"Daddy jagain mommy ya," ucap anak laki-laki dengan tatapan teduhnya.
"Selalu," ucap Fabriyan dengan senyuman lembut. "Daddy akan menjaga kalian."
"Sebentar lagi, aku akan datang dad," anak laki-laki itu tiba-tiba menangis.
Fabriyan merengkuh tubuh kecil anak itu, menatap wajah tampannya yang sangat serupa dengan wajahnya saat kecil. "Hei jagoan daddy, kenapa menangis ? Daddy pasti akan menunggumu," ucap Fabriyan dengan raut wajah heran.
"Aku mau daddy jagain mommy ya dad," pintanya kembali. "Kasihan mommy akan disakiti."
"Hei tampan, tidak akan ada yang menyakiti mommy. Tidak selama masih ada daddy," ucap Fabriyan tegas. "Daddy akan selalu menjaga kalian bahkan dengan nyawa daddy sekalipun." Fabriyan memeluk erat anak laki-laki itu.
Tiba-tiba pelukannya terlepas saat dua orang berbaju serba hitam dengan wajah yang tidak terlihat menarik paksa anak laki-laki itu dari Fabriyan.
"Hei lepaskan dia," Fabriyan mengejar dua pria itu dengan semangat tapi anehnya dia tidak bisa menjangkau kedua orang itu padahal jaraknya tidak terlalu jauh dengannya.
Fabriyan melihat kearah kedua kakinya. Tidak ada apapun yang mengikat kakinya, tapi entah kenapa saat dia mencoba untuk melangkah, kakinya hanya terdiam kaku seperti telah dipaku ke tanah.
"Daddy tolong mommy... Daddy tolong mommy," teriak anak laki-laki itu dengan tangisan yang menderu.
Fabriyan pucat karena kedua orang tua terlihat makin bergerak menjauh darinya. Dibelakang kedua pria itu ada seorang pria berbadan gemuk sedang menggendong seorang wanita muda yang terlihat lemah.
Badan Fabriyan menegang saat melihat wajah cantik yang sedang terpejam dan terlihat tidak berdaya. Ada darah yang terus mengalir dari keningnya dan hampir memenuhi wajah cantiknya.
"Cassy," gumam Fabriyan dengan wajah takut. "Cassy," panggilnya dengan teriakan.
"Tunggu mau apa kalian ? Jangan sakiti Cassyku, jauhi wanitaku," teriak Fabriyan yang tidak digubris oleh ketiga pria itu. "Aku akan membunuh kalian jika menyakitinya."
Fabriyan terus berusaha menggerakkan kakinya agar dapat menghampiri orang-orang itu tapi nihil, bahkan kakinya tidak bergeser sedikitpun.
Wajahnya sudah berubah pucat, keringat sudah mulai mengalir diwajah tampannya. Teriakan-teriakan anak kecil itu dan Cassy yang terlihat lemah membuatnya makin frustasi - depresi. Fabriyan terlihat tidak berdaya.
"Daddy tolong mommy... Daddy tolong mommy."
"Anakku... Cassy," teriak Fabriyan saat ketiga orang itu makin menjauh membawa orang-orang yang berarti dalam hidupnya. Cintanya.
"Daddy tolong mommy... Daddy tolong mommy."
"Anakku... Cassy," teriak Fabriyan. "Bangsat berhenti kalian."
"Daddy tolong mommy... Daddy tolong mommy."
"Anakku...Cass.,"
"Fab...Fabby," suara perempuan yang terdengar cemas memanggil-manggil Fabby yang sedang berbicara racau.
"Fabby, kumohon bangunlah," panggilnya kembali sambil mengoncang-goncangkan tubuh pria yang sudah dipenuhi keringat.
"Cassyyyy," teriaknya sambil terbangun duduk dari tidur. Wajahnya sangat pucat dan berkeringat. Napasnya tersengal-sengal dengan cepat.
"Kau kenapa Fab ? Kau tidak apa-apa ?."
Fabriyan menoleh kearah suara.
Cassy terlihat cemas, raut ketakutan terlihat jelas diwajahnya. "Kau kenapa Fab ? Kau membuatku sangat takut," ucap Cassy dengan suara bergetar. Mata coklatnya yang indah sudah berkaca-kaca.
![](https://img.wattpad.com/cover/105951298-288-k135766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)
Fiction généraleKarena mimpi itu yang selalu membayangiku setiap malam, akhirnya aku memutuskan untuk memiliki seorang bayi dari rahimku sendiri. Aku harus memilih calon dari ayah si bayi, bukan dengan menikahinya, aku hanya membutuhkan donor sperma dari seorang la...