TPP 16

18.4K 1K 24
                                    

#belum diedit dan check typonya
Gara-gara susah signal dikampung updatenya jadi kesendat.

♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤

Cassy terus melihat jam yang tertera di ponselnya.

"Sudah jam 11 malam dan dia belum juga kembali," gumam Cassy. "Coba telepon lagi ah," Cassy menekan nomor 1 dan menahannya lama.

Calling My bossy

"The number you are calling is not active please try again in a view minutes."

"Kamu kemana sih Fab ?," ucap Cassy yang terlihat mulai resah.

Cassy meraih jaket yang tergantung di badan ranjang lalu mengambil ponsel dan dompet kemudian berjalan menuju pintu keluar.

"Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa," ucap Cassy sambil terus melangkah menuju lift. Wajahnya dipenuhi dengan ketakutan.

Ting

Cassy melangkah memasuki lift kemudian menekan tombol untuk loby. Dia akan menunggu Fabriyan dibawah.

Ting

Saat pintu lift terbuka Cassy segera berjalan keluar, tiba-tiba langkahnya terhenti saat matanya tanpa sengaja tertuju pada mobil warna merah yang berhenti tepat didepan pintu masuk hotel.

Cassy mengenal pria yang sedang berdiri disamping mobil itu dan berbicara dengan seorang wanita yang terbilang cantik. Tubuh Cassy menegang saat pria yang sangat dicintainya mencium pipi wanita itu.

"Auuww," keluh Cassy saat tubuhnya hampir terhimpit oleh pintu lift yang akan menutup. Secara refleks Cassy langsung mundur kebelakang hingga tubuhnya membentur dengan dinding lift.

Cassy langsung menangis saat pintu lift kembali tertutup. Dia memutuskan untuk kembali ke kamar.

Kedua pipi Cassy sudah basah dengan air mata. Keuntungan baginya karena kondisi lift yang sepi, sehinga dia dapat menangis dengan keras. "Kau penipu...kau jahat...aku benci...benci kamu," seru Cassy dengan nada lirih.

Ting

Cassy langsung berlari keluar saat pintu lift terbuka. Dia tidak ingin Fabriyan menemukannya dengan kondisi seperti ini, apalagi menemukannya yang baru saja melihatnya berselingkuh.

Brakk

Cassy menutup pintu dengan sangat keras. Dia tidak perduli jika itu akan menimbulkan kegaduhan. Cassy langsung berjalan menuju kamar mandi, dia harus mencuci wajahnya agar tidak ada jejak bekas tangisan.

Setelah membasuh wajahnya, Cassy segera naik keatas ranjang, berbaring, menutup tubuhnya dengan selimut lalu menutup matanya. Dia harus terlihat sudah tertidur dan berpura-pura tidak terjadi apapun.

Ceklek

Cassy merasakan Fabriyan sudah masuk kedalam kamar. Dia tidak dapat melihat wajah Fabriyan karena posisi dia tidur menghadap jendela. Cassy merasakan pergerakan diatas ranjang.

"Hai liebe," sapa Fabriyan sambil mengelus kepalanya. "Kamu pasti lelah ya menungguku."

Ya, aku lelah menunggu tunangan yang sedang selingkuh, batin Cassy kesal.

"Maaf aku terlambat, liebe," Fabriyan mengecup puncak kepala Cassy. "Hari ini banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Pekerjaan yang berhubungan dengan wanita, batin Cassy geram. Dasar pembual.

"Besok adalah hari penting. Aku ingin kamu bahagia," ucapnya lalu mengecup kembali.

Mana ada perempuan yang bahagia melihat tunangannya berselingkuh.

The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang