesini bakal seneng tuh anak. Bisa karaokean terus si jenong," gumam Cassy dengan wajah ceria.
"Kamu suka nyanyi ?."
"Mmmhh. Begini-begini aku ini penyanyi box karaoke dan kamar mandi. Aku belum percaya diri kalau disuruh nyanyi dipanggung kayak gitu, soalnya suara aku ga begitu bagus," ucap Cassy melirik kearah panggung. Dia melihat seorang wanita sedang berdiri disana seperti akan bersiap menyanyi. "Eh kayaknya ada yang mau nyanyi."
Fabriyan ikut mengalihkan pandangannya kearah panggung.
Tidak berapa lama suara indahnya terdengar bersamaan dengan mengalunnya lagu Takkan pernah ada dari Geisha.
"Astaga dia nyanyi lagu yang kamu nyanyiin di mobil waktu itu," ucap Cassy dengan wajah berbinar.
"Kamu masih ingat lagu itu ?," tanya Fabriyan sambil melirik kearah wajah Cassy yang masih fokus kearah panggung.
Cassy menatap Fabriyan lembut. Senyuman sayang mengembang dibibir tipisnya. "Tentu saja aku ingat. Kau menyanyikannya dengan terus memandangku, jadi aku pikir lagu itu memang ditujukan untukku. Iya kan ?," tanya Cassy dengan wajah percaya diri sedangkan dalam hatinya merasakan kecemasan. Berharap pemikirannya benar, jika tidak dia akan menenggelamkan dirinya dilautan jika Fabriyan membantahnya.
Fabriyan menaikkan sebelah alisnya. Menatap balik Cassy dengan wajah yang tak terbaca.
5 detik
30 detik
1 menit
Astaga jangan katakan tidak...kumohon, batin Cassy malu. Wajahnya sudah berubah cemas.
Fabriyan tersenyum sayang. Wajah cemas Cassy, membuatnya gemas.
Fabriyan mencubit lembut kedua pipi Cassy. "Baguslah kau menyadarinya. Aku hampir menghabiskan 1 album Geisha agar kau paham mengartikan hatiku.""Iih sakit tahu," ucapnya sambil mengelus-elus pipinya yang sudah merona merah.
Fabriyan tertawa kekeh, dia gemas melihat wajah Cassy yang cantik sekaligus menggemaskan, terutama dibagian pipinya yang merona. Fabriyan menatap dalam wajah manis Cassy, karena wajah ini tidak akan pernah membuatnya bosan.
"Aku punya kejutan untukmu. Tunggu disini ya," ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan Cassy yang masih belum menyadari.
"Eh dia mau kemana ?," gumamnya sambil pandangan matanya mengikuti punggung Fabriyan yang terus berjalan kearah panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)
General FictionKarena mimpi itu yang selalu membayangiku setiap malam, akhirnya aku memutuskan untuk memiliki seorang bayi dari rahimku sendiri. Aku harus memilih calon dari ayah si bayi, bukan dengan menikahinya, aku hanya membutuhkan donor sperma dari seorang la...