Please check my typo ya
♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡•♡
1 bulan kemudian
Seorang pria berdiri dengan tegapnya didepan jendela yang menampilkan pemandangan kesibukan kota Jakarta.
Tangan kanannya meremas tongkat yang menjadi pegangannya saat rasa pening hinggap dikepalanya.
Tok tok
"Masuk," ucapnya mempersilahkan siapapun yang datang.
"Maaf pak, utusan dari Fitchgerald sudah datang. Bapak mau menemuinya di ruangan meeting atau disini ?," tanya seorang pria muda dengan tab yang dipegangnya.
"Disini saja," ucapnya lalu berjalan pelan menuju kursi kebesarannya. Langkahnya sedikit tersendat karena rasa sakit yang masih dirasakan pada kaki kanannya.
"Kaki bapak sakit lagi ?," tanya pria muda itu dengan wajah khawatir.
"Sedikit, hanya saja kali ini saingan dengan kepalaku," ucapnya sambil meringis saat duduk. Tangannya lalu memijat lembut pada dengkulnya yang terasa nyeri.
"Apa perlu saya undur pertemuan ini pak ?. Saya bisa mengaturnya kembali setelah kondisi bapak sehat."
"Tidak usah Indra. Hanya sedikit nyeri dan pusing saja, aku masih bisa bertahan. Biarkan dia masuk. Kita tidak boleh menundanya kembali."
"Baik pak Fabriyan. Saya permisi dahulu," ucap Indra yang bertugas sebagai asisten.
Fabriyan menganggukkan kepalanya.
Tidak berapa lama suara ketukan pintu terdengar, muncul Indra dari balik pintu lalu masuk kembali kedalam ruangan dengan seorang wanita yang memiliki paras cantik.
Rambut coklatnya tergerai indah dengan lekuk tubuh yang sexy dibalut dress warna merah maroon.
Entah kenapa aku merindukan seorang wanita berambut coklat, batin Fabriyan seperti merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat wanita itu.
"Selama pagi pak Fabriyan. Bagaimana kabar anda ?," sapanya sambil mengulurkan tangannya dan senyuman menggoda.
"Baik nona Diana. Terima kasih sudah datang, silahkan duduk," Fabriyan menyambut uluran tangan Diana tanpa bangkit dari duduknya. Bukannya dia malas atau tidak tahu sopan santun tapi karena kondisi kakinya yang masih sedikit sakit, dia mengurungkan niatnya untuk bangkit.
"Oh ya Indra, tolong bilang OB untuk membawakan Diana minuman. Kau mau minum apa Diana ?," tanya Fabriyan dengan ramah.
"Orange jus saja jika tidak merepotkan," ucapnya dengan nada lembut.
"Tidak merepotkan," ucap Fabriyan lalu memberi kode kepada Indra agar segera menyuruh OB untuk membuatkannya.
"Baik pak, saya permisi dahulu," ucap Indra undur diri lalu pergi keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)
Ficção GeralKarena mimpi itu yang selalu membayangiku setiap malam, akhirnya aku memutuskan untuk memiliki seorang bayi dari rahimku sendiri. Aku harus memilih calon dari ayah si bayi, bukan dengan menikahinya, aku hanya membutuhkan donor sperma dari seorang la...