Mulmed diatas lagu yang didengerin Cassy saat tertidur.
Sumpeh thor aja ampe ketiduran saat dengerin lagu ini sambil ngetik cerita TPP.
Tapi Awas kalian jgn sampe ikut ketiduran pas baca chapter ini...ntar ga ada yang Voment donk😭😭😭😭♡○♡○♡○♡○♡○♡○♡○♡○♡○♡○♡
"Edward, kenapa kau tinggalkan pos mu ? Cepat balik, banyak tamu yang order," teriak Reni.
"Bentar aku nganter klien dulu ke bos, gantiin dulu napa," seru Edward dengan nada kesal.
"Tamu lagi banyak nih gue ribet, udah buruan," ucap Reni yang langsung berbalik dan turun kebawah.
"Aduh gimana nih. Si Miley juga kemana lagi, ini kan tugas dia," gumam Edward sambil mengacak-acak rambutnya.
"Maaf pak, bapak gapapa kan ketemu sendiri, itu kantornya bos," ucap Edward menunjuk pintu kayu berwarna putih. "Maaf banget nih saya ga bisa nemenin."
Fabriyan mengangguk sekilas. "Gapapa saya bisa sendiri kok bertemu bos kamu," ucap Fabriyan dengan senyuman.
"Ya dah bro, saya tinggal dulu ya. Ketuk aja langsung pintunya. Bos kami baik hati kok," ucapnya lalu berbalik dan melangkah cepat menuruni tangga.
Fabriyan menatap pintu kayu dengan perasaan bingung. "Astaga kenapa denganku, aku seperti orang yang akan melamar pekerjaan," gumam Fabriyan terlihat gugup.
"Pria itu bilang, bosnya baik. Semoga," ucapnya Fabriyan berbicara sendiri. "Sial, ada apa denganku."
Tok tok
Fabriyan mengetuk pintu dengan tangan gemetar.
"Apa tidak ada orang ya ?," ucapnya pada diri sendiri saat tidak ada jawaban dari dalam. "Apa pemilik kafe ini sedang pergi," gumam Fabriyan sambil mencoba mengetuk pintu kembali.
Tok
"Eh," Fabriyan tersentak saat tanpa sengaja ketukannya malah membuat pintu bergeser.
"Tidak dikunci," ucap Fabriyan saat melihat pintu yang terbuka sedikit.
Samar-samar terdengar alunan lagu Ed Sheeran dari dalam ruangan.
Fabriyan mendorong pelan pintu agar lebih terbuka. "Maaf permisi," ucapnya saat pintu mulai terbuka lebar.
"Permisi. Maaf saya tidak seng....," ucapan Fabriyan terhenti saat dia melihat seorang perempuan sedang tertidur diatas sofa.
Fabriyan terlihat tertarik untuk mendekatinya. Dia berjalan sangat pelan kearah Cassy yang tertidur pulas, seperti tidak ingin langkah kakinya akan membangunkannya.
Fabriyan menatap lembut wajah Cassy yang tertidur sangat nyenyak. Dia terlihat seperti sedang menikmati suatu pemandangan indah.
Wajahnya seperti malaikat, batin Fabriyan sambil tersenyum sayang. Begitu damai.
Tanpa sadar tangan Fabriyan bergerak kearah pipi Cassy. Menyentuh dan mengelusnya dengan sangat..sangat lembut. Seperti yang sedang disentuhnya saat ini adalah sebuah kaca tipis yang kapanpun akan bisa pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)
General FictionKarena mimpi itu yang selalu membayangiku setiap malam, akhirnya aku memutuskan untuk memiliki seorang bayi dari rahimku sendiri. Aku harus memilih calon dari ayah si bayi, bukan dengan menikahinya, aku hanya membutuhkan donor sperma dari seorang la...